Berita Internasional Terkini
Serangan Balasan Ukraina Terhadap Pasukan Rusia, Putin dan Zelenskyy Saling Klaim Kemenangan
Imbas dari serangan balasan Ukraina terhadap Rusia, Putin dan Zelenskyy saling mengklaim kemenangan.
TRIBUNKALTIM.CO - Semenjak invasi Rusia di Ukraina pada 24 Februari 2022, pasukan Putin selalu meluncurkan serangan brutalnya begitu pula sebaliknya di mana pasukan Zelenskyy membalas serangan tersebut.
Dan baru-baru ini, Ukraina kembali meluncurkan serangan balasannya terhadap pasukan Rusia.
Atas serangan balasan Ukraina terhadap pasukan Rusia, Putin dan Zelenskyy saling mengklaim kemenangan.
Baca juga: Di Tengah Perang yang Masih Terjadi di Ukraina, PBB Justru Ucapkan Terima Kasih kepada Rusia
Serangan balasan Ukraina dilakukan untuk merebut kembali kota besar pertama yang jatuh ke tangan Rusia, Kherson.
Berlanjut saat pasukannya menyerang pos komando dan pasukan Moskow membalas dengan serangan darat untuk menghalangi operasi.
Juru bicara komando selatan Ukraina, Natalia Humeniuk, mengatakan pasukan Ukraina menghancurkan gudang amunisi dan jembatan ponton untuk menghambat pergerakan pasukan cadangan Rusia.
Baca juga: Imbas dari Sanksi Barat atas Pembatasan Harga Minyak Rusia Membuat Perebutan Pasokan Energi Memanas
Sebagaimana dilansir dari aljazeera, menurut laporan tersebut, tembakan terdengar di dekat pusat kota Kherson.
Moskow telah membantah laporan kemajuan militer Ukraina dan mengatakan pasukannya mengusir pasukan Kyiv.
Tentara Ukraina merilis sedikit berita tentang kemajuan serangan balasan yang diluncurkan pada awal minggu di wilayah Kherson.
Kedua belah pihak telah mengklaim keberhasilan medan perang pada hari-hari awal dari apa yang digambarkan oleh Ukraina sebagai titik balik potensial dalam perang.
Sementara itu, staf umum Ukraina pada hari Jumat (2/9/2022) mengatakan pasukan Rusia telah menembaki kota termasuk Kharkiv.
Sejak invasi Rusia Februari, lebih dari tujuh juta orang telah melarikan diri dari Ukraina, ribuan tewas, dan kota-kota menjadi puing-puing dalam apa yang disebut oleh Kyiv dan Barat sebagai perang agresi tak beralasan Rusia.
Moskow menyebut tindakannya sebagai operasi militer khusus untuk menghentikan ekspansi NATO di negara-negara sekitarnya.
Menyingkirkan nasionalis Ukraina dan melindungi komunitas berbahasa Rusia.
Perkembangan pada hari Sabtu (3/9/2022) terjadi ketika Moskow dan Kyiv saling menyalahkan atas tindakan di pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia yang diduduki Rusia.
Di mana inspektur PBB tiba pada hari Kamis (1/9/2022) dalam misi untuk membantu mencegah bencana radiasi karena fasilitas tersebut telah berulang kali diserang.
Presiden Turki Tayyip Erdogan mengatakan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin melalui telepon bahwa negaranya dapat memainkan peran fasilitator mengenai pembangkit nuklir Zaporizhzhia.
Raksasa energi Rusia Gazprom, sementara itu, telah menunda melanjutkan pengiriman gas, sebuah langkah yang memperdalam masalah Eropa dalam mengamankan bahan bakar untuk musim dingin dengan biaya hidup yang sudah melonjak.
Moskow menyalahkan sanksi, yang dijatuhkan oleh Barat setelah invasi Rusia 24 Februari ke Ukraina, karena menghambat operasi rutin dan pemeliharaan Nord Stream 1.
Sementara itu, Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu mengatakan Ukraina terus menggunakan senjata dari sekutu Baratnya untuk menembaki pabrik tersebut.
Dan menolak pernyataan Kyiv dan Barat bahwa Rusia telah mengerahkan senjata berat di pabrik tersebut.
(TribunKaltim.co/Hartina Mahardhika)
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.