Berita Samarinda Terkini
Ada Kampung Kardus di Jalan AW Syahranie, Sudah 10 Tahun Menetap di Sana, Anak-anak Tidak Sekolah
Siapa sangka di tengah perencanaan Kota Samarinda menuju Smart City ternyata masih terdapat kampung kardus.
Penulis: Rita Lavenia | Editor: Mathias Masan Ola
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Siapa sangka di tengah perencanaan Kota Samarinda menuju Smart City ternyata masih terdapat kampung kardus.
Kurang elok dibahas, namun begitulah nyatanya. Kampung yang dihuni 19 jiwa ini berdiri secara dadakan di Jalan AW Sjahranie, Gang Walet 1 Kelurahan Sempaja Barat, Kecamatan Samarinda Utara.
Keberadaan kampung ini terendus saat seorang relawan memposting kehidupan beberapa anak yang seharusnya mengenyam pendidikan, namun justru ikut mengais sampah di tepi jalan tersebut.
Rumah-rumah mereka beralaskan tanah, beratapkan kayu triplek dengan sedikit seng yang tentunya tidak bisa menjamin keselamatan mereka dari terpaan hujan dan panas.
Sementara di seberang dan belakang "perumahan" ini berjajar rapi ratusan makam dengan batu marmer hitam sebagai penandanya .
Baca juga: Balita Ikut Dibawa, Terkuak Kenapa Pelaku Tak Kapok & Suka Pura-pura Jadi Pemulung saat Mau Mencuri
Baca juga: Pencuri Berkedok Pemulung di Samarinda, Pelaku Residivis, Terancam 7 Tahun Penjara
Baca juga: Peringati Hari Sumpah Pemuda, Podiy Foundation Bagikan Sembako di Kampung Pemulung
Bersama dengan Tim Reaksi Cepat Perlindungan Perempuan dan Anak (TRC-PPA) Kalimantan Timur, Tribunkaltim.co berkesempatan berinteraksi dengan beberapa anak di lokasi ini.
Nampak wajah-wajah polos dengan langkah kecil tanpa alas berlari, hatinya senang namun tertahan menyambut kami.
"Tidak sekolah. Dimarahi mamak kalau ndak (ikut) ke tempat sampah," ucap salah seorang anak laki-laki dengan polosnya.
Mama Putri (26) -nama panggilan- mengaku telah bermukim di lokasi tersebut sejak 10 tahun lamanya dengan kondisi yang serba seadanya.
Ia juga mengaku 7 Kepala Keluarga (KK) dengan 19 jiwa yang bermukim di sana sehari-harinya hanya bekerja mengumpulkan barang bekas-memulung, dengan hasil Rp 50 ribu sehari bila beruntung.
Baca juga: Polres Kutim Beri Bantuan ke Kampung Pemulung di Tengah Pandemi Covid-19
"Semua memang kerjaannya mulung. Kadang anak-anak ikut juga," ucapnya.
"Anak-anaknya kadang gak mau kalau disuruh sekolah," imbuhnya saat disinggung mengapa nampak tak satupun dari anak di sana yang bersekolah.
Guna memastikan status warga kampung kardus ini, kami berkesempatan bertemu Lurah Sempaja Barat Fahmi Fakhrurozi.
Kepada beberapa media yang hadir, Ia mengaku baru mengetahui keberadaan 19 jiwa di lokasi tersebut.
"Saya kira hanya beberapa orang dan hanya jadi tempat penumpukan barang bekas," terangnya.
Baca juga: Alasannya Menyentuh, Viral Pemulung Cilik Cuma Ambil Air Mineral Saat Diajak Belanja Sesukanya
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kaltim/foto/bank/originals/kampung-kardus-di-aw-syahrani.jpg)