Virus Corona

Kebangkitan Endemi

Setelah dilarang mudik oleh pemangku negeri akibat didera Pandemi Covid-19. Dua tahun penantian dari larangan itu terjadi.

Editor: Budi Susilo
HO/IRWAN
DR H Irwan SIP, MP, Anggota Komisi V DPR RI Fraksi Partai Demokrat. 

Oleh: DR H Irwan SIP, MP, Anggota Komisi V DPR RI Fraksi Partai Demokrat

Setelah dilarang mudik oleh pemangku negeri akibat didera Pandemi Covid-19. Dua tahun penantian dari larangan itu terjadi. Euforia mudik tampak terlihat di lebaran tahun 2022.

Semua perantau tampak antusias untuk kembali ke kampung halaman, sekadar bersilaturahmi.

Atau ingin mengenang kenangan terjadi di kampung halaman. Tampak pelbagai alasan dilontarkan masyarakat. Pada intinya merindukan tradisi yang sempat dihalangi.

Lebaran Tahun 2022 tampak menjadi istimewa. Keceriaan warga negara kembali terpancar, di mana saat bisa berkumpul kembali dengan keluarga setelah 2 tahun didera pandemi.

Baca juga: Selamat Tinggal Masker, PCR dan Antigen, Transisi Pandemi Covid-19 ke Endemi Dimulai

Baca juga: Meski Masih Zona Merah, Kota Samarinda Bersiap Masuk Fase Endemi Covid-19

Baca juga: Tiga Negara di Asia Tenggara Masuki Fase Endemi Covid-19, Indonesia Siap Susul Malaysia dan Thailand

Ungkapan kebahagiaan mengalineasi kelelahan saat terjebak kemacetan panjang di perjalanan. Berkah ini dirasakan oleh masyarakat sedang berlebaran di kampung halaman.

Para pemangku kebijakan pun tengah bersiap diri. Meskipun waktu mepet menyertai perencanaan antisipasi membeludaknya masyarakat akan mudik.

Regulator seluruh sektor transportasi pun berputar otak dengan melayani warga negara yang sekadar merajut kembali tali silaturahmi di kampung halaman.

Dulunya larangan mudik dilakukan dengan tegas. kekekosongan kebijakan akibat larangan mudik membuat sejumlah kekhawatiran tak tentu oleh pemangku kebijakan. Mudik 2022 sangat terpengaruh adanya lonjakan jumlah penumpang usai pandemi Covid-19 dan persiapan yang terhitung mepet dari regulator.

Kendati persiapan regulator mepet, namun sejahuh ini Saya melihat dan bisa dibilang terlaksana dengan cukup baik.

Dan ini patut saya apresiasi sebagai Legislator Senayan. Sebab, semua konsep pelayanaan regulator pun dipaparkan sebelum masa reses atau masa mudik lebaran terjadi. Lonjakan ini dapat terdeteksi dini oleh regulator.

Bagaimana tidak, Presiden Joko Widodo baru memperbolehkan masyarakat untuk mudik pada 23 Maret 2022. Pada April 2022, masyarakat sudah mulai membeli tiket dan mempersiapkan diri untuk pulang kampung.Ini memakai moda transportasi umum seperti pesawat udara, kereta api, dan bus.

Forecasting lonjakan jumlah penumpang transportasi umum dan pemudik menjadi khawatir tersendiri.

Pun resikonya sebabkan gangguan terhadap layanan serta kelancaran perjalanan masyarakat dalam ritual mudik ke kampung halaman.

Dalam sepekan pelayanan Kita bisa melihat media hampir memberitakan ritual tahunan yang sempat tertunda ini.

Semua masih tampak kondisi cukup baik. Segenap diskresi dilakukan para regulator. Mulai tidak adanya tes Covid-19 dengan syarat telah melakukan vaksin booster. Meski sebelumnya terjadi polemik.

Namun antusias warga pun melakukan vaksin booster terjadi signifikan sebelum mudik dilakukan.

Gangguan kelancaran yang sebelumnya telah diprediksi, benar terjadi. Awal mudik telah terjadi kemacetan akses menuju Pelabuhan Penyeberangan Merak menjadi salah satu buktinya.

