Wawancara Eksklusif
EKSKLUSIF Andi Arif Agung Beber di Balik Golkar Usung Risti Utami Dewi jadi Calon Wawali Balikpapan
Pilihan Golkar Balikpapan soal calon wawali jatuh pada Risti Utami Dewi, istri dari wakil walikota terpilih sebelumnya, yakni almarhum Thohari Aziz
Penulis: Tribun Kaltim | Editor: Adhinata Kusuma
TRIBUNKALTIM.CO - Partai Golkar Balikpapan akhirnya menetapkan satu nama pilihan untuk calon Wakil Wali Kota Balikpapan.
Nama Risti Utami Dewi disodorkan oleh Partai Golkar Balikpapan.
Risti Utami Dewi adalah istri dari wakil walikota terpilih sebelumnya, yakni almarhum Thohari Aziz.
Terpilihnya Risti Utami Dewi, dinilai sebagai politik balas budi. Ketua Harian DPD Partai Golkar Balikpapan, Andi Arif Agung, S. H, tak membantah dan tak mengiyakan.
Ia memersilakan publik beramsumsi soal dipilihnya Risti Utami Dewi sebagai calon Wakil Walikota Balikpapan.
“Kalau saya melihatnya, pertimbangannya saya meyakini chemistrynya lah. Chemistrynya pasti mungkin sudah dapat tapi, karena tadi pertanyaannya ‘mengapa Risti’, pada akhirnya saya mengasumsikan ini. Karena pembicaraan di level untuk penentuan (calon) saya nggak terlibat langsung,” katanya dalam obrolan di Tribun Kaltim Series "Mengapa Golkar Memilih Risti?", pada 26 September 2022 lalu.
Baca juga: EKSKLUSIF - Jika Ditugaskan PDI Perjuangan, Risti Utami Siap Lanjutkan Pengabdian Alm Thohari Aziz
Baca juga: Risti Utami Wakili Golkar jadi Calon Wakil Walikota Balikpapan
Andi Arif Agung mengakui, penentuan Risti Utami Dewi terkesan lama diputuskan oleh Partai Golkar Balikpapan.
Lantas bagaimana lika-liku hingga muncul nama Risti Utami Dewi, berikut wawancara ekslusif Tribun Kaltim bersama Andi Arif Agung.
Mengapa partai Golkar Balikpapan menjatuhkan pilihan ke Risti Utami Dewi?
Strike ini pertanyaannya, langsung ke inti. Prinsipnya, kita bicara mekanismenya bahwa semua partai pengusung itu boleh mengajukan usulan calon wakil kepala daerah.
Kebetulan Pak Rahmad Masud dan Pak almarhum Thohari Aziz ini ketika Pilkada Balikpapan 2019 diusung koalisi besar. Ada kurang lebih 6 fraksi ya rasanya, 6 partai yang ada di parlemen.
Karena meninggalnya Pak Thohari Aziz sebelum pelantikan, artinya memang almarhum tidak sempat dilantik menjadi wakil kepala daerah.
Pada akhirnya mekanisme pemilihan wakil kepala daerah bejalan lewat proses pemilihan, aturannya PP Nomor 12, kemudian Tata Tertib DPRD juga mengatakan seperti itu.
Jadi harus melalui pemilihan di DPRD Balikpapan.
Kembali bahwa semua partai pengusung boleh mengusulkan nama. Nah yang diusulkan kepada siapa?
Kepada kepala daerah terpilih yang kemudian kepala daerah akan merekomendasikan dua nama kepada DPRD untuk kemudian dilakukan pemilihan, mekanismenya seperti itu.
Dalam hal ini, Partai Golkar Balikpapan pastinya juga punya peluang dan kesempatan sama.
Jadi Partai Golkar, PKS, PDIP Perjuangan, Gerindra dan juga PKB, Perindo ya itu juga boleh mengajukan usulan. Dalam perjalanannya, beberapa partai masuk, termasuk Demokrat.
PDIP sudah memasukkan nama yaitu Ketua DPC-nya Pak Budiono, kemudian Gerindra memajukan nama Sabaruddin Panrecalle, Demokrat juga memasukkan nama Ketua DPC pak Denni Mappa, PKS juga mengajukan nama mantan Sekda pak Sayid Fadli, baru kemudian Perindo pun juga memasukkan nama atas nama Alphad Syarif.
