Virus Corona
Terbaru! Apakah Covid 19 Sama dengan SARS? Kenali Lebih Jauh tentang Virus Corona dan Gejalannya
Apakah covid 19 sama dengan SARS? kenali lebih jauh tentang Virus Corona dan perbedaannya
TRIBUNKALTIM.CO - Apakah covid 19 sama dengan SARS? kenali lebih Jauh tentang Virus Corona.
Virus corona yang menyebar dari Wuhan, China di akhir 2019 masih belum mereda penyebarannya.
Belakangan muncul pertanyaan mengenai penamaan virus dan penyakit tersebut.
Terutama penjelasan antara SARS Coronavirus tipe 2, SARS-Cov-2 dan Covid-19 ?
Baca juga: Terkuak Bahaya Virus Corona Varian Terbaru, Gejala atau Ciri Ciri Bila Terinfeksi Mirip SARS
Mengutip penjelasan dari laman World Health Organization, COVID-19 merupakan nama penyakit dari virus corona yang belakangan ini merebak dari Wuhan, China.
Adapun virus penyebab penyakit Covid-19 adalah severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 atau disebut pula SARS-CoV-2.
Meskipun sekilas nama virus SARS-CoV-2 identik dengan SARS-CoV akan tetapi keduanya berbeda.
WHO menjelaskan, SARS coronavirus (SARS-CoV) merupakan virus yang diidentifikasi pada 2003 yang menyebabkan SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome).
Saat itu, epidemi SARS menyebar hingga 26 negara dan menginfeksi lebih dari 8.000 kasus pada tahun 2003.
Kenapa kemudian nama penyakit virus corona Covid-19 berbeda dengan nama virusnya?
Masih mengutip dari situs WHO, virus dan penyakit seringkali memiliki perbedaan.
Misalnya pada HIV adalah nama virus yang menyebabkan penyakit AIDS, atau penyakit campak berbeda namanya dengan virus yang menyebabkannya virus rubela.
Virus diberi nama berdasarkan struktur genetiknya guna memfasilitasi pengembangan tes diagnostik, vaksin dan obat-obatan.
Penamaan tersebut diberikan oleh Komite Internasional tentang Taksonomi Virus (ICTV).
Penyakit, diberi nama guna memungkinkan diskusi terkait pencegahan, penyebaran, penularan penyakit, keparahan dan pengobatannya.
Kesiapan respon merupakan peran WHO, sehingga secara resmi penamaan dilakukan oleh WHO dalam
Virus corona Wuhan dinamakan SARS-CoV-2
Terkait kasus infeksi akibat virus corona yang baru-baru ini merebak, ICTV mengumumkan nama virus adalah "coronavirus syndrome pernafasan akut yang parah (SARS-CoV-2)".
Baca juga: Arab Saudi Laporkan Temuan 65 Kasus Virus Corona dan Kondisi Terkini 42 Pasien Dalam Kondisi Kritis
Nama tersebut dipilih karena virus secara genetik terkait dengan coronavirus yang selama ini bertanggungjawab terhadap SARS tahun 2003.
Meskipun kedua virus tersebut berbeda.
Sementara itu WHO pada 11 Februari 2020 mengikuti pedoman yang dikembangkan Organisasi Hewan Dunia (OIE) dan Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) mengumumkan penyakit baru tersebut bernama "COVID-19".
"Kami sekarang memiliki nama untuk penyakit yang disebabkan oleh coronavirus novel: COVID-19. Memiliki nama penting untuk mencegah penggunaan nama lain yang bisa tidak akurat atau menstigmatisasi," kata Tedros Adhanom Ghebreyesus, Dirjen WHO.
WHO sendiri dalam berkomunikasi dengan publik tak menggunakan nama yang sama dengan yang dikeluarkan oleh ICTV.
Setiap berkomunikasi dengan publik WHO menyebut nama virus dengan "virus yang bertanggung jawab untuk COVID-19" atau sering pula menggunakan penyebutan "virus COVID-19".