Pemudik rata-rata tertahan di jalan hampir 5 jam. Akibat itu telah diprediksi dan perencanaan yang matang, regulator telah sigap dengan membuat sejumlah mitigasi dan rekayasa lalu lintas guna mengurai kemacetan saat arus mudik yang disempurnakan pada arus balik.

Baca juga: Kabar Buruk! Rencana Pandemi jadi Endemi Bisa Batal? WHO Umumkan Varian Baru Virus Corona dan Gejala

Kemudian 'horor' yang diprediksi di jalan tol, semua bisa dijawab dengan kelancaran meskipun agak sedikit ketersendatan. Jalan tol terdapat rekayasa lalu lintas berupa One Way, Contraflow, Ganjil Genap hingga pembatasan angkutan barang sumbu tiga atau lebih. Cara ini telah terbukti mampu mengurai kepadatan dan memperlancar arus kendaraan di jalan tol.

Meskipun kebijakan tersebut diambil untuk kelancaran arus mudik, namun harus menjadi evaluasi tersendiri.

Sebab kebijakan tersebut menyisakan sejumlah masalah baru serta menghambat arus kelancaran lalu lintas yang lain, semisal kemacetan panjang di Tol Cipularang sehingga sejumlah masyarakat mengaku kecewa. Serta keterlambatan pemberangkatan angkutan umum, seperti Bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) maupun Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP).

Akibatnya, membeludaknya jumlah penumpang angkutan umum masih terjadi di beberapa terminal Jabodetabek, serta sejulah titik kumpul seperti kantor PO Bus masih terjadi. Bahkan keterlambatan nyaris 12 jam. Lebih juga ada.

Hal itu diungkapkan salah owner PO bus yang biasa berjalan rute Jabodetabek ke Sumatera dan hampir seluruh Pulau Jawa.

Kawan itu pun berkata kepada saya. Dalam sejarah mudik--kurun waktu 20 tahun kurang lebih, Mudik lebaran tahun 2022 ini merupakan masalah pelik.

Kepadatanan jalan pun terjadi. Penumpukan penumpang khususnya bus umum pun melonjak signifikan, bahkan nyaris 300 persen. Jalan tikus, jalan semut, bahkan jalan gajah pun padat. Semua tidak ada sela untuk lancar.

Owner bus ini pun bercerita kepada saya, bahwa dia sudah mengerahkan seluruh armadanya, baik reguler maupun cadangan, atau pun sewa bus pariwisata milik koleganya.

Sebanyak 1.000 unit armada dikerahkan, itu pun masih kurang menampung jumlah lonjakan penumpang.

Padahal harga tiket pun cukup tinggi. Sehingga dirinya memohon maaf kepada calon penumpang lainnya yang tidak kebagian tiket.

ILUSTRASI Vaksinasi Covid-19. Potensi hepatitis akut berat menjadi pandemi Covid-19 sangatlah kecil.
ILUSTRASI Vaksinasi Covid-19. Potensi hepatitis akut berat menjadi pandemi Covid-19 sangatlah kecil. (TRIBUNKALTIM.CO/BUDI SUSILO)

Pun pada moda transportasi kereta api pun melonjak naik. Tercatat 4,39 juta orang menggunakan jasa kereta api sepanjang musim angkutan lebaran 2022 dari 22 April hingga 13 Mei 2022.

Untuk moda trasnportasi udara atau pesawat, di Bandara Soekarno-Hatta, jumlah pergerakan penumpang periode tersebut tercatat 1,36 juta orang dengan pergerakan pesawat mencapai 10.989 penerbangan.

Kemenhub mencatat total jumlah pergerakan penumpang secara kumulatif di masing-masing moda yang dipantau selama 13 hari mulai Senin (25/4/2022)/H-7 hingga Sabtu (7/5/2022)/H+4 Lebaran mencapai 10.295.673 penumpang.

