Berita Nunukan Terkini
Nunukan Fashion Week Belum Direstui, Humas Polres Khawatir Pengaruh Kelompok LGBT
Masyarakat muda-mudi akan diwadahi oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Nunukan, menggelar Nunukan Fashion Week
TRIBUNKALTARA.COM, NUNUKAN - Masyarakat muda-mudi akan diwadahi oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Nunukan, menggelar Nunukan Fashion Week, Provinsi Kalimantan Utara.
Namun sejauh ini, konsep acara tersebut belum terselenggara lantaran belum diperbolehkan atau izin dari Satuan Kepolisian Resort Nunukan.
Pihak Polres Nunukan dalam hal ini memegang prinsip kehati-hatian bagi terselenggaranya Nunukan Fashion Week.
Polres Nunukan sangat mewaspadai acara yang terinsiprasi dari Jakarta tersebut akan disusupi gerakan dari kelompok LGBT, lesbian, gay, biseksual, dan transgender.
Baca juga: Paparan LGBT di Citayam Fashion Week, Wagub DKI Dapat Info Kementrian PPPA dan MUI
Baca juga: Banyak Pria Berpakaian Wanita di CFW, PKS Takut Citayam Fashion Week Disusupi LGBT
Baca juga: Hikmahanto Juwana Sebut Pengibaran Bendera LGBT oleh Kedubes Inggris Sebagai Tindakan Provokatif
Polres Nunukan meminta panitia Nunukan Fashion Week untuk melengkapi syarat administrasi terkait pelaksanaan kegiatan di area publik, Alun-alun Nunukan.
Fashion week yang diinisiasi oleh Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga, (Disbudporapar) Nunukan sempat dibatalkan pelaksanaannya pada Minggu 31 Juli 2022.
Lantaran tidak memenuhi syarat adminstrasi dari Polres Nunukan untuk dihelat di area publik, Alun-alun Nunukan.
Kasi Humas Polres Nunukan Iptu Siswati mengatakan pihaknya masih menunggu itikad baik dari panitia pelaksana untuk melengkapi berkas administrasi.
Baca juga: Gegara Bendera LGBT, Cholil Nafis Sebut Kedubes Inggris Tak Hormati Norma Hukum Masyarakat Indonesia
Tak hanya itu, panitia juga diminta untuk menandatangani surat pernyataan berisi beberapa hal yang dianggap riskan bila Nunukan Fashion Week dilaksanakan.
Pasalnya Nunukan Fashion Week terinsipirasi dari Citayam Fashion Week yang hari ini menuai pro kontra dari kalangan masyarakat di tanah air.
"Itu rawan LGBT. Makanya nanti ada surat pernyataan yang ditandatangani panitia terkait kesanggupan untuk tidak adanya pengaruh LGBT dalam kegiatan tersebut. Apabila terindikasi maka sanggup untuk dibubarkan," kata Siswati kepada TribunKaltara.com, Rabu (03/08/2022), sore.
Lanjut Siswati,"Apabila tidak mengikuti peraturan dan undang-undang yang berlaku, kami bubarkan," tambahnya.
Baca juga: Kemlu RI Bakal Panggil Dubes Inggris Usai Kibarkan Bendera LGBT: tak Sensitif Isu dalam Negeri
Bilamana syarat administrasi sudah dilengkapi dan surat pernyataan dari Polres Nunukan ditandatangani, kata Siswati pihaknya siap mengamankan Nunukan Fashion Week.
"Registrasi kegiatan masyarakat secara umum harus jelas. Lalu surat pernyataan ditandatangani panitia dan disaksikan dari tokoh agama, tokoh adat, Camat, kepala desa, tokoh masyarakat termasuk juga MUI," ucapnya.
Bahkan Siswati mengaku akan melakukan koordinasi dengan Satuan Lantas terkait pengamanan jalan bila semua syarat dipenuhi oleh panitia Nunukan Fashion Week.
"Termasuk Bagian Ops terkait personel pengamanan akan kami koordinasikan," tuturnya.
Siapa Saja Boleh Ikut
Menurut Rina Dwi Juliati, Nunukan Fashion Week memang terinspirasi dari Citayam Fashion Week, namun dalam pelaksanaannya berbeda.
Lebih lanjut Rina sampaikan, waktu pelaksanaan hanya dilakukan pada hari Minggu. Perkiraan pukul 08.00-10.00 Wita di Alun-alun (zebra cross depan BNI).
"Citayam itukan waktunya bebas, mau malam, sore, tengah malam. Tapi kalau di Nunukan hanya pagi hari setelah senam pagi. Kan hari Minggu car free day, jadi pengalihan jalur lalu lintas," kata Rina Dwi Juliati kepada TribunKaltara.com, Rabu (03/08/2022), pukul 14.35 Wita.
Lanjut Rina,"Car free day diback up dengan Peraturan Bupati Nomor 17 tahun 2016 tentang Hari Kendaraan Bebas Kendaraan Bermotor," tambahnya.
Baca juga: Bertemu Kurma di Citayam Fashion Week, Marion Jola Bernyanyi dan Menangis
Dia mengaku, Nunukan Fashion Week sebagai wadah pengembangan kreativitas di bidang fashion. Utamanya untuk para model dan designer.
"Kita punya designer anak muda di Nunukan. Membuat peragaan busana perlu biaya besar. Tapi kalau ikut fashion ini tidak perlu biaya. Tinggal bagaimana kepercayaan diri," ucapnya.
Bahkan kata Rina, kegiatan itu akan menjadi destinasi wisata baru untuk masyarakat Nunukan. Diharapkan berdampak pada transaksi jual beli di pasar tani dan kuliner yang ada di Alun-alun tiap hari Minggu.
"Warga dapat hiburan, sehat juga iya karena setelah senam baru dilakukan run way fashion. Mau kulineran juga ada. Uang berputar di situ," ujarnya.
Baca juga: Bonge Sumringah Diajak Raffi Ahmad Gabung Andara Fashion Week, Utang Endorse Beres
Mengenai pakaian yang akan diakamodir panitia Nunukan Fashion Week boleh unik tapi dengan batasan etika di ruang publik.
"Siapa aja boleh ikut, tapi kami tidak mengakamodir perilaku menyimpang. Laki-laki pakai pakaian wanita ataupun sebaliknya, kami tidak akan izinkan ikut run way. Pakaian adat boleh saja," tuturnya.
(TribunKaltara.com/Febrianus Felis)
Artikel ini telah tayang di TribunKaltara.com dengan judul Dinilai Wadahi LGBT, Polres Minta Panitia Nunukan Fashion Week Lengkapi Syarat Administrasi Dan Ini
Artikel ini telah tayang di TribunKaltara.com dengan judul Wacana Gelaran Fashion Week di Nunukan Tuai Pro dan Kontra, Masyarakat Hingga Warganet Angkat Suara
Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.