Berita Nasional Terkini

Profil Jenderal Andika Perkasa yang Terpilih Bakal Capres NasDem, Sepak Terjang, Jejak Kontroversi

Cek biodata dan profil Jenderal Andika Perkasa yang terpilih menjadi bakal calon Presiden (Capres) Partai NasDem, 

Editor: Doan Pardede
Achmad Nasrudin Yahya/Kompas.com
Simak biodata dan profil Jenderal Andika Perkasa yang terpilih menjadi bakal calon Presiden (Capres) Partai NasDem,  

Dan, 15 November 2021 Jenderal Andika dilantik menjadi Panglima TNI. 

Baca juga: IKN Nusantara di Kaltim Dinilai Rentan Ancaman Udara, Begini Respon Panglima TNI Jenderal Andika

Jejak kontroversi Jenderal Andika Perkasa

Presiden Joko Widodo telah menjatuhkan pilihannya kepada Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Andika Perkasa sebagai calon tunggal Panglima TNI. Hal itu diketahui setelah Jokowi mengirimkan surat presiden (surpres) kepada DPR, Rabu (3/11/2021).

Isi surpres ini berisikan nama Andika sebagai pengganti Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.

Surpres ini dikirimkan melalui Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno yang diterima langsung Ketua DPR Puan Maharani.

"Karena itu, pada hari ini melalui Pak Mensesneg, Presiden telah menyampaikan surat presiden mengenai usulan calon panglima TNI kepada DPR RI atas nama Jenderal TNI Andika Prakasa," kata Puan, Rabu (3/11/2021).

Andika merupakan seorang perwira tinggi TNI AD yang mempunyai sederet prestasi.

Akan tetapi, selain prestasi, sosok Andika juga tak lepas dari kontroversi.

Berikut sejumlah kontroversi yang melekat pada Andika seperti dilansir Kompas.com:

1. Penangkapan Omar Al Faruq

Upaya pengejaran yang dilakukan Pemerintah Amerika Serikat terhadap Osama bin Laden yang terlibat dalam pengeboman menara kembar World Trade Center (WTC) pada 11 September 2001, menyeret nama Omar Al Faruq.

Ia merupakan tangan kanan Osama bin Laden yang turut menjadi sasaran pemburuan oleh Amerika Serikat.

Dalam pemburuan ini, intelijen Indonesia berhasil menangkap Al Faruq di Bogor, Jawa Barat, 5 Juli 2002.

Penangkapan Al Faruq disebut berbagai pihak tak lepas dari peran Andika Perkasa yang saat itu masih bertugas sebagai intelijen Kopassus.

Akan tetapi, yang menjadi penangkapan Al Faruq kontroversi adalah dilakukan Badan Intelijen Negara (BIN), yang secara teknis tidak mempunyai wewenang komando dengan Kopassus.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved