Tragedi Arema vs Persebaya
Pilu! Termasuk Anak 2 Tahun, Lengkap Daftar Nama Korban Arema vs Persebaya dan Penyebab Banyak Tewas
Ini daftar nama korban Arema vs Persebaya, kronologi dan penyebab banyaknya yang meninggal dunia di stadion Kanjuruhan Malang, ada masih usia 2 tahun
TRIBUNKALTIM.CO - Inilah daftar nama korban Arema vs Persebaya, kronologi dan penyebab banyaknya yang meninggal dunia di stadion Kanjuruhan Malang.
Hal memilukan dari data daftar nama korban Arema vs Persebaya atau daftar korban Arema vs Persebaya. satu korban masih berusia 2 tahun.
Diwartakan sebelumnya, menurut Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta, sebanyak 127 orang dinyatakan meninggal dunia akibat ragedi Arema FC vs Persebaya Surabaya.
Menurut info, dua di antaranya anggota Polri.
Baca juga: Kabar Malang Terkini Hari Ini, Ini Kronologi Kerusuhan di Kanjuruhan, Kapolda Jatim: 127 orang Tewas
"Yang meninggal di stadion ada 34 sisanya di rumah sakit saat upaya proses penolongan."
"Selain itu, 180 orang masih dalam proses perawatan dilakukan upaya penyembuhan," ungkap Nico di Polres Malang, Minggu (2/3/2022) dini hari.
Terbaru, pihak kepolisian dan pihak terkait merilis daftar nama korban meninggal dunia akibat insiden tersebut.
Berikut identitas para korban.



Penyebab Banyak Korban Meninggal
Dalam keterangannya, Nico menduga kuat salah satu penyebab jatuhnya korban lantaran kehabisan oksigen akibat berdesakan.
"Suporter keluar di satu titik. Kalau gak salah di pintu 10 atau pintu 12. Di saat proses penumpukan itu terjadi berdesakan sesak napas dan kekurangan oksigen."
"Tim gabungan sudah melakukan upaya penolongan dan evakuasi ke rumah sakit," jelasnya.
Tragedi Stadion Kanjuruhan juga menyebabkan kendaraan dinas Polisi rusak.
"Kendaraan yang rusak diserang berjumlah 13 mobil rusak, 10 di antaranya mobil dinas Polri. Sisanya mobil pribadi," ucap Nico.
Lebih lanjut, Nico juga menyakini tindakan yang dilakukan petugas termasuk penembakan gas air mata dilakukan karena adanya respon terhadap kelakuan suporter.
"Semua ini ada sebab akibatnya, kami akan menindaklanjuti dan sekali lagi kami mengucapkan belasungkawa kita akan melakukan langkah-langkah agar tidak terjadi tragedi lagi," tutupnya seperti dilansir Surya.co.id di artikel berjudul DAFTAR Nama Korban Meninggal Tragedi Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan Malang.
Baca juga: Terbaru! 127 Orang TewasTerinjak-injak! Fakta Kerusuhan di Kanjuruhan Malang, PSSI Hentikan Liga 1
FIFA Larang Penggunaan Gas Air Mata di Stadion
Terjawab sudah apa yang terjadi jika terkena gas air mata yang ternyata dilarang FIFA untuk digunakan di dalam stadion.
Saat ini, pertanyaan apa yang terjadi jika terkena gas air mata ternyata menjadi sorotan dan ramai dicari di internet.
Masalah gas air mata mengemuka setelah terjadinya kerusuhan di stadion Kanjuruhan Malang yang mengakibatkan 127 orang meninggal dunia dan 180 orang dirawat.
Belakangan terungkap, penggunaan gas air mata di dalam stadion ternyata sudah dilarang FIFA.
Kericuhan terjadi ketika Arema FC kalah dari Persebaya 2-3 di Stadion Kanjuruhan, Malang, pada ajang Liga 1 2022/2023.
Akibat kekalahan pada laga yang dimainkan Sabtu (1/1/2022) malam, para suporter turun ke lapangan dan melakukan aksi kerusuhan.
Pihak keamanan yang berusaha mengurai massa yang turun ke lapangan menembakkan gas air mata.
Tapi, akibat gas air mata tersebut suporter yang mengalami sesak napas dan kemudian pingsan.

