IKN Nusantara

PBB Minta Rusia Pergi dari Pembangkit Nuklir, Ukraina Khawatir Chernobyl Terulang

PBB minta Rusia pergi dari pembangkit nuklir, Ukraina khawatir Chernobyl terulang

Penulis: Rafan Arif Dwinanto | Editor: Faizal Amir

TRIBUNKALTIM.CO - Hari ini, Jumat (19/8/2022) menjadi hari ke-177 Rusia menginvasi Ukraina.

Banyak peristiwa yang terjadi, termasuk Rusia bersiap melakukan provokasi di pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia.

Kemudian, Sekjen PBB menyerukan penarikan pasukan militer di PLTN tersebut.

Sementara itu, 17 orang tewas dan 42 terluka dalam dua serangan di Kharkiv.

Dilansir dari Tribunnews.com, Intelijen militer Ukraina telah memperingatkan bahwa pasukan Rusia mungkin bersiap untuk melakukan "provokasi" di pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia yang dikuasai Moskow.

Badan intelijen pertahanan Ukraina mengatakan prihatin bahwa Rusia memiliki rencana untuk menggelar insiden di pabrik pada hari Jumat.

Mereka dikatakan memiliki informasi bahwa staf perusahaan nuklir Rosatom Rusia telah meninggalkan lokasi.

Sekjen PBB telah menyerukan penarikan segera pasukan militer dari lokasi PLTN Zaporizhzhia.

António Guterres mengatakan dia "sangat prihatin" tentang situasi di pabrik dan mengatakan itu harus demiliterisasi.

"Kita harus mengatakan seperti itu - potensi kerusakan pada Zaporizhzhia adalah bunuh diri," kata Gutteres.

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy, mengatakan dia setuju dengan Guterres tentang kerangka kerja untuk kunjungan pengawas Badan Energi Atom Internasional untuk memeriksa pembangkit listrik.

"Kami khawatir. Kami tidak menginginkan Chernobyl lagi,” tambah Presiden Turki, Recep Tayyip Erdoğan.

Sementara itu, sedikitnya 17 orang tewas dan 42 terluka dalam dua serangan terpisah Rusia di Kharkiv, menurut gubernur regionalnya.

Tiga warga sipil tewas dan 17 terluka dalam serangan roket sebelum fajar pada hari Kamis (18/8/2022), setelah serangan dari Rusia sehari sebelumnya.

"Sampai sekarang, 17 orang tewas di Kharkiv ... dan 42 orang terluka," kata Oleh Synehubov.

Dia menggambarkan serangan itu sebagai "tindakan terorisme". (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved