Berita Samarinda Terkini
Kalapas Samarinda Sebut Residivis Butuh Psikolog, Dipicu Stigma Buruk tentang Mantan Napi
Dalam dunia kriminal istilah residivis atau pengulangan tindak pidana tentu tidak asing lagi di telinga kita.
Penulis: Rita Lavenia |
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Dalam dunia kriminal istilah residivis atau pengulangan tindak pidana tentu tidak asing lagi di telinga kita.
Terkadang sebagian orang hanya bisa menggelengkan kepala ketika menghadapi para residivis.
Berbicara tentang residivis, Kepala Lapas Klas IIA Samarinda Ilham Agung menyebutkan kebanyakan pengulangan tindak pidana ini justru dari kasus pencurian.
Di mana, kebanyakan para residivis ini sebenarnya terkena kleptomania atau dorongan untuk terus melakukan pencurian.
Namun sedihnya, lanjut Ilham Agung, lembaga pemasyarakatan (Lapas) se-Indonesia belum didukung petugas di bidang psikologi.
Baca juga: 628 WBP Lapas Samarinda Diusulkan Dapat Remisi 17 Agustus, 11 Orang di Antaranya Langsung Bebas
"Karena para narapidana itu terlihat sehat di luar, tetapi sebenarnya mereka sakit di dalam atau secara psikis," tutur Ilham Agung saat dikonfirmasi TribunKaltim.co, Jumat (12/8/2022).
Ilham menambahkan, Lapas di manapun tentu sudah berupaya untuk meminimalisir kembalinya residivis, mulai dari pelatihan skill untuk bekal saat bebas, kegiatan keagamaan hingga pengembangan bakat bagi para warga binaan pemasyarakatan (WBP).
Sebenarnya, lanjut dia, kunci kebehasilan pemasyarakatan ditentukan oleh 3 unsur, yakni petugas, WBP dan masyarakat.
Tetapi, kata dia, saat petugas sudah berintegritas, WBP mantap untuk berubah namun masyarakat atau lingkungan tidak dapat menerima mantan napi, hal inilah yang memicu kembalinya residivis.
"Karena stigma masyarakat tentang mantan napi itu selalu buruk," ucapnya.
"Dan ketika tidak ada yang menerima tentu membuat para mantan napi berkecil hati dan merasa percuma untuk berubah," imbuhnya.
Baca juga: Puluhan Poket Barang Haram 65 Gram Nyaris Masuk di Lapas Samarinda
Oleh sebab itu, menurutnya, untuk mencegah residivis kembali yang juga perlu diubah saat ini adalah stigma buruk masyarakat tentang mantan napi.
"Minimal keluarga yang harus terlebih dahulu menerima. Berikan mereka jalan untuk pulang, Setiap manusia pasti bisa berubah. Yang penting niat dan didukung kepercayaan dari lingkungannya," ucapnya. (*)
Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.