Berita Nasional Terkini
KKB Papua dan OPM Perang Mulut, Sampai Ancam Bongkar Tempat Persembunyian Cuma Gara-gara Hal Ini
KKB Papua dan OPM perang mulut, sampai ancam bongkar tempat persembunyian teroris cuma gara-gara hal ini.
TRIBUNKALTIM.CO - Di sela ketegangan KKB Papua dan TNI yang tengah berkonflik.
Baru-baru ini KKB Papua juga bersetru dengan Organisasi Papua Merdeka alias OPM.
Keduanya perang mulut sampai ancam bongkar tempat persembunyian.
Penyebabnya, lantaran KKB Papua menganggap pekerjaan diplomasi OPM di luar negeri hanyalah akal bulus.
KKB Papua khusunya kelompok Egianus Kogoya, diplomasi yang dilakukan OPM hanya untuk kepentingan sendiri, bukan kemerdekaan Papua.
Kondisi ini jelas menggambarkan pecah belahnya perjuangan memerdekan Papua.
Informasi selengkapnya ada dalam artikel ini.
Baca juga: SIAP-SIAP 450 Prajurit TNI Kalimantan Menuju Papua, Pangdam VI Beri Pesan Khusus Hadapi KKB Papua
Melansir TribunManado.co.id dengan judul Jubir OPM Ancam Panglima KKB Papua: 'Kau Lebih Baik Diam atau Kami Bongkar Tempat Persembunyianmu', juru Bicara TPNPB OPM, Sebby Sambom dan Panglima Perang KKB Papua Kodap Ndugama, Egianus Kogoya kini terlibat perang mulut.
Sebby Sambom angkat suara soal tudingan panglima perang Egianus Kogoya yang menilai pekerjaan diplomasi Papua Merdeka di luar negeri hanya akal bulus.
Melihat kondisi ini, KKB Papua tampak telah terpecah belah di tengah usaha memerdekakan tanah Papua dari NKRI.
Beredar video, Egianus Kogoya menilai, empat orang diplomasi di luar negeri termasuk Sebby Sambom adalah perjuangan untuk kepentingan diri sendiri.
"Kami semua sebenarnya terus berjuang untuk Papua merdeka," kata Sebby Sambom.
Sebagai pejuang KKB di luar negeri, kata Sebby Sambom, ia tak pernah berhenti sesaat pun untuk membangun jaringan internasional.
Saat ini, kata Sebby Sambom, TPNPB-OPM sesungguhnya semakin lemah.
TPNPB-OPM tak bisa lagi berjuang untuk Papua merdeka.
Baca juga: TAKTIK CERDAS KKB Papua Kirim 2 Wanita jadi Mata-mata Sebelum Serang TNI dan Polri, Untung Waspada
Pasalnya, lanjut Sebby Sambom, TPNPB-OPM telah dikepung dari berbagai penjuru oleh TNI-Polri, terorisnya Indonesia.
"Kau, Egianus Kogoya, adalah anak kecil yang baru tumbuh dan kaget melihat Papua yang kini mulai merdeka," kata Sebby Sambom.
"Egianus itu tidak bersekolah sehingga tak mengerti apa itu diplomatik," tandas Sebby Sambom.
Karena itu, katanya, lebih baik Egianus Kogoya diam dan berhenti dari tindakanmu yang menyusahkan masyarakat dengan merampok.
"Kau lebih baik diam, atau kami bongkar semua tempat persembunyianmu," ancam Sebby Sambom dengan nada marah.
Empat nama yang dimaksud Egianus Kogoya sebagai diplomasi yaitu Benny Wenda, Sebby Sambom, Viktor Yemu, dan Jefri Pagawak.
Sebagai tertuduh, Benny Wenda yang telah memproklamirkan diri sebagai Presiden Sementara Papua, hingga kini tidak merespon pernyataan Egianus Kogoya itu.
Benny Wenda juga sepertinya tak mampu dijamah oleh personel KKB lainnya, baik di Papua maupun di luar Papua.
Baca juga: MAKIN BERANI! KKB Papua Bakar Perumahan Guru dan Serang Bandara Aminggaru, 4 Pesawat Batal Mendarat
Panglima TNI Diminta Bertindak
Melihat aksi KKB Papua semakin mengganas, Pengamat kebijakan publik Jerry Massie meminta Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa segera bertindak.
Hal ini mengingat aksi KKB Papua yang semakin masif menyerang pos TNI-Polri hingga warga sipil.
Sepanjang Januari - Maret 2022, tercatat KKB Papua setidaknya telah melakukan 7 tindak pidana dengan 13 orang korbannya tewas.
