Pilpres 2024
Bukan Cak Imin, Anies dan Khofifah Dianggap Paling Cocok Jadi Cawapres Prabowo di Pilpres 2024
Bukan Cak Imin, Anies Baswedan dan Khofifah Indar Parawansa dianggap yang paling cocok dampingi atau jadi calon Wakil Presiden Prabowo di Pilpres 2024
TRIBUNKALTIM.CO - Bukan Cak Imin, Anies Baswedan dan Khofifah Indar Parawansa dianggap yang paling cocok dampingi atau jadi calon Wakil Presiden (Cawapres) Prabowo di Pilpres 2024.
Koalisi Gerindra dengan Partai Kebangkitan Bangsa memunculkan kabar bahwa Prabowo Subianto akan berpasangan dengan Muhaimin Iskandar (Cak Imin) di Pilpres 2024.
Kendati, dua partai ini belum mengumumkan soal pasangan tersebut, namun Gerindra dengan tegas sudah memastikan Prabowo Subianto sebagai calon Presiden mereka.
Baca juga: Di Rapimnas Gerindra, Prabowo Subianto Siap Maju Pilpres 2024, Andi Harun: Kaltim Siap Perjuangkan
Baca juga: Peluang Duet Prabowo-Puan di Pilpres 2024 Kandas? Cak Imin Calon Kuat Cawapres Gerindra-PKB
Namun, pengamat politik punya pandangan lain soal siapa pendamping yang paling cocok dengan Ketua Umum Gerindra itu.
Peneliti Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Wasisto Raharjo Jati menilai Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa cocok menjadi calon wakil presiden (cawapres) mendampingi Prabowo Subianto pada Pemilihan Presiden atau Pilpres 2024 mendatang.
Hal itu menyusul keputusan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (PS) akhirnya menyatakan kesiapannya untuk kembali maju menjadi calon presiden (capres) pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Menurut Wasisto, Anies dan Khofifah berpotensi menjadi kandidat cawapres untuk mendongkrak elektabilitas Prabowo Subianto dari basis pemilih muslim.
“Kalau dalam benak saya, keduanya juga potensi. Hal ini dikarenakan PS perlu mencari basis pemilih muslim besar baru guna menambah elektabilitasnya,” kata Wasisto Raharjo Jati saat dihubungi Tribunnews.com, Selasa (16/8/2022).
Ia menilai besarmya peluang cawapres Prabowo dari sosok agamis setelah pada Pemilu sebelumnya, Menteri Pertahanan itu sudah bersanding dengan dua karakter berbeda, yakni Hatta Rajasa yang berlatar belakang politisi hingga Sandiaga Uno yang merupakan seorang pengusaha.
“Bisa jadi nanti yang dipilih dari kalangan agamis,” katanya.
Wasisto beranggapan potensi pendamping dari kalangan agamis lantaran keputusan Prabowo yang masuk ke pemerintahan.
Masuknya Prabowo ke Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) dianggap menggugurkan basis pemilih Ketua Umum Gerindra itu.
“Prabowo Subianto banyak kehilangan massa pemilih muslim, terutama dari kalangan 212,” katanya.
Baca juga: Rocky Gerung Blak-blakan Soal Prabowo Subianto dan Megawati yang Pecah Kongsi Jelang Pilpres 2024
Bagaimana Peluang Cak Imin?
Sementara itu, untuk peluang Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar atau Cak Imin mendampingi Prabowo Subianto menjadi cawapres juga masih ada.
Namun, kata Wasisto, itu tergantung preferensi personal dari Prabowo Subianto.
“Bisa jadi iya, namun kembali lagi pada preferensi personal Prabowo mengingat Cak Imin sendiri belum ada kata sepakat soal nominasi cawapres tersebut,” tuturnya.
Semangat Prajurit
Wasisto Raharjo Jati berbicara soal keputusan Prabowo Subianto untuk maju kembali menjadi calon presiden (capres) pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
Ia menilai keputusan Ketua Umum Gerindra itu menunjukkan semangat layaknya seorang prajurit yang mengabdi bagi negara.
“Keputusan Prabowo untuk maju kembali sebagai capres menunjukkan bahwa kalau spirit "old soldiers never die, they just fade away",” kata Wasisto Raharjo.
“Bahwa pengabdian tentara atau purnawirawan kepada negara akan terus berlanjut selama nyawa masih dikandung badan,” ujarnya menambahkan.

Ia menambahkan keputusan Prabowo kembali menjadi kandidat RI 1 dapat diartikan sebagai bentuk palagan untuk bisa terus berkiprah di Tanah Air.
“(Palagan) secara harfiah itu berarti medan pertempuran, namun dalam konteks ini bisa diartikan sebagai arena pengabdian,” kata Wasisto.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Sudut Demokrasi Riset dan Analisis (SUDRA) Fadhli Harahab menilai deklarasi Prabowo menjadi Capres 2024 sudah melalui pertimbangan dan keputusan matang dari seluruh elit Gerindra hingga koalisinya, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
“Saya berpandangan, Gerindra sudah memperoleh dukungan bukan saja dari PKB sebagai mitra koalisi saat ini, tetapi juga dari Jokowi selaku bosnya,” ucap Fadhli.
Dengan demikian, sambung dia, baik Gerindra maupun partai koalisinya harus mampu mengontrol elektabilitas Prabowo.
“Sehingga pada perhelatannya nanti tidak kalah lagi. Ya masa mau kalah sampai empat kali, gak toh,” katanya.
Baca juga: Berkoalisi dengan Cak Imin, Duet Prabowo-Puan Maharani di Pilpres 2024 Pupus? Ini Kata Pengamat
Prabowo Deklarasi Capres 2024
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto akhirnya menyatakan kesiapannya untuk kembali maju menjadi calon presiden (capres) pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Hal itu ditegaskan Prabowo dalam pidatonya di rapat pimpinan nasional (rapimnas) Partai Gerindra, di SICC Sentul, Bogor, Jawa Barat, Jumat (12/8/2022) malam.
"Dengan demikian dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim, setelah saya mempelajari dan mendengarkan dengan saksama sikap setiap DPD dan setiap sayap partai yang mengharapkan saya untuk menerima pencalonan sebagai presiden Republik Indonesia tahun 2024," kata Prabowo.
"Dengan ini saya menyatakan bahwa dengan penuh rasa tanggung jawab, saya menerima permohonan saudara, untuk bersedia dicalonkan sebagai calon presiden Republik Indonesia," imbuhnya. (*)
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Anies Baswedan atau Khofifah Dianggap Paling Cocok Dampingi Prabowo di Pilpres 2024, Ini Alasannya