Berita DPRD Kukar
DPRD Kukar Beri Catatan dalam Pembangunan, Didik Agung: Perhatikan Kesejahteraan Masyarakat
Lima kecamatan di Kabupaten Kutai Kartanegara menjadi lokus pembangunan strategis Pemerintah Kabupaten Kukar.
Penulis: Miftah Aulia Anggraini |
TRIBUNKALTIM.CO, TENGGARONG - Lima kecamatan di Kabupaten Kutai Kartanegara menjadi lokus pembangunan strategis Pemerintah Kabupaten Kukar.
Pembangunan tersebut akan mengarah pada kawasan strategis berbasis pertanian, pariwisata dan ekonomi kreatif.
Lima kecamatan yang dimaksud ialah Kecamatan Tenggarong, Tenggarong Seberang, Sebulu, Muara Kaman dan Loa Kulu.
Namun demikian, Wakil Ketua DPRD Kukar, Didik Agung Eko Wahono, memberikan sejumlah catatan dalam pembangunan ini.
Selama ini yang menjadi persoalan dan kendala, yakni pertanian. Dia mempertanyakan apakah lahan-lahan sudah dipersiapkan.
Baca juga: Berpotensi Hasilkan PAD Besar, DPRD Kukar Minta Wisata Pulau Kumala Dikemas Lebih Menarik
Terutama terhadap lahan yang masuk ke dalam kawasan atau konsesi pertambangan dan bagaimana dampaknya.
“Sedangkan yang sudah ada, sudah diobrak-abrik pertambangan, pemerintah tidak berdaya. Tentunya ini menjadi perhatian,” ujar Didik Agung Eko Wahono, Rabu (5/10/2022).
Kemudian berbasis wisata, lanjutnya, salah satu syarat pariwisata yang harus terwujud yakni pendapatan perkapita masyarakat harus naik menjadi 300 persen.
Politisi Partai PDI Perjuangan itu memberikan contoh, misalnya pendapatan masyarakat hanya Rp 100 ribu, maka harus menjadi Rp 300 ribu.
Jika ada destinasi wisata di suatu daerah, maka harus lebih dulu diutamakan masyarakat lokal yang menjadi wisatawan untuk melihat sejauh mana ketertarikan mereka.
Hal ini perlu dilakukan untuk menjadi tolok ukur sebelum pengunjung dari daerah lain mengunjungi destinasi wisata tersebut sehingga semuanya bisa berkelanjutan.
Baca juga: Sengketa Lahan Sekolah di Muara Kaman, DPRD Kukar Minta Ahli Waris Buat Surat Aduan
"Kesejahteraan masyarakat setempat juga perlu diperhatikan. Ekonomi harus naik dulu 300 persen perkapita, 100 untuk hidup, 100 untuk modal usaha dan sisanya untuk wisata," kata Didik.
"Jangan sampai uang yang seharusnya untuk kebutuhan malah dibuat wisata, akhirnya tidak berjalan ekonominya. Logikanya gitu,” tuturnya.
Sementara, jika melihat kondisi yang ada, lanjut Politisi PDI Perjuangan itu, pengembangan ekonomi kreatif di Tenggarong Seberang sebenarnya masih memiliki peluang besar.
Hanya saja, perlu dilakukan peningkatan terhadap Sumber Daya Manusia (SDM) masyarakat dan pendamping oleh pemerintah. (*)
Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.