Berita Nasional Terkini
SINDIRAN KERAS Partai Muda Ini Kepada Menteri Jokowi yang Sibuk Urusi Hasrat Politik di Pilpres 2024
Sindiran keras partai muda ini kepada Menteri Jokowi yang sibuk urusi hasrat politik di Pilpres 2024.
TRIBUNKALTIM.CO - Pilpres 2024 memang masih 2 tahun lagi, namun para tokoh politik telah melakukan akselerasi politiknya sejak saat ini.
Di antara mereka bahkan saat ini telah melakukan konsolidasi antar partai politik.
Tema besarnya apalagi kalu bukan otak-atik nama yang bakal diusung sebagai Capres dan Cawapres di Pilpres 2024.
Sebagian tokoh yang melakukan pergerakan politik, tak lain merupakan para menteri yang berstatus aktif jadi pembantu Jokowi dan Maruf Amin.
Di tengah melorotnya kepuasaan masyarakat kepada pemerintah, hingga situasi ekonomi sulit yang dihadapi negara, para menteri justru sibuk dengan aktifitas politiknya.
Setidaknya pandangan tersebut lahir dari Partai Solidaritas Idonesia (PSI).
Ya, sindiran keras partai muda tersebut kepada Menteri Jokowi cukup tajam.
Menurut PSI, alih-alih melakukan perubahan situasi nasional dengan membantu Jokowi para menteri justru sibuk mengurusi hasrat politik masing-masing untuk Pilpres 2024.
Selengkapnya ada dalam artikel ini.
Baca juga: Kabar Melegakan, Pengamat Bocorkan Jokowi Tolak Kenaikan LPG, Pertalite & Listrik
Baca juga: KABAR BURUK Buat Putin, Inggris Klaim Rusia Kehilangan 1/3 Kekuatan Tempur Darat Gara-gara Ukraina
Melansir Kompas.TV, Wakil Ketua Dewan Pembina DPP PSI Grace Natalie mengingatkan kepada seluruh menteri yang duduk di kursi Kabinet Indonesia Maju agar tetap fokus bekerja hingga periode pemerintahan Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin berakhir.
Hasil survei terbaru yang diadakan Indikator Politik Indonesia menemukan, tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja Presiden Jokowi menurun jika dibandingkan dengan hasil survei sebelumnya.
Menurut Grace, penurunan tersebut lantaran banyak para pembantu presiden yang sibuk melakukan konsolidasi menjelang Pilpres 2024.
"Saya melihat, survei ini mesti dijadikan alarm peringatan keras kepada para menteri Pak Jokowi - Kyai Maaruf, sebagai pembantu presiden, agar konsentrasi penuh dan sepenuh hati membantu Pak Jokowi," kata Grace dalam keterangan tertulis, Senin (16/5/2022).
"Saya paham sekali bahwa ada beberapa menteri yang punya cita-cita menjadi presiden atau wakil presiden pada tahun 2024 yang akan datang."
Baca juga: Jokowi & Megawati Memiliki Peran Penting Pilpres 2024, Politikus PDIP Singgung Pasangan Prabowo-Puan
Ia menyebut, Presiden Jokowi tentu tidak bisa bekerja sendiri sehingga para menteri harus bertanggung jawab terhadap jabatan yang telah diembannya tersebut.
"Sangat menyedihkan, Pak Jokowi yang siang malam bekerja untuk rakyat tapi persepsi publik, approval rating-nya, turun," ujarnya.
Ia menyebut, tak ada yang melarang bila para menteri mempunyai hasrat politik untuk mencapai kesuksesan di Pilpres 2024.
"Namun jangan sampai cita-cita politik itu mengorbankan kepentingan rakyat dengan membiarkan Pak Jokowi bekerja sendiri tanpa mendapat dukungan memadai dari kementerian teknis dalam mengimplementasikan kebijakan presiden," kata Grace.
Baca juga: Jadi King Maker, Jokowi dan Megawati Kemungkinan Dukung Prabowo-Puan di Pilpres
Sebelumnya seperti diwartakan KOMPAS.TV, lembaga survei Indikator Politik Indonesia mencatat, tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja Presiden Jokowi pada Mei 2022 berada di angka 58,1 persen.
Angka tersebut menurun dibandingkan angka pada survei terakhir yang diadakan pada 20-25 April 2022, yang tercatat sebesar 64,1 persen.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengungkapkan, faktor utama menurunnya tingkat kepuasan terhadap kinerja Jokowi adalah penciptaan lapangan pekerjaan, dan harga-harga kebutuhan pokok yang meningkat.
"Sebelumnya itu yang paling tinggi (faktor ketidakpuasan) seperti zaman Covid sedang merajalela itu adalah Covid. Setelah Covid mulai bisa terkendali, isunya yang dianggap penting dan jadi sumber ketidakpuasan adalah penciptaan lapangan pekerjaan, sekarang adalah harga pokok meningkat," kata Burhanuddin dalam konferensi pers secara virtual, Minggu (15/5/2022).
Baca juga: Heboh, Kabar Jokowi Dicueki Pejabat Amerika Saat Kunker, Kemenlu Pun Angkat Suara
Dalam survei yang sama, mayoritas responden juga menilai kondisi ekonomi nasional saat ini dalam situasi buruk.
"Lebih banyak yang menilai kondisi ekonomi nasional pada umumnya sekarang buruk/sangat buruk," kata Burhanuddin.
Menurut penjelasannya, dalam hasil survei tersebut tercatat hanya 1,7 persen responden yang menilai kondisi ekonomi nasional saat ini sangat baik.
Sementara 28,6 persen responden, lanjut Burhanuddin, menganggap kondisi ekonomi nasional baik.
Dengan demikian, kata dia, total responden yang menilai kondisi ekonomi nasional sangat baik atau baik sebanyak 30,3 persen.
Lebih lanjut, Burhanuddin mengatakan, berdasarkan survei, terdapat 31,4 persen responden yang menyatakan kondisi ekonomi nasional dalam situasi yang sedang-sedang saja.
Kemudian, 30,5 persen menjawab situasi ekonomi nasional kini sedang buruk, dan 6,3 persen responden menjawab sangat buruk. Lalu sisanya, yakni 1,5 persen, menjawab tidak tahu atau tidak menjawab.
“Sehingga total yang menilai buruk/sangat buruk sebesar 36,8 persen,” jelas Burhanuddin. (*)
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.