Berita Kubar Terkini

Fenomena Puluhan Rumah Tidak Layak Huni di Kutai Barat Masih Minim Bantuan

Pemkab Kutai Barat melalui Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan (Perkimtan) mulai melakukan pendataan rumah warga yang kurang layak huni

Editor: Aris
Tribun Kaltim/Zainul
Tim Disperkimtan Kutai Barat melakukan pendataan langsung terhadap rumah tidak layak huni di Kampung Muara Beloan, Kecamatan Muara Pahu. (Tribun Kaltim/Zainul) 

"Untuk memenuhi hidup sehari-hari warga hanya mengandalkan perikanan. Dan panennya tidak kontinyu. Saat belum musim panen ikan, warga kesulitan memenuhi kebutuhan hidup," sebutnya.

Baca juga: Dinas PU Kaltim Sebut 1.500 Rumah tak Layak Huni Segera Dibedah, Aji Firnanda: Target Akhir Tahun

Diberitakan sebelumnya, puluhan unit rumah warga yang berlokasi di Kampung Muara Beloan, Kecamatan Muara Pahu, Kabupaten Kutai Barat (Kubar), Provinsi Kalimantan Timur kondisinya cukup memperlihatkan.

Selain berbahan dasar kayu yang sudah mulai lapuk dan kondisinya tidak layak huni, rumah-rumah yang mayoritas berada di bantaran anak sungai mahakan itu juga masih tetap ditinggali oleh pemiliknya.

Pemerintah Kampung setempat mengatakan penduduk yang tinggal di Kampung Muara Beloan mayoritas berprofesi sebagai nelayan dengan kondisi perekonomian yang serba terbatas.

Heri Sandi, Sekretaris Kampung Muara Beloan menyebutkan pihaknya telah melaporkan kondisi rumah warga yang tidak layak huni itu kepada pemerintah Kabupaten Kutai Barat.

Baca juga: PKK Kutai Barat Bantu Warga yang Tinggal di Rumah tak Layak Huni

Bahkan pada tahun 2020 lalu, pihak pemerintah Kampung Muara Beloan sudah menyampaikan usulan bantuan perbaikan rumah tidak layak huni, namun hingga saat ini usulan bantuan tersebut belum juga terealisasi.

"Rata-rata warga yang tidak bisa memperbaiki rumahnya karena janda dan tidak mampu," ucapnya," Minggu (31/7).

Dia mengatakan jumlah penduduk di Kampung Muara Beloan sebanyak 210 Kepala Keluarga (KK) dan 757 jiwa. Para penduduk tersebut kata dia 95 persen mata pencaharian mereka sebagai nelayan.

"Untuk memenuhi hidup sehari-hari warga hanya mengandalkan perikanan, dan panennya tidak kontinyu. Saat belum musim panen ikan, warga kesulitan memenuhi kebutuhan hidup," sebutnya.

Baca juga: Satgas TMMD Kodim 0905/Balikpapan Perbaiki Rumah Tak Layak Huni di Manggar Baru

Kondisi tersebut kata dia sangat berbanding terbalik dengan tingkat kebutuhan biaya hidup saat ini. Sehingga dia sangat berharap pemerintah dapat memberikan bantuan untuk meringankan beban warga Kampung tersebut.

"Sementara harga sembako terus merangkak naik.Semoga warga kami bisa segera mendapatkan bantuan," harapnya.

Disinggung terkait kegiatan lain yang dapat menunjang kebutuhan sehari-hari selain dari hasil nelayan, Rendi menjelaskan kondisi geografis di Kampung Muara Beloan 85 persen rawa. Sehingga sangat tidak mendukung untuk dilakukan perkembangan sektor perkebunan seperti Kampung-kampung lainnya di Kubar.

“Untuk usaha lain tidak ada potensi. Dari 843 ribu hektare lahan di wilayah Muara Beloan, 85 persen lahan rawa yang kerap terendam banjir hingga 4-5 kali setahun. Sehingga tidak bisa digunakan untuk membuka lahan pertanian. Kawasan lainnya adalah pemukiman, danau dan belasan alur anak sungai,” bebernya. (*)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

 

Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved