Berita Nasional Terkini
Jamaah Haji Asal Indonesia Banyak yang Wafat karena Setelah Kena Serangan Jantung
Para jamaah haji asal Indonesia yang melakukan ibadah di tanah suci Arab Saudi memiliki tantangan yang tidak ringan.
TRIBUNKALTIM.CO, JAKARTA - Para jamaah haji asal Indonesia yang melakukan ibadah di tanah suci Arab Saudi memiliki tantangan yang tidak ringan.
Selain perlu adaptasi dengan negara lain, tentu saja secara fisik harus sehat prima agar kegiatan ibadah bisa berjalan lancar dan aman.
Kondisi di Arab Saudi tentu saja berbeda dengan di Indonesia. Seperti halnya dari sisi suhu dan kelembaban udara.
Jika jamaah haji memang tidak kuat tentu akan berpangaruh pada ketahanan fisik.
Baca juga: Hukum Mengerjakan Ibadah Haji dan Dilengkapi Dalil dalam Al-Quran yang Mewajibkan Ibadah Haji
Baca juga: Ongkos Ibadah Haji Naik, Kemenag Berau Beber Imbas Kuota Diturunkan
Baca juga: Ibadah Haji Dibuka Tahun Ini, Calon Jamaah Wajib Serahkan Hasil PCR 72 Jam Sebelum Keberangkatan
Penyebab kematian terbanyak pada jemaah haji asal Indonesia adalah penyakit jantung.
Tercatat hingga Minggu (17/7/2022) sebanyak 58 jemaah haji meninggal dunia dengan rincian didominasi jenis kelamin laki laki dan dari kelompok umur usia di bawah 60 tahun.
"Lebih banyak pria yang meninggal walau jemaah lebih banyak wanita.” Kepala Pusat Kesehatan Haji, dr. Budi Sylvana, MARS saat pertemuan dengan Menteri Agama, di Jeddah Sabtu (16/7/2022).

Menurut dr. Budi, ada tiga faktor yang mempengaruhi kondisi kesehatan jemaah haji.
Faktor pertama adalah adanya ancaman suhu dan kelembaban di Arab Saudi.
Sementara ancaman kedua adalah adanya aktivitas yang berlebihan.
Baca juga: KABAR GEMBIRA Pemerintah Arab Saudi Izinkan Ibadah Haji Jumlah Jamaah yang Banyak
Faktor kedua adalah adanya kerentanan kesehatan jemaah haji.
Jemaah haji indonesia didominasi oleh jemaah haji risiko tinggi karena faktor usia dan penyakit.
Selain itu juga adanya kekambuhan penyakit yang dipicu oleh kelelahan dan kondisi fisik yang menurun.
Faktor ketiga adalah kapasitas tenaga kesehatan, dimana antisipasi dan respon petugas kesehatan terhadap permasalahan kesehatan jemaah.
“Dengan berbagai cara, angka kematian bisa kita kendalikan, walaupun jemaah lansia, walaupun jemaah punya komorbid, tapi bisa kita kendalikan.” ujarnya.
