Virus Corona

Miris, Ledakan Covid-19 di Korea Utara, Angka Kematian Meningkat di Saat Persediaan Obat Kurang

Miris, ledakan covid-19 di Korea Utara, kematian meningkat di saat kurangnya persediaan obat-obatan. Pada Minggu (15/05/22).

Editor: Doan Pardede
voanews
Pada Kamis lalu (12/05/22), Korea Utara telah meningkatkan kesiapannya pada covid-19 menjadi sistem pencegahan epidemi darurat maksimum. 

TRIBUNKALTIM.CO - Ledakan kasus covid-19 terjadi di Korea Utara.

Mirisnya, angka kematian meningkat di saat  persediaan obat-obatan kurang.

Pada Minggu (15/05/22), Korea Utara telah melaporkan 390.000 kasus demam baru yang terdeteksi.

Dan menurut media pemerintah, terdapat tambahan delapan kematian menjadikan jumlah kematian di Korea Utara sejauh ini diketahui menjadi 50.

Baca juga: Berikut Kelompok-kelompok yang Terdampak Pandemi Covid-19 dari Sisi Kesehatan Mental

Baca juga: Benarkah Hepatitis Akut Dampak Long Covid-19? Simak Fakta dari Hasil Tes PCR Lengkap Hipotesa Ahli

Baca juga: Sekian Lama Ditutup, Kenapa Kim Jong Un Baru Umumkan Kasus Covid-19 di Korea Utara? Ini Kata Pakar

Pejabat Agensi Berita Sentral Korea (KCNA) mengatakan pada Senin (16/05/22) bahwa pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengecam keras penundaan transfer obat-obatan dari cadangan negara ke apotek, yang diperintahkan untuk buka selama 24 jam. Terutama, selama akhir pekan.

Dikatakan bahwa Kim mengeluarkan perintah untuk memobilisasi sumber daya Tentara Rakyat, termasuk personel medisnya, untuk mendukung upaya persediaan apotek di ibu kota, Pyongyang. 

Kim menyerukan kewaspadaan dalam perang anti-epidemi akut serta menegur Kabinet dan pejabat publik atas sikap kerja dan kemampuan eksekusi mereka yang tidak bertanggung jawab.

Pada Kamis lalu (12/05/22), Korea Utara telah meningkatkan kesiapannya terhadap covid-19 menjadi sistem pencegahan epidemi darurat maksimum.

Sejak saat itu, untuk pertama kalinya Korea Utara mengakui keberadaan virus berbahaya di negaranya. 

Pada Jumat (13/5/2022), Korea Utara telah mengumumkan kematian Covid-19 pertamanya di tengah ledakan kasus Covid-19.

Kantor berita resmi KCNA (Kantor Berita Pusat Korea) telah mengonfirmasi bahwa enam orang telah meninggal dan menambahkan bahwa salah satu dari mereka telah dites positif untuk varian Omicron yang sangat menular.

Analisis sampel yang diambil dari sekelompok orang yang menderita demam di Pyongyang memperlihatkan satu kasus virus corona subvarian BA.2, juga dikenal sebagai varian omicron siluman.

Meskipun telah mengakui keberadaan virus berbahaya di negaranya, Korea Utara tampaknya masih terbatas dalam mengonfirmasi hasil tes covid-19 tambahan.

KCNA mengatakan, selama inspeksi di tempat apotek lokal Minggu malam (15/05/22), Kim menemukan apotek yang masih tergolong belum mumpuni dalam penyimpanan obat-obatan serta etalase yang masih dinilai buruk dan terlihat pula beberapa apoteker yang tidak mengenakan jas apoteker mereka.

Stasiun televisi resmi Korea Utara pun selama akhir pekan memberikan kampanye dalam melakukan perawatan diri seperti menjaga kebersihan mulut dengan sering berkumur dengan air garam. 

Juga mendorong orang untuk mengonsumsi buah-buahan yang kaya vitamin C dan menghindari makanan panggang dan berminyak yang lebih sulit dicerna. 