Pergerakan penumpang angkutan penyeberangan masih yang tertinggi yaitu sebanyak 3.076.255 penumpang di lima pelabuhan penyeberangan yakni: Merak, Bakauheni, Gilimanuk, Ketapang, dan Kariangau Balikpapan.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengeklaim arus mudik dan balik Lebaran 2022 berjalan dengan baik kendati terjadi jumlah pergerakan yang tinggi.
Ekonomi-Endemi

Euforia lainnya pada sektor perekonomian dan kesehatan, bisa dikatakan pulih, juga bisa bisa dikatakan masih jalan di tempat. Namun hal ini memberikan kembalinya asa harapan, setelah sebelum sudah pada titik putus asa.

Bank Indonesia mencatat transaksi uang pada masa mudik balik Lebaran tahun 2022 mencapai hampir Rp 180 triliun. Ini cukup mengembirakan. Titik balik keputusaasaan terhadap seretnya ekonomi negara, terurai dengan harapan baru.

Kendati demikian, kita masih menunggu akhir bulan ini, Semoga tidak terjadi kembalik lonjakan penyintas Covid-19. Kalau fase ini dilalui, maka bangsa ini akan memasuki fase pandemi menjadi endemi. Was-was pun terjadi pada diri Saya.

Namun pemerintah telah melakukan monitoring serta evaluasi ketat, guna antisipasi lonjakan. Alhasil, hamper dua pecan prosesi mudik terjadi, belum ada tanda-tanda melonjaknya penyintas Covid-19. Tren kasus Covid-19 yang lambat laun semakin menurun, Indonesia memasuki fase endemi Covid-19.

Melihat gejala tersebut, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memutuskan memberikan pelonggaran yakni membolehkan masyarakat melepas masker di ruang terbuka. Namun kebijakan ini menimbulkan dua hal yang bikin khawatir bersama.

Di mana satu sisi, policy tersebut membuka kembali asa kepada masyarakat, di mana tercetus pemikiran bahwa Covid-19 perlahan-lahan bisa dihadapi dengan berbagai cara pencegahan. Akibatnya kegiatan bisa kembali seperti semula serta ekonomi kembali normal sedianya.

Sisi lainnya, policy tersebut menimbulkan kekhawatirkan lain, di mana kewaspadaan masyarakat menurun. Karena, sebelum diberi kelonggaran itu pun sebagian masyarakat tampak mulai abai terhadap protokol kesehatan.

Namun demikian, pandemi Covid-19 memberikan pelajaran positif bagi pemerintah dan masyarakat. Pada saat ini, emang (Covid-19) adalah pandemi, namun tidak menutup kemungkinan menjadi endemi.

Idulfitri, tak hanya hari bahagia bagi umat Muslim. Tentunya masyarakat Indonesia pada umumnya. Di mana dalam makna Idul Fitri disertai dengan harapan baru dalam kehidupan.
Semangat kemenangan dalam menghadapi kehidupan esok, termasuk pandemi menjadi endemi.

Juga keharmonisan yang terjalin, dengan ritual salin bermaaf-maafan. Mungkin kita bisa memaafkan kesalakan kebijakan dalam penanganan pandemi selama ini. Sehingga warga negara menjadi korban.

Hingga 19 Mei 2022, jumlah orang yang telah menerima vaksin Covid-19 dosis pertama mencapai 199,7 juta, sedangkan penerima vaksin dosis kedua mencapai 166,5 juta orang dari target sasaran 208.265.720 penduduk.

Untuk mencapai kekebalan kelompok (herd immunity). Penerima vaksin dosis ketiga atau vaksin booster Covid-19 jumlahnya sudah mencapai 43, 2 juta orang.

Menurut juru bicara Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi, target Indonesia pada akhir Mei nanti, dapat tercapai 70 persen dari total 270 juta masyarakat sudah tervaksinasi (lengkap), sejalan dengan target Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di mana setiap negara di dunia harus mencapai target vaksinasi 70 persen penduduknya demi mengakhiri pandemi Covid-19.

Semoga di tanggal 20 Mei ini diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional. Juga ditandai dengan Kebangkitan kita menuju endemi, setelah berhadapan dengan pandemi 2 tahun lebih lamanya. (*)

Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

Mengapa Rakyat Mudah Marah?

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved