Berita Nasional Terkini
TERBONGKAR Sosok 'Kakak Asuh' Ferdy Sambo di Internal Polri, Pengamat: Ingin Intervensi Tapi Gagal
Terbongkar ada sosok 'Kakak Asuh' Ferdy Sambo di internal Polri, pengamat sebut ingin lakukan intervensi tapi selalu gagal.
TRIBUNKALTIM.CO - Terbongkar sosok 'Kakak Asuh' Ferdy Sambo di internal Polri, pengamat sebut ingin lakukan intervensi tapi selalu gagal.
Sosok 'kakak asuh' eks Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo (FS) di internal Polri dinilai sudah tiga kali gagal melakukan intervensi dalam pengusutan kasus tewasnya Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J.
Guru Besar Politik dan Keamanan Universitas Padjadjaran Bandung, Prof Muradi, menilai 'kakak asuh' itu sudah bermain sejak proses penetapan FS sebagai tersangka.
Penetapan tersangka pada FS yang cukup lama menjadi salah satu indikator pihaknya menilai ada intervensi kala itu.
Baca juga: BLAK-BLAKAN Penasihat Kapolri Beber Ferdy Sambo Sudah tak Punya Teman, Tepis Soal Isu Kakak Asuh
Baca juga: BLAK-BLAKAN Soal Kasus Ferdy Sambo, Rocky Gerung Sebut Buka Pintu Korupsi dan Jadi Ancaman Politik
Seperti diketahui penetapan tersangka FS di kasus tewasnya Brigadir J ini memakan waktu lebih dari satu bulan, sejak insiden berdarah yang terjadi 8 Juli 2022 lalu.
"Kan ada empat tahapan nih, pertama, mereka sempat ramai soal penersangkaan FS, akhirnya gagal. Kapolri dengan timsus tetap menersangkakan yang bersangkutan."
"Saya melihatnya seperti itu, polanya kelihatan," kata Muradi dalam program Sapa Indonesia Malam KompasTV, Rabu (21/9/2022), dikutip dari Tribunnews.com

Kemudian upaya intervensi yang dilakukan selanjutnya para 'kakak asuh' itu pada saat Sidang Komisi Kode Etik Polri (KKEP) pemecatan Ferdy Sambo.
"Tahapan kedua adalah sidang komisi, mereka juga keras, tapi kemudian Pak Agung (Irwasum Polri Komjen Pol Agung Budi Maryoto) dan kawan-kawan menolak juga, akhirnya PTDH,” kata Muradi.
Setelah dua upaya intervensi tersebut gagal, mereka mencoba ‘bermain’ dengan mengajukan banding.
"Ketiga adalah banding. Harapannya banding ini akan ada proses diskusi dan sebagainya, tapi kemudian ditolak," tuturnya.
Baca juga: Putri Candrawati Tak Ditahan Karena Negoisasi Ferdy Sambo Sukses? Begini Jawab Kapolri Listyo Sigit
Lanjut Muradi mengatakan, dengan lolosnya upaya intervensi di tiga tahap itu, pihaknya meminta publik mengawal tahap terakhir, yakni persidangan FS.
"Tiga-tiganya ini sudah lolos nih, sudah sesuai dengan harapan publik ya, dengan harapan presiden."
"Sekarang tahapan yang terakhir ini juga agak khawatir kalau tidak dikawal betul," tutur Muradi.
Ia khawatir mereka akan mendekati jaksa maupun hakim, dan imbasnya bisa meringankan hukuman Ferdy Sambo.
"Ya dugaan saya kearah sana,untuk mengurangi hukuman."
"Kan hukuman maksimal ini mati, kalau saya bilang dari awal ini ada yang berupaya meringankan, saya kira ini harus dikawal betul,"ucap Muradi.
Sosok 'Kakak Asuh' Ferdy Sambo
Diwartakan Tribunnews sebelumnya, Muradi mengatakan, ‘kakak asuh’ FS memiliki posisi strategis di internal Polri.
Para 'kakak asuh' itu ada yang masih aktif, dan ada yang sudah tidak aktif di kepolisian.
"Formal itu adalah kakak asuh yang masih aktif dan memiliki posisi strategis dan informal itu kakak asuh yang sudah tidak pegang posisi tapi sebelumnya strategis."
"Dua ini saya mengingatkan sejak pertama jadi tersangka, karena ada karakter yang seolah-olah mau menyelamatkan, minimal mengurangi hukuman dari total sangkaan hukuman mati dari yang bersangkutan," katanya.
Baca juga: AKHIRNYA Kabareskrim Bicara Soal Isu Pernikahan Ferdy Sambo dan Si Cantik, Cek Kata Kamaruddin
Muradi membenarkan, dan menjelaskan bahwa yang ia maksud adalah senior FS di Akademi Kepolisian (Akpol).
"Internal Polri. Betul (angkatannya lebih senior), dia menjadi orang yang kemudian lebih senior dibanding Sambo."
"Ada beberapa kakak asuh yang pangkatnya justru lebih rendah, tapi dia di Akpolnya senior," Muradi menegaskan.
Salah satu ‘kakak asuh’, kata Muradi sudah purnawirawan, tetapi dialah yang punya pengaruh.
Yakni menjadikan Ferdy sebagai jenderal bintang satu, jenderal bintang dua, hingga diangkat menjadi Kadiv Propam.
Sedangkan beberapa ‘kakak asuh’ yang belum pensiun, menurutnya memegang posisi strategis, baik di Polda maupun di mabes.
(*)
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.