Baca juga: Penyebab Hepatitis Akut Diduga dari Adenovirus hingga Covid-19, Ahli dari Inggris Buka Suara

Kenapa Kim Jong Un Baru Umumkan Kasus Covid-19 di Korea Utara? Ini Kata Pakar

Sekian lama ditutup rapat, kenapa Kim Jong Un baru umumkan kasus Covid-19 di Korea Utara?

Pertanyaan tersebut muncul menyusul informasi terbaru yang disiarkan pemerintah Korea Utara.

Seperti diketahui, pemimpin Korea Utara Kim Jong Un untuk pertama kalinya mengakui kasus Covid-19 di negaranya.

Padahal sebelumnya, pemerintah Korea Utara tidak pernah mempublikasikan kasus Covid-19 yang terjadi di negara tersebut.

Bahkan Korea Utara bersikeras mempertahankan status nol dalam kasus Covid-19.

Selain melakukan upaya desinfeksi selama berbulan-bulan, Korea Utara juga melakukan lockdown secara ketat semenjak kasus Covid-19 muncul di belahan dunia sekitar dua tahun lalu.

Namun, pada hari Jumat (13/5/2022), Korea Utara secara mengejutkan melaporkan 21 kematian tambahan akibat Covid-19.

Kantor Berita Negara Korea Utara (KCNA) mengatakan hampir 281.000 orang telah menerima perawatan dan 27 di antaranya telah meninggal dunia.

KCNA pun juga mengatakan bahwa varian Omicron dari Virus Corona telah dikonfirmasi sebagai penyebab satu kematian.

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un pun terpaksa tampil di hadapan publik dengan menggunakan masker.

Ia mengonfirmasi bahwa pusat penularan kasus Covid-19 di negaranya berasal dari ibu kota negara tersebut, Pyongyang.

Baca juga: Penyebab Hepatitis Akut Diduga dari Adenovirus hingga Covid-19, Ahli dari Inggris Buka Suara

Kim Jong Un menyatakan pada April lalu, Korea Utara telah mengadakan dua peringatan penting — peringatan 110 tahun kelahiran pendiri Korea Utara Kim Il Sung pada 15 April dan diikuti 10 hari kemudian oleh Hari Yayasan Militer ke-90. 

Peristiwa itu menciptakan kerumunan besar-besaran.

Yang Moo-jin, seorang profesor di Universitas Studi Korea Utara yang berbasis di Seoul, mengatakan bahwa pengungkapan situasi Pyongyang tentang situasi Covid-19 yang parah oleh Kim Jong Un tampaknya memiliki dua tujuan.

"Korea Utara mempublikasikan situasi Covid-19-nya kemungkinan karena, satu, membutuhkan keterlibatan rakyatnya untuk mengatasi virus tersebut. Dan kedua, itu secara tidak langsung mengirim pesan ke komunitas internasional, bahwa jika itu terjadi, Korea Utara akan membutuhkan bantuan," ungkap Yang Moo-Jin dikutip TribunKaltim.co dari VOA.

Baca juga: Ogah Bernasib Seperti China & Hongkong, Taiwan Tinggalkan Zero Covid dan Pilh Berdamai dengan Corona

Calon menteri unifikasi di kabinet baru Yoon Kwon Young-Se mengonfirmasi bahwa dia akan mendorong bantuan kemanusiaan untuk Korea Utara, termasuk perawatan Covid-19, jarum suntik dan pasokan medis lainnya.

Hal ini pula yang akan menghidupkan kembali dialog antar-Korea khususnya.

Di mana diharapkan akan ada kerja sama potensial antar Korea Utara dengan Korea Selatan terkait Covid-19.

Sebelumnya, Korea Utara belum mengambil langkah praktis untuk mencari bantuan dari luar.

Dan sejauh ini, Korea Utara tampaknya masih berpegang teguh pada ideologi budaya kemandirian yang telah lama diterapkan. 

Sebelumnya KCNA pernah melaporkan bahwa Kim Jong Un menyatakan keyakinannya bahwa Korea Utara akan dengan sempurna memblokir dan menghentikan sumber virus dan memimpin kemenangan terobosan dalam kampanye pencegahan epidemi yang hebat.

(TribunKaltim.co/Hartina Mahardhika)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved