Ibu Kota Negara
IKN Nusantara di Kaltim, Pembangunan Kota Samarinda Masih Terpusat di Satu Titik Saja
Keberadaan Kota Samarinda yang notabene dekat dengan kawasan Ibu Kota Negara Republik Indonesia yang baru di Penajam Paser Utara.
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Keberadaan Kota Samarinda yang notabene dekat dengan kawasan Ibu Kota Negara Republik Indonesia yang baru di Penajam Paser Utara dianggap sebagai penyangga Ibu Kota Negara.
Kali ini Ibu Kota Negara Indonesia yang baru sudah resmi memiliki nama Nusantara. Ya, IKN Nusantara, lokasi di Sepaku, Penajam Paser Utara.
Para arsitek menilai kondisi Samarinda sebagai penyangga IKN Nusantara. Dari sisi tata kota, menurut arsitek, Kota Samarinda masih dikatakan belum memuaskan.
Kota Samarinda, Kalimantan Timur, nantinya akan menjadi salah satu kota yang terkena dampak positif dari pembangunan IKN Nusantara.
Baca juga: Menatap Hadirnya Ibu Kota Negara, Desa Karya Jaya Kukar Berupaya Transformasi Inklusif
Baca juga: Kaltim Dipilih Jadi Ibu Kota Negara, Minim Potensi Bencana Alam Jadi Salah Satu Pertimbangannya
Baca juga: Agustus Groundbreaking IKN Nusantara di Kaltim, Wagub Hadi Mulyadi: Pak Jokowi Datang Lagi
Namun sayangnya, tata kota Samarinda dinilai cukup tertinggal bila dibandingkan dengan ibu kota provinsi lainnya di Indonesia.
Hal tersebut disampaikan oleh Principal Arsitek Studio 360 Samarinda Vergian Septiandy dalam Seminar Online Arsitektur Sekitar Ibu Kota Baru, Kamis (21/7/2022).
“Penataan kota di Samarinda ini masih tertinggal bila dibandingkan dengan ibukota provinsi lainnya. Di sini juga tidak memiliki peninggalan aristektur bangunan kolonial,” ungkap Vergian.
Dikatakan, Samarinda awalnya mulai dihuni pada tahun 1600an, di mana merupakan pemberian Kerajaan Kutai Kartanegeara untuk menjadi suaka bagi orang Bugis Wajo.
Baca juga: Warga Sekitar IKN Nusantara di Kaltim, Diberi Pelatihan Membuat Kue Sampai Menjahit
Karena itu, hingga sekarang di masih ada pengaruh arsitektur Sulawesi pada bentuk rumah-rumah tradisional di Samarinda terutama pada bagian atap.
“Kota ini mungkin tidak didesain seperti kota besar lainya sehingga pembangunannya masih terpusat di satu titik saja dan lambat melebar ke daerah lain,” papar Vergian.
Selain itu, kondisi jalan kota Samarinda sangat terbatas sehingga masih mengakibatkan kemacetan di jam-jam tertentu. Jalan raya juga tidak ramah bagi pejalan kaki.
Tak hanya itu, hingga sekarang banjir akibat meluapnya sungai Mahakam masih sering terjadi sehingga sangat menggangu.
Baca juga: Masuk dalam IKN Nusantara, Kualitas Pendidikan di Penajam Paser Utara Tidak Boleh Tertinggal
Sejumlah masalah tersebut masih menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah daerah.
Karena itu, untuk menyambut kehadiran IKN Nusantara, Vergian meminta pemerintah Samarinda harus bergegas dan membenahi banyak hal agar tidak tertinggal di kemudian hari.
Untuk diketahui, proses pembangunan IKN sudah mulai berlangsung pada tahun ini dengan rampungnya pembangunan bendungan Sepaku Semoi, Penajam Paser Utara.