Berita Internasional Terkini
Amerika Serikat Akui Kirim Rudal Anti-Radar untuk Ukraina, Pangkalan Udara Rusia Langsung Hancur
Senjata yang selama ini dirahasiakan Amerika akhir dibongkar, AS akui telah kirim rudal anti-radar ke Ukraina untuk menyerang Rusia.
"Di sektor Donbas lain di mana Rusia berusaha untuk menerobos, pasukannya belum mencapai lebih dari 3 km selama periode 30 hari ini; hampir pasti secara signifikan kurang dari yang direncanakan," kata pembaruan intelijen Inggris.
Baca juga: Amerika Kembali Kirim Senjata Canggih untuk Lawan Rusia, Ukraina Justru Ingin Libatkan China
Pangkalan Udara Rusia Hancur
Sebuah pangkalan udara Rusia di Krimea hancur karena beberapa ledakan besar.
Serangan tersebut menewaskan sedikitnya satu orang.
Namun, belum dapat dipastikan apakah situs tersebut merupakan sasaran serangan rudal jarak jauh Ukraina.
Dikutip The Guardian, beberapa video beredar di media sosial menunjukkan ledakan dan awan hitam membentuk jamur terlihat dari pangkalan militer Saky, Novofedorivka pada Selasa sore (9/8/2022).
Serangan itu memicu pertanyaan tentang bagaimana situ yang berada lebih dari 100 mil (160 kilometer) dari garis depan mendapat serangan.
Baca juga: Rusia Kehabisan 75 Ribu Pasukan, Penjahat & Militer Swasta Diandalkan Lawan Ukraina
"Kami mengalami ledakan di lapangan terbang. Semua jendela pecah," kata Wakil Kepala Pemerintah setempat, Viktoria Kazmirova kepada TASS.
Lebih jauh, tak lama seorang pejabat senior Ukraina muncul dan mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut, tetapi tidak memberikan rincian lebih lengkap.
Sementara, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan kepada kantor berita RIA Novosti bahwa ledakan itu terjadi sekitar pukul 15.20 waktu setempat.
"Beberapa amunisi penerbangan diledakkan di area penyimpanan," terang Kementerian tersebut.
Kini, pihak terkait tengah mencoba mencari tahu penyebab insiden tersebut.
Turis Rusia yang berlibur di pantai terdekat terlihat takut dan pergi.
Baca juga: Bukan Rusia, Amnesti Internasional Justru Salahkan Ukraina Karena Ancam Warganya Sendiri
Penduduk setempat mengatakan kepada salah satu situs berita Rusia bahwa ledakan berlangsung selama satu jam.
Kepala Krimea yang ditunjuk Rusia Sergey Aksyonov mengatakan satu orang tewas.