Gas air mata juga disebut berandil atas banyaknya korban tewas, yang dilaporkan telah mencapai 127 orang, dimana Kapolda Jawa Timur Irjen Nico Afinta menyebut 125 diantaranya suporter Arema FC.
Jika merujuk pada peraturan FIFA, penggunaan gas air mata di stadion ternyata dilarang.
Hal itu mengacu pada pasal 19 b pengaman pinggir lapangan dari regulasi Keamanan dan Keselamatan Stadion, dijelaskan.
“Senjata atau gas pengendali massa tidak boleh dibawa atau digunakan,” bunyi dari pasal di aturan FIFA tersebut seperti dilansir Kompas.com.
Dengan demikian digunakannya gas air mata dalam pertandingan Arema FC melawan Persebaya telah melanggar aturan FIFA.
Banyaknya korban jiwa dan luka-luka, karena para suporter diduga panik dan saling berdesak-desakkan keluar saat gas air mata menyebar ke tribun penonton.
Awalnya, gas air mata diarahkan ke bagian bahwa pagar pembatas untuk menghalau suporter Aremania yang turun ke lapangan.
Tapi kepulan asap gas air mata malah terbawa angn hingga sampai ke atas tribun.
Hal itu menyebabkan Aremania yang bertahan di atas tribun ikut menjadi korban.
Akibat kericuhan yang terjadi pada laga Arema FC melawan Persebaya, kompetsi Liga 1 dihentikan selama sepakan.
Arema FC juga dilarang bermain di kandang hingga musim 2022/2023 berakhir.
Alasan Polisi Gunakan Gas Air Mata
Kapolda Jatim menyampaikan alasan polisi menggunakan gas air mata.
Kata Kapolda, para penonton berusaha turun ke lapangan untuk mencari pemain dan official dan ingin menanyakan kenapa tim kesayangan bisa sampai kalah, sekaligus meluapkan kekecewaan.
Melihat hal tersebut, pihak keamanan melakukan upaya pencegahan dengan melakukan pengalihan agar massa tidak masuk ke dalam lapangan.

"Dalam prosesnya itu, untuk melakukan upaya pencegahan sampai dilakukan gas air mata, karena sudah anarkis. Sudah mau menyerang petugas, merusak mobil. Akhirnya dengan gas air mata mereka pergi keluar ke satu titik di pintu luar. Pintu 10 atau pintu 12 kalau tidak salah. Kemudian terjadi penumpukan," kata Kapolda.
Dan di dalam proses penumpukan inilah terjadi sesak nafas dan kekurangan oksigen. Tim medis dan tim gabungan lalu berupaya memberikan pertolongan dan evakuasi ke rumah sakit.
:Dalam kejadian tersebut, telah meninggal 127 orang, 2 di antaranya anggota Polri, yang meninggal di stadion ada 34 orang kemudian yang lain meninggal di rumah sakit," kata Kapolda.
Selain itu, ada 13 mobil yang rusak dan 10 di antaranya adalah kendaraan dinas milik Polri, yakni mobil patroli, truk Brimob, mobil Patwal, mobil K9 dan mobil pribadi.
"Kemudian masih ada 180 orang yang masih dalam proses perawatan," kata Kapolda.
Selengkapnya bisa dilihat dalam video ini KLIK
Efek Terkena Gas Air Mata
Dikutip dari Kompas Tren, efek dari gas air mata mulai bereaksi ketika terpapar ke kulit, terutama kulit wajah dan mata.
Mereka yang terpapar gas air mata akan merasa nyeri dan pedih.
Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Teknik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Agus Haryono mengungkapkan, gas air mata ada beberapa jenis, namun yang sering digunakan yakni Chlorobenzalmalonitrile atau CS.
"Senyawa CS diformulasikan dengan beberapa bahan kimia, terutama pelarut metil isobutil keton (MIBK) yang digunakan sebagai pembawa," ujar Agus saat dihubungi Kompas.com, Kamis (8/10/2020).
"Senyawa CS ini yang berhubungan dengan reseptor syaraf yang menyebabkan rasa nyeri," jelas dia.
Ditambahkan oleh Agus, rasa nyeri dapat berlangsung pada jangka waktu sekitar 1 jam jika tidak langsung diatasi, bahkan efek nyeri dapat berlangsung selama 5 jam.
(*)
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel