Berita Internasional Terkini
Buntut dari Kekalahan dalam Serangan Ukraina, Rusia dan Cina Sepakat Luncurkan Peperangan Baru?
Usai kekalahan yang dihadapi Rusia saat serangan balasan Ukraina, benarkah Rusia dan Cina sepakat luncurkan peperangan baru?
TRIBUNKALTIM.CO - Selama tujuh bulan peperangan Rusia dan Ukraina, pasukan Putin selalu unggul dan memenangkan serangan dari militer Zelenskyy.
Namun dalam minggu terakhir, posisi berbalik arah pasalnya Ukraina berhasil merebut wilayah yang telah diduduki oleh pasukan Rusia sebelumnya dan memukul mundur pasukan Putin dari beberapa wilayah di Ukraina.
Dan buntut dari kekalahan dalam serangan Ukraina, Rusia dan Cina sepakat meluncurkan peperangan baru?
Baca juga: Situasi Kini Berbalik, Ukraina Kembali Puncaki Peperangan Setelah Serangan Brutal Rusia Diluncurkan
Untuk diketahui dalam beberapa waktu mendatang, Putin dan Xi Jinping akan mengadakan pertemuan.
Pertemuan itu juga disinyalir merupakan rencana untuk mencari alternatif ke dunia barat, imbas dari kekalahan dari serangan Ukraina.
Sebagaimana dilansir dari express, kedua pemimpin akan mengadakan pertemuan puncak di negara bekas Uni Soviet, Uzbekistan.
Baca juga: Usai Alami Kemunduran Terburuk Melawan Ukraina, Kekuatan Hubungan Tak Terbatas Rusia dan Cina Diuji
Pertemuan itu telah memicu kekhawatiran akan berkembangnya aliansi antara Rusia dan Cina.
Juru bicara kebijakan luar negeri Kremlin Yuri Ushakov memberikan informasinya bahwa Putin juga akan bertemu dengan para pemimpin lain termasuk India, Pakistan, Turki dan Iran tetapi pertemuannya dengan pemimpin Cina merupakan agenda yang sangat penting.
Namun pembahasan dalam pertemuan antara Cina dan Rusia itu masih belum dipublikasikan.
Dan sebelumnya kedua pemimpin mengeluarkan pernyataan bersama yang mengatakan persahabatan antara negara mereka tidak memiliki batas.
Setelah pernyataan itu, Rusia menginvasi Ukraina.
Kini, hubungan Cina dengan Barat dan Amerika Serikat juga memburuk menyusul ketegangan atas Taiwan yang memiliki pemerintahan sendiri.
Bulan lalu, Beijing melakukan blokade militer lima hari di sekitar pulau itu sebagai tanggapan atas kunjungan Ketua DPR Amerika Serikat Nancy Pelosi.
Analis memperkirakan Xi akan terpilih kembali untuk masa jabatan ketiga yang belum pernah terjadi sebelumnya di Kongres Partai Komunis Cina yang akan datang pada bulan Oktober.
(TribunKaltim.co/Hartina Mahardhika)
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.