Berita Internasional Terkini
Harga Energi di Pasar Global Naik, Rusia Tuding karena Embargo Negara-negara Anggota G7
Embargo oleh negara-negara anggota G7 kepada perusahaan-perusahaan energi Rusia menjadi penyebab utama melonjaknya harga
TRIBUNKALTIM.CO, MOSCOW - Peran Rusia sebagai salah satu eksportir energi terbesar di dunia tak bisa diragukan lagi.
Mengingat kontribusi minyak Rusia dalam menopang kebutuhan energi dunia telah membuat sejumlah negara besar mengalami ketergantungan.
Bahkan untuk memutus ketergantungan tersebut, Amerika Serikat saat ini tengah berupaya menggandeng sejumlah eksportir minyak dunia untuk bergabung.
Yakni mengisi kekosongan stok minyak mentah di pasar global.
Baca juga: Buntut Laut Cina Timur, Cina Tahan Banting Ajak Rusia Lawan Filipina dan Jepang, Siap Perang?
Baca juga: Serangan Dahsyat Tengah Disiapkan Rusia, Pasukan Putin Kini Berada di Wilayah Perbatasan Ukraina
Baca juga: Terjawab Dalang yang Bikin Rusia Selama Ini Berdarah Dingin pada Ukraina hingga AS Naik Pitam, Iran?
Dijelaskan oleh Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, upaya embargo oleh negara-negara anggota G7 kepada perusahaan-perusahaan energi Rusia menjadi penyebab utama melonjaknya harga energi di pasar global.
"Rencana kampanye anti-pasar untuk meningkatkan tekanan pada Moskow dapat berisiko” jelas Zakharova.
Skema pembatasan ekspor energi Rusia yang diserukan menteri Keuangan AS Janet Yellen awalnya ditujukan untuk memberikan tekanan lebih pada perekonomian Moscow.
Tujuannya agar pihaknya memberhentikan kegiatan operasi militer di Ukraina.
Namun sayangnya aturan tersebut justru memicu bencana kenaikan harga energi bagi AS dan para sekutunya.
Hal ini terjadi setelah pasokan minyak dunia mengalami krisis di tengah meningkatnya permintaan.
Baca juga: Pertemuan G20, Para Menteri Didesak untuk Temukan Jalan Keluar dari Perang Rusia vs Ukraina
Kondisi tersebut lantas membuat harga minyak mentah yang dijual di pasar global mengalami lonjakan parah.
Penerapan sanksi lebih lanjut telah mengantarkan harga minyak dunia melesat ke rekor tertinggi, Reuters mencatat minyak berjangka Brent saat ini dibandrol dibawah 100 dolar AS per barel.
Harga ini terpaut jauh apabila dibandingkan dengan harga energi diskon yang ditawarkan Rusia, dimana minyak mentah hanya di jual seharga 75 dolar AS per barel.
Tak hanya harga energi saja yang ikut terkerek aksi embargo Rusia, namun sejumlah harga pangan juga turut terdampak aturan ini.
Lonjakan harga pangan dan energi bahkan telah memicu naiknya angka inflasi di sejumlah negara.