IKN Nusantara
Konsep Green Building IKN Nusantara Bisa Adopsi Kearifan Lokal Istana Kutai
Konsep green building IKN Nusantara bisa adopsi kearifan lokal Istana Kutai
Penulis: Rafan Arif Dwinanto | Editor: Robin Ono Saputra
TRIBUNKALTIM.CO - Pemerintah sudah bertekad dalam membangun IKN Nusantara nanti, akan mengedepankan konsep green building dalam pembangunan infrastruktur.
Dilansir dari Kompas.com, salah satu hal yang bisa dijadikan rujukan ternyata berasal dari kearifan lokal di Kalimantan Timur ( Kaltim) yakni desain layout (tapak) Istana Kesultanan Kutai Kartanegara, yang saat ini sudah dialihfungsikan menjadi Museum Mulawarman.
Hal tersebut disampaikan oleh Dosen Arsitektur Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG) Samarinda, Faizal Baharudin dalam Seminar Online Arsitektur Sekitar Ibu Kota Baru, Kamis (21/7/2022).
“Tapak Museum Mulawarkan bisa menjawab keresahan kita terkait penerapan konsep gren building di IKN,” ungkap Faizal dalam paparanya.
Baca juga: IKN Nusantara di Kaltim, Pembangunan Kota Samarinda Masih Terpusat di Satu Titik Saja
Dikatakan, kehadiran ruang terbuka di atas 80 persen sudah diterapkan di berbagai bangunan istana di Kaltim, termasuk Istana Kutai Kartanegera.
Konsep ini juga sangat seleras dengan salah satu konsep IKN yang akan diterapkan saat ini.
Faizal menjelaskan berdasarkan layout, Istana Kesultanan Kutai Kartanegera terdiri bagian kepala, dada dan kaki.
Pada bagian kepala, biasanya difungsikan sebagai ruang tamu dan ruang kerja.
Sementara bagian dada akan difungsikan sebagai ruang tidur.
Baca juga: Promosi Peluang Investasi Kaltim dan IKN Nusantara Melalui Berbagai Event
Sedangkan bagian kaki merupakan servis area, di mana digunakan untuk memasak, mandi, dan kebutuhan lainnya.
“Istana Kutai Kartanegara sudah berubah dari masa ke masa namun selalu ada bagian gedung yang tetap dipertahankan yakni memiliki lengkungan setengah lingkaran yang berjumlah 5 buah.
Angka 5 ini juga bisa menjadi panutan dalam mendesain gedung di IKN juga,” jelas Faizal.
Ia berharap, dalam pembangunan infrastruktur nantinya, harus dimasukan ornamen khas dari Kesultanan Kutai Kartangera yakni Tambak Karang yang bisa menjadi ciri khas tersendiri.
Sebelumnya, salah satu desain pemenang sayembara Istana Wapres adalah Huma Betang Umai.
Baca juga: Rencana Groundbreaking IKN Nusantara, Pembangunan di Penajam Paser Utara Juga Harus Diperhatikan
konsep Huma Betang Umai merupakan istana rumah panjang di atas bukit dan didesain secara sirkuler, serta hemat energi.
Selain itu, terdapat ruang terbuka hijau (RTH), konservasi hutan asli dan reforestasi ke arah hutan heterogen. Sehingga, dapat menjadi contoh tipologi arsitektur tropis yang regeneratif dan berkelanjutan.
Sebagaimana diketahui, Rumah Panjang merupakan salah satu arsitektur tradisional Indonesia terbaik.
Model rumah ini merupakan kearifan lokal masyarakat Dayak di Kalimantan yang menganut filosofi kerukunan dengan diri sendiri, sesama, dan alam.
Baca juga: Agustus Groundbreaking IKN Nusantara di Kaltim, Wagub Hadi Mulyadi: Pak Jokowi Datang Lagi
Mereka menilai, konsep ini cocok dengan konteks lokasi Istana Wapres yang merupakan bukit berkontur.
Untuk bangunan-bangunan kesekretariatan didesain sebagai contoh reformasi birokrasi dengan konsep open office (kantor terbuka).
Tak lupa, ada tribun di lobby sekretariat yang dapat digunakan untuk berbagai kegiatan.
Menurut Daliana dan Florian, Huma Betang Umai juga merupakan representasi keramahtamahan yang merupakan kepribadian khas Indonesia.
Sehingga, dibuat tangga monumental dengan taman dan galeri outdoor rekam jejak Wapres dengan funicular untuk akses difabel dan VIP untuk memberikan penghormatan untuk pejalan kaki, serta entrance (pintu masuk) sekretariat di sisi Barat. (*)