"Dari perspektif komunikasi risiko, menggunakan nama SARS dapat memiliki konsekuensi yang tidak diinginkan dalam hal menciptakan rasa takut yang tidak perlu untuk beberapa populasi, terutama di Asia yang paling parah terkena dampak wabah SARS pada tahun 2003," tulis WHO dalam keterangan website resminya seperti dilansir Kompas.com.
Akan tetapi penyebutan WHO sendiri tidak dimaksudkan untuk mengganti secara resmi nama yang telah disetujui oleh ICTV.
Tentang SARS dan MERS
Virus yang berhubungan dengan infeksi pernapasan merupakan virus yang menyerang dan berkembangbiak di sel epitel saluran pernapasan.
Beberapa waktu terakhir, dunia sedang dilanda pandemi Covid-19 atau virus corona baru.
Di mana virus ini diklasifikasikan sebagai betacoronavirus.
Dilansir dari buku Panduan Pencegahan Coronavirus (2020) karya Wang Zhou, Covid-19 memiliki urutan genom yang sama dengan SARS dan virus corona yang lainnya.
Berikut pengertiannya seperti dilansir Kompas.com:
SARS
Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus SARS-CoV.
Gejala utama SARS termasuk demam, batuk, sakit kepala, nyeri otot, dan gejala infeksi pernapasan lainnya.
Sebagian besar pasien SARS sembuh dengan atau tanpa perawatan medis.
Tingkat fasilitasnya sekitar 10 persen, dan menyerang mereka yang berusia di atas 40 tahun atau memiliki riwayat penyakit bawaan.
Penyakit bawaan yang dimaksud seperti jantung koroner, diabetes, asma, dan penyakit paru-paru kronis.
Mereka yang memiliki riwayat penyakit bawaan lebih berisiko terkena penyakit SARS yang masuk dalam golongan penyakit mematikan.
MERS
Middle East Respiratory Syndrome (MERS) disebabkan oleh virus MERS-CoV.
Penyakit ini pertama kali dilaporkan di negara-negara timur tengah termasuk Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan lain-lain.
Orang yang terinfeksi oleh MERS-CoV dapat menderita sindrom gangguan pernapasan akut (acute respiratory distress syndrome/ ARDS).
Sedangkan manifestasi yang paling umum adalah demam dengan tremor, batuk, sesak napas, otot yang sakit, dan gejala gastrointestinal.
Baca juga: Unik! Begini Cara Bupati Karawang Tandai Pandemi Virus Corona Usai, Proyek Sempat Tertunda 2 Tahun
Gejala gastrointestinal seperti diare, mual, muntah, atau sakit perut.
Kasus yang parah ditandai dengan kegagalan pernapasan yang membutuhkan ventilasi mekanis dan perawatan suportif di ICU.
Beberapa pasien mengalami kegagalan organ, terutama gagal ginjal dan syok septik, yang akhirnya menyebabkan kematian.
Case Fatality Rate MERS adalah sekitar 40 persen. Sejak kasus pertama MERS pada September 2012 hingga Mei 2015, telah dilaporkan di 25 negara di mana MERS merupakan ancaman serius bagi dunia kesehatan.
Novel Coronavirus (Covid-19)
Virus corona baru yang ditemukan ini adalah mutasi dari novel coronavirus.
Kemudian diberi nama 2019-nCoV atau Covid-19 oleh WHO dan SARS-CoV-2 oleh ICTV pada 10 Januari 2020.
Sekuensing genom atas sampel pertama Covid-19 selesai dilakukan dan urutan genom virus dari lima sampel berikutnya diumumkan setelah itu.
Akibat mutasi antigenik, membuat virus corona ini tidak dikenal oleh manusia.
Masyarakat umum tidak memiliki kekebalan terhadap strain baru virus ini.
Selain itu, penularan virus ini terjadi melalui lebih dari satu cara.
Faktor-faktor inilah yang mengakibatkan novel coronavirus menjadi epidemi dan pandemi.
(*)
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.