Ibu Kota Negara

3 Kriteria Pemilihan Koridor Kereta Gantung di IKN Nusantara 

Pembangunan IKN Nusantara di Kalimantan Timur harus dimatangkan secara baik, termasuk satu di antaranya penyediaan alat transportasi massal.

Editor: Budi Susilo
ikn.id
Desain suasana IKN Nusantara di Kalimantan Timur. Pembangunan IKN Nusantara di Kalimantan Timur harus dimatangkan secara baik, termasuk satu di antaranya penyediaan alat transportasi massal, kereta gantung. 

TRIBUNKALTIM.CO, JAKARTA - Pembangunan IKN Nusantara di Kalimantan Timur harus dimatangkan secara baik, termasuk satu di antaranya penyediaan alat transportasi massal.

Mengenai hal ini, satu di antaranya disinggung mengenai kereta gantung untuk pelayanan transportasi di Ibu Kota Negara atau IKN Nusantara di Kalimantan Timur

Diperkirakan potensi permintaan perjalanan kereta gantung sebesar 10.112 penumpang per hari atau 3,69 juta penumpang per tahun.

Nilai investasinya mencapai 21 juta dolar AS atau sekitar Rp 315 miliar per kilometer.

Baca juga: 5 Masukan Politisi PDIP Atas Pidato Kenegaraan Presiden Jokowi, Ada soal Keberlanjutan IKN Nusantara

“Sistem aerial memiliki kemampuan kapasitas penumpang besar dan kebutuhan stasiun yang sedikit,” ucap akademisi Prodi Teknik Sipil dari Unika Soegijapranata ini.

Dia mengatakan, keunggulan kereta gantung adalah berkapasitas tinggi, dapat menampung hingga 5.000 penumpang per jam, dan hemat energi serta membutuhkan lahan yang minim.

Kemudian membutuhkan biaya investasi, operasional dan perawatan yang rendah atau 50 persen biaya sistem trem dan 10 persen sistem kereta bawah tanah.

“Kemudian dapat beroperasi tanpa pengemudi dan ditambah biaya pemeliharaan yang rendah, membutuhkan waktu pembangunan yang singkat, ramah lingkungan dan berkelanjutan dengan emisi CO2 yang sangat minim, dan berdampak minimal terhadap lanskape kota,” jelasnya.

Tiga Kriteria Koridor Kereta Gantung

Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) menyarankan kriteria pemilihan koridor kereta gantung di Ibu Kota Negara atau IKN Nusantara, Provinsi Kalimantan Timur, harus yang tepat.

Hal ini menyusul rencana Pemerintah Indonesia membangun sarana transportasi massal yang efisien untuk menunjang mobilitas masyarakat setempat, salah satunya kereta gantung.

Baca juga: Tim Transisi IKN Jelaskan 8 Prinsip Pembangunan Ibu Kota Negara

Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan MTI Pusat Djoko Setijowarno mengatakan, kriteria pertama pemilihan koridor kereta gantung adalah menghubungkan kantor pemerintahan dengan komersial dan pemukiman.

Kedua, dapat digunakan sebagai daya tarik masyarakat.

“Ketiga, terintegrasi dengan moda angkutan lainnya, seperti bus listrik dan kereta api serta terhubung langsung dengan akses menuju ke luar kawasan inti pusat pemerintahan (KIPP),” kata Djoko, Sabtu (13/8/2022).

Djoko mengatakan, sebetulnya transportasi kereta gantung di Indonesia bukanlah hal yang baru.

Baca juga: Ibu Kota Negara Dipindah ke Kaltim, Jakarta Punya Potensi Zona Pertumbuhan Baru

Alat transportasi ini sudah diterapkan di lokasi wisata Taman Impian Jaya Ancol (TIJA) dan Taman Mini Indonesia Indah (TMII).

“Ada pula untuk keperluan mobilitas pekerja di Kota Tembagapura (Kabupaten Mimika Provinsi Papua) yang dioperasikan oleh PT Freeport Indonesia,” ujarnya.

Menurutnya, alternatif pilihan kereta gantung yang dipakai adalah Téléphérique des Capucins.

Ide terkini dengan panjang jalur 4,1 kilometer akan dilayani empat stasiun, durasi perjalanan 12 menit.

Baca juga: Ibu Kota Negara Pindah ke Kaltim, Beri Pengaruh Nyata Ekonomi Penajam Paser Utara

Untuk kecepatan 20 kilometer per jam dan kapasitas angkutnya sebanyak 2.000 penumpang per jam setiap arah.

Dikutip dari Kompas.com, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas membeberkan wacana kereta gantung jadi moda transportasi alternatif di Indonesia, terutama di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.

Untuk itu, Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengunjungi Stevenson Fishing Port, Harbour Flight Centre, dan Boeing di Amerika Serikat (AS).

Di sana, Bappenas mempelajari regulasi pengembangan kereta gantung, seaplane, dan pesawat jarak menengah.

Baca juga: Menteri PUPR Jelaskan Beda Immersed Tunnel di IKN Nusantara dengan Terowongan

Suharso mengatakan, upaya pembangunan kereta gantung masih terhambat, terutama aspek skema pembiayaan dan isu pemanfaatan ruang udara.

“Saat ini sedang dilakukan penjajakan kesesuaian kereta gantung sebagai angkutan perkotaan di IKN dan pariwisata, termasuk kesesuaian aspek topografi wilayah serta added advantage berupa panorama kota,” katanya.

“Pemerintah juga sedang menelaah pengembangan kereta gantung yang terintegrasi dengan rencana induk dan sistem transportasi perkotaan di IKN,” tandasnya.

Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel

Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul MTI Salut pada Konsep Pembangunan IKN Nusantara di Kaltim, Kereta Gantung Jadi Alat Transportasi

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved