Berita Nasional Terkini
Dr Terawan Kembali Buka Suara Pasca Dipecat IDI Gegara Metode DSA 'Cuci Otak'
Mantan Menteri Kesehatan Dokter Terawan Agus Putranto blak-blakan soal terapi cuci otak Digital Substraction Angiography (DSA) yang kontroversial
TRIBUNKALTIM.CO - Mantan Menteri Kesehatan Dokter Terawan Agus Putranto blak-blakan soal terapi cuci otak Digital Substraction Angiography (DSA) yang dianggap kontroversial di Indonesia.
Seperti yang diketahui, Terawan menjalankan terapi Brain Washing atau cuci otak melalui metode DSA, dan terapi ini juga diklaim bisa menyembuhkan pasien stroke.
Meskipun cara ini terbukti mampu membantu pasien, tapi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) justru memecat Terawan atas metode tersebut.
Karena itu, saat berbincang dengan Rosiana Silalahi di acara Rosi, Terawan mengatakan bahwa DSA yang terbukti berhasil membantu dalam proses penyembuhan sebenarnya tidak perlu harus datang ke Ikatan Dokter Indonesia (IDI) untuk menjelaskan ilmiahnya.
"Menurut mba, penjelasan ilmiah yang paling baik itu apa?" tanya Terawan pada Rosiana Silalahi.
"Datang ke IDI, di MKEK," jawab Rosiana Silalahi.
Baca juga: Rekomendasi dari Terawan, Inilah Kondisi Kesehatan Tukul Arwana usai Disuntik Vaksin Nusantara
Mendengar peryataan ini, Terawan mengatakan hal itu salah dan itu dikategorikan sebagai penyesatan.
Menurutnya, penjelasan soal DSA yang baik adalah melalui jurnal.
"Jurnal yang baik ataupun sesuatu riset yang baik, itu yang nguji siapa paling baik? Yang nguji adalah university. Apapun bentuknya, kalau kita sudah melakukan uji di sebuah university dan diuji oleh tim bahkan sampai doktoral, itu udah yang paling sah," kata Terawan dikutip dari kanal YouTube KOMPASTV, Sabtu (9/7/2022).
Sehingga dengan tegas menyampaikan bahwa tidak ada orang yang mengembangkan sesuatu terus harus lapor ke IDI.
Soal DSA yang kontroversial, Terawan menyatakan bahwa saat Nila Moelok masih menjadi Menteri Kesehatan, ia disurati dan diminta agar riset yang dilakukan tersebut untuk tetap dilanjutkan dengan cara Riset by Services.
Baca juga: Dokter Terawan Diberhentikan dari IDI, Alasan Dipecat hingga Kontroversi Eks Menteri Kesehatan
Di mana, melakukan pelayanan terus dengan melakukan penelitian lanjut.
"Penelitian lanjut yang dilakukan apa dari DSA itu? Seperti hari ini pun saya kerjakan apa selain untuk stroke? Saya ngerjakan untuk cancer prostat, cancer ginjal untuk CTO, satu lagi untuk cancer payudara, itu berarti riset saya berjalan terus," tutur Terawan.
Ketika disinggung kenapa tidak menjelaskan DSA kepada Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK), diakui Terawan kalau ia sudah datang ke sana pada tahun 2013 sesaat menjabat Ketua Komite Medik di RSPAD.
Baca juga: Usai Bertemu Panglima TNI, IDI Sebut Pemecatan Dokter Terawan Sifatnya Tak Seumur Hidup
Hanya saja kedatangannya ke sana yang di mana bermaksud untuk berdiskusi dan menjalin hal-hal baik, tapi justru menimbulkan ketidaknyamanan yang membuatnya bingung.
"Ya sudah saya selesaikan nanti melalui uji klinis di university. Dan saya kerjakan, saya konsekuen, maka saya ambil di UNHAS dan boleh selesai itu dengan baik," ucap Terawan.
Disinggung soal metode DSA belum memiliki EMB (Evidence Based Medicine) pada saat itu, Terawan menuturkan kalau EBM bisa dimulai dari pendapat ahli.
Simak video selengkapnya:
(TribunKaltim.co/Justina)
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.