Baca juga: Unggah Foto Anies Baswedan Berkoteka, Ruhut Sitompul Diadukan Pemuda Papua ke Polisi
Baca juga: KKB Kembali Berulah Tembaki Truk yang Ambil Pasir di Puncak Papua, Nasib Sopir Hilang Misterius
Baca juga: PROFIL 5 Pj Gubernur yang Dilantik Presiden Jokowi, Eks Kapolda Papua Hingga Staf Ahli Menteri
"Saya kira harus ada keseriusan dari Panglima TNI Andika Perkasa. Ingat, Papua juga bagian penting dari Indonesia dan mereka juga penyumbang penerimaan domestik bruto (PDB) untuk negara kita," kata Jerry dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu (11/5/2022).
Dia mengatakan perlu ada pendekatan dan lobi agar situasi dan kondisi di Papua stabil, aman, dan kondusif.
Apalagi, tambahnya, saat dilantik menjadi Panglima TNI, Andika berjanji akan memperbaiki penanganan konflik di Papua.
Menurut Direktur Political and Public Policy Studies (P3S) itu, pendekatan melalui aspek budaya bisa dilakukan dan dianggap sangat ampuh.
Masyarakat Papua, katanya, pada dasarnya adalah orang baik, sehingga upaya pendekatan itu dapat dilakukan lewat para kepala suku dan tokoh agama untuk membantu sosialisasi.
Baca juga: UPDATE! Teror KKB Papua di Distrik Gome Dipenuhi Suara Tembakan, Begini Nasib Sopir Truk yang Hilang
"Pentingnya masuk lewat budaya persuasif, sebetulnya jangan ada ancaman dan tindakan sporadis. Ingat, anak Papua bagian NKRI dan perlu dijaga," katanya.
Komunikasi dan diplomasi budaya juga harus terus dikedepankan, katanya.
Pemerintah harus mengetahui dan memahami kenapa terjadi gejolak dan pergolakan di Papua.
Setidaknya, Pemerintah pusat harus mengetahui akar masalah karena tidak ada asal kalau tidak ada api.
Pada dasarnya, banyak dari orang Papua hanya mempertahankan hak dan tanah mereka, tambahnya.
Baca juga: Orang Kepercayaan Lekagak Telenggen Tewas, TNI Kuasai Markas Besar KKB Papua & Sita Dokumen Rahasia
Selama Januari-Maret 2022, KKB tercatat telah melakukan tujuh aksi kekerasan hingga mengakibatkan 13 orang korban tewas.
Terakhir, Rabu (17/4), prajurit TNI di Pos TK Quari Atas Yonif R 431/SSP Distrik Kenyam berhasil menggagalkan upaya aksi kekerasan dari KKB di Kabupaten Nduga, Papua.
Saat dilantik menjadi Panglima TNI, Andika berjanji akan memperbaiki penanganan konflik di Papua, serta mengevaluasi dan mengubah strategi dalam menjaga keamanan NKRI.
"Papua pasti kami akan perbaiki karena saya ingin menggunakan peraturan perundangan, sehingga jangan sampai kita ini melakukan tindakan atau mengambil hak orang lain," kata Andika saat pelantikan pada 17 November 2021.
Dia ingin prajurit TNI melaksanakan tugas di Papua sama seperti daerah lain.
Baca juga: Terjawab Siapa Sebenarnya Bos KKB Papua yang Tewas, Terkuak Nasib Lekagak Telenggen & Lesmin Walker
Andika juga mengaku telah memiliki konsep baru dalam menangani konflik di Papua.
"Detailnya setelah saya lakukan evaluasi. Saya sudah ada konsep sehingga itu yang akan saya lakukan," ujarnya.
Sementara itu, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa mengungkapkan, Hak Asasi Manusia (HAM) menjadi penghambat dalam menumpas kelompok pemberontak tersebut.
Hal itu disampaikan Jenderal Andika Perkasa berkunjung ke Markas Korem/142 Tatag Mamuju, Kamis (12/5/2022).
Mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) tersebut menurutkan, upaya yang ditempuh saat ini adalah langkah jangka panjang dalam meyikapi kelompok tersebut.
Baca juga: Akhirnya Markas Besar KKB Papua Kelompok Egianus Kogoya Terkuak, Respon TNI-Polri?
"Kami terus berupaya menangani kasus tersebut dengan cara-cara kami yang mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan," terang Jenderal Andika Perkasa.
"Walaupun dari kelompok bersenjata tidak menunjukkkan nilai kemanusiaan, tapi kita tidak boleh terpancing," lanjutnya.
Dikatakan, langkah yang saat ini ditempuh ialah terus menangani kasus itu secara hukum dan prosedural.
Tentunya tetap mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan atau hak asasi manusia yang dijunjung tinggi.
Jenderal Andika berharap pihak KKB tersebut kembali kepada kadaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), seperti dilansir dari TribunManado.co.id berjudul Panglima TNI Jenderal Andika Curhat soal Tangani KKB Papua, 'Melembek' Demi Kemanusiaan. (*)
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.