Berita Penajam Terkini

Mengenal Ornamen Mastogok, Bentuk Indentitas Masyarakat Adat Paser Yang Diusulkan di Bangunan IKN

Adalah ornamen Mastogok, berdasarkan informasi dari Lembaga Adat Paser (LAP)

Penulis: Nita Rahayu | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO/NITA RAHAYU
Ornamen Mastogok pada atap rumah adat Paser di kabupaten Penajam Paser Utara (PPU).TRIBUNKALTIM.CO/NITA RAHAYU 

TRIBUNKALTIM.CO,PENAJAM- Salah satu bentuk pelibatan masyarakat adat Paser Balik sebagai masyarakat asli kecamatan Sepaku, kabupaten Penajam Paser Utara, adalah meminta kepada pemerintah Pusat agar unsur adat mereka termuat dalam bangunan yang nanti bakal berdiri kokoh di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.

Adalah ornamen Mastogok, berdasarkan informasi dari Lembaga Adat Paser (LAP)

Mastogok adalah sebuah karya yang telah turun temurun dijadikan ciri khas masyarakat adat Paser.

"Mulai diperkenalkan sejak zaman kesultanan Paser sekitar tahun 1703. Mastogok secara umum berarti mahkota. Sebab penempatannya selalu berada di puncak atap sebuah bangunan," ungkap Anggota Bidang Kebudayaan Lembaga Adat Paser (LAP), Paidah Riansyah Minggu (15/5/2022).

Bentuknya yang memiliki sisi vertikal, menggambarkan arti hubungan manusia dengan sang pencipta, kemudian sisi kiri dan kanan yang berbentuk seperti, sayap memiliki makna keseimbangan hubungan manusia dengan mahluk hidup yang berdampingan dengannya.

Baca juga: Masyarakat Adat Paser Balik Ajukan Gugatan UU IKN ke Mahkamah Konstitusi

Baca juga: Pemindahan IKN dan Warga Paser Balik yang Terabaikan, AMAN: Perlindungan atas Hak Hutan Adat Minim

Baca juga: Soal Konsep Pembangunan IKN, Masyarakat Adat Dayak Paser PPU Harap tak Lepas Kearifan Lokal

Dalam ornamen Mastogok, biasanya terdapat berbagai motif yang dijadikan pelengkap, namun yang paling sering digunakan yakni motif lempinak.

Perlu diketahui bahwa lempinak adalah jenis tumbuhan yang biasanya hidup diladang, penanda tanah tempat lempinak itu hidup berarti tanah yang subur.

Ornamen Mastogok juga identik dengan berbagai macam warna yang dipadukan. Mulai dari Kuning, putih, merah, hitam dan hijau.

Warna kuning dalam ornamen Mastogok adalah lambang dari Dewa Tondoi, orang Paser terdahulu sebelum menganut agama Islam, Kristen, dan Budha percaya bahwa dewa Tondoi adalah dewa yang memberikan kesejahteraan dan kejayaan serta menguasai alam air.

Kemudian warna Putih yang artinya Dewa Sengiang, masyarakat adat Paser dulu memiliki kepercayaan bahwa Dewa tersebut yang menguasai alam langit.

Lalu ada warna merah yang artinya adalah warna dari dewa Nayu, dahulu mereka percaya dewa inilah yang mengatur terjadinya petir.

Ada pula warna hitam yang melambangkan warna dari dewa Longai kepercayaan mereka dewa inilah yang menguasai seluruh daratan.

Terakhir ada warna hijau, warna ini belakangan muncul pada ornamen Mastogok.

Tepatnya saat masyarakat adat sudah mulai menganut paham dan agama masing-masing, maknanya secara spesifik yakni alam semesta.

Dahulu penggunaan ornamen Mastogok umumnya hanya pada bangunan milik kalangan tertentu saja, seperti pembesar-pembesar di kerajaan atau kesultanan, kalangan bangsawan dan atau tokoh-tokoh berpengaruh di masa itu.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved