Berita Berau Terkini
Wisata Alam di Berau, Kampung Tembudan jadi Basis Ekowisata Low Carbon
Kampung Tembudan jadi satu-satunya kampung di Kalimantan Timur dari yang termasuk dalam 5 destinasi pilot project
Penulis: Renata Andini Pengesti | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG REDEB - Kampung Tembudan jadi satu-satunya kampung di Kalimantan Timur dari yang termasuk dalam 5 destinasi pilot project dalam program Carbon FootPrint Calculator (CFPC) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenperarekraf).
Pilot project itu diperkenalkan Kemenparekraf bersama 2 program lainnya.
Yakni launching platform carbon offset, dan deklarasi Kemenparekraf dalam menurunkan carbon emosi di sektor pariwisata, dalam acara bertajuk Carbon FootPrint: Towards Climate Positive Tourism Throught Decarbonization and Ecoutourism.
Adapun 5 destinasi pilot project itu yakni berada di Kampung Tembudan, Berau, Kalimantan Timur.
Baca juga: Warga Harus Aktif Ikut Kelola Wisata Alam, Lengkapi IKN Nusantara, Jangan jadi Penonton Saja
Baca juga: Deretan Wisata Alam dalam Kawasan IKN Nusantara di Penajam Paser Utara
Baca juga: Tempat Wisata Alam di Malang yang Bisa Jadi Tujuan saat Liburan Akhir Pekan, Indahnya Coban Sewu
Plataran Menjangan, Bali; Pantai 3 warna di Malang, Jawa Timur; Pengelola bukit Peramun, Bangka Belitung; dan pengelola taman wisata mangrove klawalu, Sorong.
Kepala Kampung Tembudan, Noor Iman mengapresiasi, atas dipilihnya Tembudan menjadi pilot project dari Kemenparekraf itu.
Dia menjelaskan, Tembudan terpilih karena berhasil menerapkan ekowisata berbasis low carbon.
Selain itu, ada pertimbangan lain yang membuat Tembudan terpilih yakni, adanya rekomendasi dari stakeholder ekowisata, serta pelaku dan industri pariwisata. Khususnya ekowisata.
Kemudian, Tembudan dinilai telah mengelola kawasan mangrove dengan menerapkan ekowisata berbasis sustanable.
"Memiliki visitor management yang cukup baik," katanya kepada TribunKaltim.co, Minggu (12/6/2022).
Menurutnya, program konservasi mangrove di kampungnya sudah lama dilakukan, dengan tujuan menjadikan kawasan mangrove seluas 3 ribu hektar itu menjadi destinasi ekowisata.
Begitu juga dengan dengan dilakukannya pelatihan penghitungan carbon, studi kelayakan yang dilakukan peserta bersama tim pendamping, turut menjadi salah satu faktor ditunjuknya Tembunda menjadi salah satu wilayah pilot project tersebut.
"Apalagi mangrove di Tembudan juga cukup luas serta masih sangat alami dan utuh, dibanding mangrove di berbagai kampung lainnya di Kabupaten Berau," ujarnya.
Terkait rencana kementerian Pariwisata dan ekonomi kreatif menjadikan tembudan menjadi pilot project carbon footprint pihaknya sangat setuju. Meskipun, belum ada komunikasi intens dilakukan dengan pihak kementerian.
Baca juga: Wisata Alam di Kaltim, Danau Resau Malang Bak Raja Ampat ala Kalimantan Timur
Untuk menindaklanjuti program itu kata Noor Iman, pihak kementerian juga akan datang ke Tembudan.