Berita Nasional Terkini

Arteria Dahlan di Karni Ilyas Club: Pengawasan Polri Lemah dari Internal Maupun Eksternal

Arteria Dahlan di acara Karni Ilyas Club mengaku bahwa munculnya kasus Brigadir Joshua yang melibatkan Ferdy Sambo adalah lemahnya pengawasan Polri

YouTube Karni Ilyas Club
Anggota Komisi III DPR RI Arteria Dahlan saat menjadi bintang tamu di acara Karni Ilyas Club membahas tentang Polri dan kasus Ferdy Sambo. 

TRIBUNKALTIM.CO - Anggota Komisi III DPR RI Arteria Dahlan di acara Karni Ilyas Club mengaku bahwa munculnya kasus Brigadir Joshua yang melibatkan mantan Kadiv Propam, Ferdy Sambo adalah bentuk lemahnya implementasi dan pengawasan dalam Polri.

Tidak dipungkiri Arteria Dahlan kepada Karni Ilyas jika lemahnya Polri saat ini, karena faktor pengawasan baik dalam internal maupun eksternal.

"Saya pikir kalau sekarang kalau kita melihat fakta dari atif dihadirkan pasca pemberitaan dan penyidikan Brigadir J dua-duanya lemah (lembaga pengawas)," kata Arteria Dahlan dikutip dari kanal YouTube Karni Ilyas Club, Jumat (2/9/2022).

"Kita juga menyadari betul selama ini teryata pengawasan yang kita rasakan sudah sangat mengawasi ternyata juga masih belum terawasi. Kami juga masih belum melihat yang tak terlihat, mendengar yang tak terdengar," sambungnya.

Baca juga: Klarifikasi Prof Suteki di Karni Ilyas Club: Bukan Polri, Saya Mengatakan Mabes Polri Dibubarkan

Terlebih, diakuinya Komisi III DPR RI tidak menyangka Propam sebagai serambi muka, Kadivnya terlibat dalam kasus pembunuhan berencana.

Padahal selama ini, ia melihat mantan Kadiv Propam Ferdy Sambo selalu tegas terhadap polisi yang nakal.

"Karena selama ini kan, kalau Pak Sambo kalau kita bicara, saya ini sering laporin polisi yang nakal. Pak Sambo selalu mengatakan 'udah bang sikat aja bang, jangan takut-takut bang, masih banyak sekali polisi-polisi kirta yang bersih merah putih bang' bilangnya selalu seperti itu," ujar Arteria Dahlan.

Oleh karena itu, Komisi III DPR menurutnya kaget atas perbuatan yang dilakukan Ferdy Sambo berdasarkan hasil penyidikan atas kasus kematian Brigadir Joshua.

Baca juga: Di Hadapan Karni Ilyas, Ketua Komnas HAM Beber Persamaan dan Perbedaan Kasus Ferdy Sambo dan KM 50

Selain itu, Arteria Dahlan juga menyatakan bahwa saat Ferdy Sambo menjabat Kadiv Propam, polisi yang nakal masa tunggunya untuk dapat jabatan bisa sampai 3 tahun.

"Jadi, ini memang betul-betul meyakinkan kita semua bahwa Propam di bawah penanganan Pak Sambo ini betul-betul serius, tapi kan dengan kejadian ini, semuanya terungkaplah. Memang ada yang sengaja untuk dijadikan komoditas pemberitaan melalui penegakan hukum yang dilakukan oleh Propam," beber Arteria Dahlan.

"Tapi di pihak lain, ada ruang gelap yang tertutupi selama ini. Saya katakan juga, ini adalah tangan Tuhan sekaligus juga mungkin ada maksud yang ingin Tuhan sampaikan kepada institusi Polri," lanjutnya.

Oleh karena itu, Arteria Dahlan tidak menampik bahwa dengan adanya kasus Ferdy Sambo, ini sebuah pertolongan dari Tuhan untuk bisa dimanfaatkan Kapolri beserta jajarannya dalam melakukan reformasi kultural, sistematis dari kelembagaan secara serius.

Simak video selengkapnya:

(TribunKaltim.co/Justina)

 
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

 

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved