Berita Nasional Terkini
Hacker Bjorka Tebar Ancaman Lagi, Bakal Bocorkan Database MyPertamina, Dukung Demo BBM
Hacker Bjorka tebar ancaman lagi, kali ini Bjorka bakal membocorkan data MyPertamina. Tujuannya mendukung demo penolakan kenaikan harga BBM.
TRIBUNKALTIM.CO - Hacker Bjorka tebar ancaman lagi, kali ini Bjorka bakal membocorkan data MyPertamina.
Bjorka beberapa hari belakangan ini sedang menjadi sorotan di Indonesia.
Di media sosial, Bjorka bahkan beberapa kali Trending di Twitter.
Nama Bjorka menjadi sorotan usai mengklaim meretas dokumen milik Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Kini Bjorka kembali jadi sorotan usai mengumumkan akan membocorkan data MyPertamina.
Baca juga: Rentan, Hacker Perusahaan dengan Mudah Bobol Kunci Mobil Tesla, Gunakan Bluetooth
Bjorka menyebut hal ini dilakukan sebagai bentuk dukungan masyarakat Indonesia demo menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
Hal ini muncul melalui akun telegram Bjorkanism, Sabtu (10/9/2022).
“to support people who are struggling by holding demonstration in Indonesia regarding the price of fuel oil. I will publish mypertamina database soon.”
Artinya kurang lebih: "Untuk mendukung masyarakat yang sedang berjuang dengan mengadakan demonstrasi di Indonesia mengenai harga bahan bakar minyak. Saya akan segera mempublikasikan database mypertamina." tulis Bjorka.
Dari penelusuran TribunKaltim.co, Hacker Bjorka menyebut berasal dari Warsawa, Polandia.
Melalui akun Twitter @bjorkanism yang dibuat September 2022, Bjorka menyebutkan berasal dari Warsawa, Polandia.

Hacker Bjorka Klaim Retas Dokumen Milik Jokowi, BSSN Tempuh Langkah Hukum
Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) bersiap menempuh langkah hukum untuk menyikapi klaim peretasan yang dilakukan hacker Bjorka terhadap dokumen surat-menyurat Presiden Joko Widodo.
Hal ini disampaikan Juru Bicara BSSN, Ariandi Putra, melalui keterangan tertulisnya pada Sabtu (10/9/2022).
"BSSN juga telah melakukan koordinasi dengan penegak hukum, antara lain dengan Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri untuk mengambil langkah-langkah penegakan hukum," kata Ariandi.
Dia melanjutkan, BSSN sudah menelusuri beberapa dugaan insiden kebocoran data yang terjadi, serta melakukan validasi terhadap data-data yang dipublikasikan.
Baca juga: Cara Hack WhatsApp Seperti yang Dipakai Hacker, Ada yang Bisa Memodifikasi Pesan WA
Selain itu, BSSN telah melakukan koordinasi dengan setiap penyelenggara sistem elektronik yang diduga mengalami insiden kebocoran data.
"Termasuk dengan penyelenggara sistem elektronik di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara," lanjut Ariandi.
"BSSN bersama dengan PSE terkait telah dan sedang melakukan upaya-upaya mitigasi cepat untuk memperkuat sistem keamanan siber guna mencegah risiko yang lebih besar pada beberapa PSE tersebut," tegas dia seperti dilansir dari Kompas.com.
Ariandi menjelaskan, keamanan siber merupakan tanggung jawab bersama.
Untuk itu, BSSN memberikan dukungan teknis dan meminta seluruh penyelenggara sistem elekronik tuntuk memastikan keamanan sistem elektronik di lingkungan masing-masing sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik.
"Yang menyatakan bahwa 'Setiap Penyelenggara Sistem Elektronik harus menyelenggarakan Sistem Elektronik secara andal dan aman serta bertanggung jawab terhadap beroperasinya Sistem Elektronik sebagaimana mestinya'," tambah Ariandi.
Diberitakan sebelumnya, hacker Bjorka mengunggah sejumlah dokumen yang diklaim merupakan milik Presiden Jokowi.
Dokumen-dokumen periode 2018-2021 itu diunggah di situs breached.to.
Dilansir dari laman situs tersebut pada Sabtu, salah satu dokumen yang diunggah berasal dari Badan Intelijen Negara (BIN) untuk Presiden Jokowi.
"Berisi transaksi surat tahun 2019 - 2021 serta dokumen yang dikirimkan kepada Presiden termasuk kumpulan surat yang dikirim oleh Badan Intelijen Negara yang diberi label rahasia," demikian yang tertulis di dalam situs.
Selain itu dalam unggahannya, hacker Bjorka menjelaskan telah mengunggah total 679.180 dokumen berukuran 40 megabyte (MB) dalam bentuk data terkompres.
Baca juga: Data 2,65 Miliar Pengguna Google Chrome Terancam Dirampok Hacker, Ini Langkah Antisipasinya
Sejumlah contoh dokumen juga dicantumkan dalam unggahan yang diberi judul. Antara lain, "Permohonan Dukungan Sarana dan Prasarana", "Surat Rahasia kepada Presiden dalam amplop tertutup" dan "Gladi Bersih dan Pelaksanaan Upacara Bendera pada Peringatan HUT ke-74 Proklamasi Kemerdekaan RI Tahun 2019".
Menanggapi peristiwa ini, Kepala Sekretariat Presiden (Kasetpres) Heru Budi Hartono memastikan, tidak ada satu pun dokumen surat menyurat Presiden Joko Widodo yang diretas.
"Tidak ada data isi surat-surat apapun yang kena hack," tegas Heru saat dikonfirmasi, Sabtu (10/9/2022).
Meski demikian, ia menegaskan, segala tindakan peretasan merupakan perbuatan melanggar hukum.
Dia pun meyakini bahwa aparat penegak hukum segera menyelesaikan persoalan ini.
"Saya rasa penegak hukum akan melakukan tindakan hukum. Nanti akan ada pernyataan resmi pejabat terkait," tambah dia. (*)
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.