Berita Internasional Terkini
Laut Cina Selatan di Ambang Perang, Cina Berani Unjuk Gigi Jika Rusia Menang Telak Atas Ukraina
Laut Cina Selatan kini berada di ambang perang pasalnya Cina akan kembali berani unjuk gigi jika Rusia menang dari Ukraina.
TRIBUNKALTIM.CO - Peperangan Rusia dan Ukraina telah memasuki bulan keenam dan kemungkinan hasil negara mana yang akan memenangkan pun menjadi sorotan.
Pasalnya jika Rusia menang telak atas peperangan melawan Ukraina, konflik lain akan muncul soal persengketaan wilayah Laut Cina Selatan.
Persengketaan Laut Cina Selatan akan kembali terjadi dan berada di ambang perang lantaran Cina akan berani unjuk gigi jika sekutunya, Rusia menang telak atas Ukraina.
Baca juga: Benang Kusut Laut Cina Selatan Masih Misteri, Kini AS Unjuk Gigi, Lindungi Filipina dan Serang Cina
Sebagaimana dilansir dari express, pada Minggu (21/8/2022), Cina telah menyerang Taiwan setelah menyambut Gubernur negara bagian Indiana Amerika Serikat ke Taipei.
Beijing mengajukan pernyataan tegas atas perjalanan Eric Holcomb ke negara kepulauan yang berpemerintahan sendiri itu.
Yang dipandang Beijing sebagai bagian dari Cina, dan dapat direbut dengan paksa jika perlu.
Baca juga: Bukan Lagi soal Laut Cina Selatan, Kini Rusia dan Cina Kembali Sengeketakan Laut Cina Timur
Serangkaian kunjungan kontroversial datang setelah Ketua DPR Amerika Serikat, Nancy Pelosi melakukan perjalanan ke pulau itu awal bulan ini.
Beijing menanggapi kunjungannya dengan mengadakan latihan militer tembakan langsung di dekat Taiwan, kegiatan yang diklaim Taipei menunjukkan bahwa Beijing sedang bersiap untuk menyerang.
Di tengah ketakutan invasi, seorang ahli militer terkemuka telah memperingatkan bahwa serangan Cina di Taiwan bergantung pada apakah Rusia berhasil dalam invasi ke Ukraina.
Presiden Cina Xi akan bertindak jika rekannya dari Rusia dan sekutunya Vladimir Putin mencapai kemenangan di Ukraina, menurut Dr John Callahan, mantan diplomat dan juru bicara Departemen Luar Negeri, yang sekarang bekerja sebagai penasihat militer dan dekan di New Inggris College di Amerika Serikat.
John menjelaskan, "Karena jika Rusia melakukan semacam kemenangan meyakinkan di Ukraina, itu pasti akan mendorong Cina untuk bertindak, dan mereka akan bertindak," ungkap John dikutip dari express, Selasa (23/8/2022).
Saat perang Ukraina berkecamuk, Cina tetap menjadi sekutu terpenting Rusia setelah Moskow dijauhi dan diberi sanksi oleh sebagian besar komunitas internasional atas invasi tersebut.
Putin dan Xi menegaskan kemitraan antara kedua negara mereka beberapa minggu sebelum tank Rusia pertama meluncur ke Ukraina pada Februari.
Terlepas dari rencana Cina dan Rusia untuk berkolaborasi di berbagai bidang termasuk perubahan iklim dan ruang angkasa, Xi belum secara terbuka menyatakan dukungan untuk invasi Putin ke Ukraina.
Pemimpin Cina menyerukan pengekangan maksimum atas situasi pada bulan Maret.