Gelar Kuliah Umum Ketahanan Pangan dan Energi, Uniba Gandeng Mantan Menteri Pertanian
Universitas Balikpapan menggelar kuliah umum dengan menghadirkan mantan Menteri Pertanian periode 2014-2019, Andi Amran Sulaiman.
Penulis: Ardiana | Editor: Diah Anggraeni
TRIBUNKALTIM.CO - Universitas Balikpapan (Uniba) menggelar kuliah umum bertajuk "Ketahanan Pangan dan Energi di IKN dan Sekitarnya" di Conference Room Universitas Balikpapan, Jumat (22/7/2022) lalu.
Kuliah umum sekaligus bincang-bincang tersebut dihadiri langsung oleh mantan Menteri Pertanian periode 2014-2019, Andi Amran Sulaiman.
Acara ini juga dihadiri langsung oleh mantan Menteri Pertanian periode 2014-2019 sekaligus Ketua Umum IKA Unhas, Dr. Ir. A. H. Andi Amran Sulaiman; Rektor Universitas Balikpapan, Dr. Ir. Isradi Zainal; serta Ketua IKA Unhas Wilayah Kalimantan Timur dr. H. Sofyan Hasdam.
Selain itu, turut hadir beberapa anggota IKA Uniba, IKA Unhas, KTNA, serta sederet mahasiswa Universitas Balikpapan.
Baca juga: Badan Otorita Gandeng Unmul dan Uniba Berdayakan Warga Sekitar IKN Nusantara
Mantan Menteri Pertanian periode 2014-2019 sekaligus Ketua Umum IKA Unhas, Dr. Ir. A. H. Andi Amran Sulaiman mengatakan, ketahanan negara sangat berkaitan dengan ketahanan pangan di Indonesia.
Ia mengatakan ibu kota negara ke depannya dapat menjadi episentrum ekonomi dunia karena ketahanan pangannya.
"Kita bisa mempengaruhi dunia dan IKN menjadi episentrum ekonomi baru untuk Indonesia. Dan nanti bisa jadi kiblatnya Asia tenggara, Asia dan dunia itu ada di IKN ini. Itu gagasan luar biasa dan kita harus topang. Kita harus mandiri untuk pangan," ucapnya.
Ia juga mengatakan pemerintah saat ini tentunya sudah siap dengan ketahanan pangan tersebut.
Oleh karenanya, Kalimantan Timur harus mandiri dan berdaulat untuk menciptakan ketahanan pangan dan energi di wilayahnya, bahkan dapat mengekspor keluar daerahnya.
"Pemerintah saat ini sudah siap karena kita sudah merintis dari dulu. Karena konsep kita adalah bagaimana Kalimantan ini mandiri, berdaulat. Karena kalau kita ambil dari Jawa timur, dari Sulsel. Biaya ngangkutnya ditanggung masyarakat dan itu menyebabkan inflasi. Makanya konsep kami, kalau Kalimantan timur, Kalimantan Selatan, ada rawa kami bangun, itu ratusan ribu. Kemudian Kalimantan timur yang topang adalah Paser, Penajam dan Kutai. Kami berikan alat teknologi yang lengkap waktu itu, sehingga beras yang dari Surabaya kalau berlebih kita ekspor. Tapi dari sini menghidupi diri sudah cukup. Tapi di sini pun bisa menghidupi tempat lain, bisa untuk ekspor ke Malaysia dan seterusnya," tambahnya.
Baca juga: BEM Uniba Berharap Proyek Pembangunan IKN Nusantara Bisa Atasi Pengangguran di Kalimantan Timur
Untuk payung hukum ketahanan pangan di IKN sendiri sudah dibuat bahkan saat dirintis.
Ia mengatakan payung hukum tersebut akan dilanjutkan ke depannya.
"Untung payung hukum ketahanan pangan di IKN dari dlu sudah ada. Kita buat payung hukum ketahanan pangan sewaktu dirintis, dan sekarang insya Allah dilanjutkan," tutupnya.
Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.