Berita Kutim Terkini
Pendidikan Rendah Jadi Salah Satu Penyebab Stunting di Kutim
Salah satu penyebab stunting di Kabupaten Kutai Timur (Kutim) lantaran rendahnya pendidikan dan tingginya angka kemiskinan di masyarakat.
Penulis: Syifaul Mirfaqo | Editor: Aris
TRIBUNKALTIM.CO, SANGATTA - Salah satu penyebab stunting di Kabupaten Kutai Timur (Kutim) lantaran rendahnya pendidikan dan tingginya angka kemiskinan di masyarakat.
Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kutai Timur (Kutim) mengungkap bahwa masyarakat dengan pendidikan rendah cenderung kesulitan dalam memenuhi kebutuhan anak.
Kesulitan ini yang kemudian berakibat terhadap tumbuhkembang anak dan menyebabkan terjadinya stunting.
Demikian disampaikan oleh Kepala Bidang Keluarga Berencana DPPKB Kutim, Mustika saat ditemui di ruangannya, Selasa (23/8/2022).
Baca juga: Sita 8 Poket Sabu Seberat 26,34 Gram, Polisi Bekuk Pengedar Narkoba di Kutim
“Menurut pengamatan kami di lapangan, rendahnya pendidikan dapat berdampak pada peningkatan stunting,” ujarnya.
Belum lama ini, dirinya sempat menemui keluarga di salah satu wilayah Kutim yang dinilai kurang taraf pendidikannya.
Mulai dari pola pikir masyarakat soal pendidikan hingga pengasuhan anak masih minim dikuasai oleh orang tua.
Baca juga: Harga Telur Ayam di Sangatta Kutim Naik, Sentuh Angka Rp 65 Ribu
“Nah, kalau pola pikir terhadap pendidikan sudah rendah, akhirnya pola asuh anak juga kurang maksimal, bahkan menyebabkan pernikahan dini,” ujarnya.
Pasalnya, jika pola asuh orang tua terhadap anak tidak maksimal, maka kualitas sumber daya manusia (SDM) juga menurun.
Kebanyakan hal ini mengakibatkan tingkat kemiskinan tinggi dan berujung pada stunting.
Baca juga: Tertangkap Basah Rekap Nomor Togel, Dua Penjudi di Kutim Digerebek Polisi
“Kalau sudah pendidikan rendah, pola asuh anak tidak maksimal, rata-rata disitu juga tingkat kemiskinan tinggi dan memiliki anak dengan jumlah yang banyak, alhasil mengakibatkan stunting,” ujarnya.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tingkat kemiskinan yang tinggi akan menimbulkan berbagai macam permasalahan sosial.
Mulai dari pendidikan rendah, pola asuh anak tidak tepat, hingga mengakibatkan stunting pada anak.
Baca juga: Sekolah Rusak di Kecamatan Sandaran Kutim Jadi Pemenang Lomba Foto Jalan yang Digelar FRK
Oleh karena itu, ia menekankan bahwa pendidikan itu penting, minimal dapat mengikuti wajib belajar 9 tahun.
“Pendidikan itu penting sekali, selain itu pengawasan terhadap anak juga penting,” ucapnya. (*)
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.