Berita Kutim Terkini
Pasar Tumpah Menjamur di Sangatta Kutai Timur, Penyediaan Lahan Parkir Jadi Alternatif Solusi
Pasar tumpah Sangatta masih menjadi permasalahan di Kecamatan Sangatta Utara, Kabupaten Kutai Timur (Kutim) hingga saat ini karena pelanggan yang tida
Penulis: Syifaul Mirfaqo |
TRIBUNKALTIM.CO, SANGATTA - Pasar tumpah Sangatta masih menjadi permasalahan di Kecamatan Sangatta Utara, Kabupaten Kutai Timur (Kutim) hingga saat ini karena pelanggan yang tidak diberikan ruang parkir.
Banyaknya konsumen pasar tumpah dikeluhkan pengguna jalan lain, pasalnya membuat jalan menyempit akibat kendaraan yang parkir di bahu jalan.
Hal ini dibenarkan oleh Plt Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kutim, Joko Suripto saat ditemui TribunKaltim.co di ruang kerjanya.
"Ada beberapa keluhan terkait parkir, itu juga disampaikan Wakil Bupati Kutim," ujarnya, Rabu (14/9/2022).
Joko mengaku, untuk sekarang tidak mungkin jika harus meniadakan atau meminta pedagang pasar tumpah untuk pindah ke Pasar Induk Sangatta Utara.
Baca juga: Pasar Sangatta Selatan Kutim Kian Sesak, Pedagang Diimbau Sadar Keselamatan Saat Berjualan
Penyebabnya akan ada beberapa sumber penghasilan yang hilang, atau penjual khawatir kehilangan pelanggannya.
"Mereka yang biasanya beli di pasar tumpah itu biasanya warga yang merasa belanja di pasar induk itu kejauhan, jadi kemungkinan juga akan menolak," ucapnya.
Dirinya menyarankan pengelolaan tempat parkir untuk mengurangi kemacetan yang terjadi di pagi hari saat jadwal berangkat kerja dan sore di waktu pulang ke rumah.
Kemudian disiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) atau juru parkir (jukir) yang difasilitasi oleh Dishub Kutim.
"Misal ada lahan khusus untuk parkir, karena kalau di pinggir jalan ini sangat mengganggu lalu lintas di jam-jam tertentu," terangnya.
Baca juga: Pasar Tumpah dan Badut di Persimpangan Jalan Sangatta Kutim Perlu Ditertibkan
Namun beberapa jukir yang ada saat ini tidak mau menerapkan sistem gaji yang diberikan setiap satu bulan sekali.
Padahal, Joko mengungkap bahwa pihaknya telah menyediakan nota karcis parkir.
"Mereka maunya sistem bagi hasil. Padahal kita sudah sediakan misal karcis parkir, jadi untuk motor Rp 2 ribu. Tapi mereka menolak," ucapnya.
Saat ini Dishub Kutim masih menyusun konsep yang tepat untuk pengadaan tempat parkir sebagai solusi alternatif dari dampak pasar tumpah. (*)
Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.