Berita Kutim Terkini

Harga Daging Sapi di Sangatta Kutai Timur Capai Rp 140 Ribu per Kg

Harga daging sapi di Pasar Induk Sangatta Utara, Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur, melambung hingga Rp 140 ribu per kilogram

Penulis: Syifaul Mirfaqo | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO/SYIFAUL MIRFAQO
Sapi di Kecamatan Sangatta Utara, Kabupaten Kutai Timur. Harga daging sapi menjelang Idul Adha mulai merangkak naik. TRIBUNKALTIM.CO/SYIFA'UL MIRFAQO 

TRIBUNKALTIM.CO, SANGATTA - Harga daging sapi di Pasar Induk Sangatta Utara, Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur, melambung hingga Rp 140 ribu per kilogram dari harga normalnya Rp 125 ribu per kilogram.

Salah seorang pedagang, Adnan (47) mengatakan bahwa kenaikan tersebut terjadi akibat minimnya stok sapi pedaging.

Merebaknya Penyakit Mulut dan Kuku beberapa bulan belakangan menjadi salah satu penyebab sedikitnya stok daging sapi yang dijual.

"Biasanya bisa (menjual) sampai 12 kilogram, sekarang paling lima kilogram saja," ujarnya pada TribunKaltim.co, Minggu (3/7/2022).

Baca juga: Harga Daging Sapi Lokal di Penajam Paser Utara, Merangkak Naik Namun Masih Terkendali

Baca juga: Harga Daging Sapi di Balikpapan Melonjak Imbas PMK, Pemkot Bakal Gelar Operasi Pasar

Baca juga: TPID Kutim Sidak Pasar Induk Sangatta, Harga Daging Sapi hingga Rp 170 Ribu per Kg

Di sisi lain, penjual lebih fokus menjual sapi hidup jelang Hari Raya Idul Adha sehingga pasokan daging sapi yang dijajakan di pasar menjadi lebih sedikit.

Adnan yang juga menjual sapi untuk kebutuhan kurban mengaku sudah tidak terlalu banyak warga yang membeli daging, terkecuali konsumen yang memang butuh untuk diolah dan dijual kembali.

"Lebih menjual sapi kurban. Untuk daging ini yang memang langganan seperti warung, sisanya kami jual di pasar," ucapnya.

Sementara itu, Januar (38) pedagang daging sapi di Pasar Induk Sangatta Utara mengeluhkan terkait kenaikan harga.

Sehingga menyebabkan pembeli beralih ke lauk jenis lainnya.

Menurutnya, harga yang tinggi tentu menjadi pertimbangan pembeli sementara penjual juga tidak bisa berbuat apa-apa.

"Harga daging kalau tinggi tidak ada yang mau beli. Ibu-ibu ya memilih, mending beli lauk ikan," ujarnya.

Terlebih dengan maraknya penyakit sapi yang belakangan ini heboh di berbagai daerah, tentu mempengaruhi minat konsumen untuk membeli daging sapi. (*)

Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved