Ibu Kota Negara
Masyarakat Kalimantan Timur Harus Berperan Aktif dalam Pembangunan IKN Nusantara
BEM Universitas Balikpapan menggelar dialog publik dalam rangka mendukung pemindahan dan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kaltim.
“Kita jangan sampai tertinggal dengan perkembangan teknologi yang ada saat ini. Apalagi di era globalisasi sekarang sudah sangat jelas makin hari teknologi makin berkembang dan semakin bertambah,” jelasnya.

Iwan menyatakan, mulai sekarang kita harus bisa mempersiapkan daya saing dengan adanya IKN Nusantara. Siapa yang memiliki daya saing yang kuat dia yang akan memenangkannya.
Pada kesempatan tersebut, Iwan menjelaskan mengenai era VUCA, yakni dari volatility, uncertainty, complexity, dan ambiguity. Istilah VUCA di era industri 4.0 tetap berlaku pada era society 5.0.
“Kita dihadapkan pada kondisi dimana terjadi perubahan skala besar (volatility), kesulitan melakukan prediksi secara akurat (uncertainty), kerumitan tantangan akibat berbagai faktor yang saling terkait (complexity).
Dan, ketidakjelasan suatu kejadian dengan mata rantai akibatnya (ambiguity) atau yang disebut sebagai kriteria VUCA.
Situasi lingkungan yang hadir serba tidak pasti, fluktuatif, kompleks, sulit diprediksi dan kebenaran realitas bersifat subjektif,” tuturnya.
Baca juga: Berfungsi Hunian Sekaligus Tempat Kerja, Intip Ragam Tipe Rumah ASN di IKN Nusantara
Ketua Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Uniba Wawan Sanjaya yang turut menjadi narasumber pada dialog publik tersebut mengatakan, bahwa pembangunan IKN Nusantara harus melibatkan tenaga kerja lokal.
Pasalnya, ini adalah peluang besar harus ditangkap, jangan sampai terlewatkan dan orang luar nantinya akan mendominasi.
Menurut Wawan, masyarakat lokal harus peka dalam proses pembangunan IKN, dan harus tahu apa yang dibutuhkan dalam pembangunan IKN ini.
Sehingga kita dapat terlibat secara langsung dan juga harus tahu peluang apa yang bisa kita manfaat di IKN Nusantara ini. (*)