Berita Internasional Terkini
RUSIA dan UKRAINA Main Salah-salahan Usai Rumah Tahanan Pejuang Neo-Nazi Azov Dibom, 50 Orang Tewas
Simak informasi seputar perang Rusia vs Ukraina. Rusia dan Ukraina main salah-salahan usai rumah tahanan pejuang Neo-Nazi Azov dibom, 50 orang tewas.
TRIBUNKALTIM.CO - Simak informasi seputar perang Rusia vs Ukraina.
Ketegangan antara Rusia dan Ukraina semakin menjadi-jadi.
Terbaru rumah tahanan para tawanan perang Ukraina alias pejuang Neo-Nazi Azov dibom.
Namun masih belum diketahui dengan pasti siapa pelaku pengeboman rumah tahanan para tawanan perang Ukraina tersebut.
Kedua negara, baik Rusia dan Ukraina main salah-salahan usai peristiwa pengeboman terjadi.
Selengkapnya ada dalam artikel ini.
Baca juga: Strategi Perang Terbaru Rusia, Tanamkan Kebencian dan Ketidakpercayaan Warga Ukraina Pada Zelenskyy
Peristiwa pengeboman rumah tahanan bagi para tawanan perang Ukraina yang menewaskan setidaknya 50 pejuang Neo-Nazi Azov menyisakan kisah sedih bagi keluarganya.
Penjara Olenivka di Donetsk hancur setelah dihantam oleh rudal, pada Jumat (30/7/2022) dini hari.
Alina Nesterenko istri salah satu pejuang Azov hanya bisa meratapi nasib suaminya yang tidak diketahui, setelah pengeboman tersebut.
Ia kebingungan karena tak tahu nasib suaminya. Namun ia masih memiliki harapan karena suaminya tidak ada dalam daftar yang meninggal, meski tak tahu nasibnya.
“Saat ini, suami saya tidak ada dalam daftar dan saya yakin dia masih hidup,” kata Alina Nesterenko, yang suaminya dibawa ke penjara di Donetsk yang diduduki Rusia setelah menyerah di Azovstal dikutip dari TheGuardian.
“Tapi banyak orang mati, banyak orang terluka di [penjara] Olenivka,” wanita itu menambahkan.
Alina mengatakan, sang suami adalah anggota relawan Neo-Nazi yang menyerah dalam sebuah penyerangan Rusia di pabrik baja Azovstal Mariupol beberapa bulan lalu.
Rusia telah merilis daftar 75 terluka dan 50 tewas – meskipun belum dikonfirmasi oleh pihak berwenang Ukraina atau Komite Palang Merah Internasional (ICRC), yang memantau kondisi di penjara.
“Tidak jelas apa yang terjadi tetapi Anda tidak dapat menghidupkan kembali orang,” kata Nesterenko.