Berita Nasional Terkini
Markas TNI Didatangi KKB Papua dengan Membawa Senjata Lengkap & Sepucuk Surat, Ini Isi dan Tujuannya
Anggota KKB Papua memberanikan diri datang ke markas TNI dengan serta membawa persenjataan lengkap, tapi bukan untuk melakukan serangan.
"Kita tidak disakiti, kita tidak diapa-apakan. Kita diterima dengan sangat baik oleh semua tentara dan polisi," ujar pria yang tak disebutkan namanya tersebut.
Sebagaimana yang tersiar dalam video viral tersebut, kedua pemuda itu datang ke Koramil 1804-07 Kambrawu, Kaimana, Provinsi Papua Barat.
Keduanya datang dengan mengenakan pakaian seadanya.
Menggunakan baju kaus dan bercelana pendek.
Di tangannya ada senjata yang biasa digunakan untuk berperang.
Baca juga: Jenderal Andika Perkasa Minta Prajurit TNI Belajar dari Polri, Tumpas Teroris KKB Papua dan MIT Poso
Seusai berkomunikasi dengan prajurit TNI yang ada di koramil tersebut, kedua pria berjenggot tipis itu lantas keluar dari ruangan.
Mereka melangkah ke halaman kantor koramil dan di tempat itulah keduanya menyerahkan peralatan perang.
Tak hanya itu, anggota KKB berbaju putih mengungkapkan kembali tulisan yang tertuang dalam surat tersebut.
Pria itu menyebutkan bahwa mereka telah sadar dari pelbagai tindakan anarkis yang dilakukannya selama ini.
Mereka tak ingin mengulanginya, apalagi menyerang prajurit TNI Polri yang sedang bertugas menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat serta kedaulatan NKRI.
Atas kesadarannya itulah keduanya pun langsung memutuskan untuk kembali ke pangkuan NKRI dan tak mau mengulangi perbuatannya.
Baca juga: Panglima KKB Papua Mau Berdialog Sama Jokowi, Bukan untuk Baik-baikan Sama Indonesia, Lalu Buat Apa?
Keduanya ingin hidup aman, bekerja dengan aman, bergaul pun dalam situasi yang aman dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Terbetik kabar bahwa kedua pria bekas Anggota KKB tersebut baru menyerahkan diri setelah tindakan anarkis di wilayah Kaimana.
Kala itu, kenang kedua pria tersebut, mereka diajak untuk ikut dalam penyerangan ke markas Yonif 464 IB di wilayah Kaimana.
Lantaran menyadari bahwa tindakan tersebut tidak patut dilakukan, maka keduanya pun memilih untuk menghindar dari anggota KKB lainnya.