Ini kurang lebih, yang masih belum kan adalah PPP dan Golkar pada saat itu. Kemudian kami melakukan pembicaraan di internal partai.
Memang ada dorongan agar Partai Golkar Balikpapan jangan sampai ketinggalan momen mengajukan nama calon.
Dalam prosesnya, ada nama dari eksternal ada juga dari internal partai. Setelah digodok lalu kemudian dikonsultasikan kepada DPD provinsi kemudian muncullah satu nama, kebetulan memang adalah eksternal dari Partai Golkar.
Keluarlah kemudian surat rekomendasi sebagaimana surat permohonan dari Partai Golkar, surat rekomendasi itu nomor 234/DPD/Golkar/Kalimantan Timur/9 2022 rekomendasi untuk menjadi wakil walikota Balikpapan.
Surat ini dituliskan pada Ketua DPD Golkar Balikpapan dalam rangka untuk menjawab surat Partai Golkar tanggal 29 Agustus 2022 tentang permohonan rekomendasi usulan nama calon wakil walikota Balikpapan dari Partai Golkar Balikpapan.
Kemudian berdasarkan banyak pertimbangan, DPD Golkar Kaltim juga minta masukan, pertimbangan utamanya ya juga pasti dikembalikan kepada Ketua DPD Partai Golkar Balikpapan, lalu muncullah nama Risti Utami Dewi sebagai calon wakil walikota Balikpapan.
Mengapa Risti Utami Dewi?
Kalau saya melihatnya, pertimbangannya saya meyakini chemistrynya lah.
Chemistrynya pasti mungkin sudah dapat tapi, karena tadi pertanyaannya ‘mengapa Risti’, pada akhirnya saya mengasumsikan ini.
Karena pembicaraan di level untuk penentuan (calon wawali) saya nggak terlibat langsung.
Apakah ini bisa disebut sebagai politik balas budi?
Silakan mengasumsikan ya, tapi saya melihatnya ini adalah sebuah apresiasi bahwa ini perjuangan bersama (Rahmad Masud dan Thohari Aziz).
Pada akhirnya, di hari ini bahwa Pak Rahmad menjadi kepala daerah, menjadi walikota, tak lepas dari perjuangan wakil walikotanya juga yang saat itu adalah Thohari Azis.
Apresiasi inilah, bentuk perjuangan bersama inilah, yang kemudian kalau menurut asumsi saya ya harus kemudian dikembalikan kepada sejatinya ini memang haknya Pak almarhum Thohari Azis.
Itu asumsi saya.
Sejak awal apakah nama ibu Risti sudah masuk dalam list dari Partai Golkar Balikpapan?
Nggak-nggak, ini kan berproses. Awalnya memang kita cooling down terus kami sudah pernah diskusi di awal-awal. "Pak Rahmad sampeyan cooling down aja dulu".
Melihat situasi pergerakan partai politik baru kemudian komunikasi yang terbangun seperti apa arahnya.
Memang sih faktor banyaknya partai di koalisi ini kan juga membuat agak, mohon maaf ya, agak kebingungan tersendiri.
Mengapresiasi semua orang ini kan nggak mudah ya. Pada akhirnya kan Pak Rahmad juga harus mengapresiasi tapi kan enggak mungkin sama mau diapresiasi.
Pada akhirnya kan pilihannya cuma dua nama yang direkomendasikan. Jadi saya melihatnya proses itu setelah berjalan, mungkin Pak Rahmad juga mencermati situasi, baru kemudian mengenang yang sudah dicapai bukan hanya perjuangan Pak Rahmad, tapi ada juga perjuangannya pak Thohari, di situasi itu kan jelas ada.

Berarti hampir dipastikan nama Ibu Risti Utami Dewi masuk dari dua nama yang akan disodorkan ke DPRD?
Kemungkinan besar. Nanti mekanisme di internal DPRD pada saat proses pemilihan nah itu kan dikembalikan kepada mekanisme pemilihan di DPRD.
Mengapa Partai Golkar Balikpapan tergolong lambat memunculkan nama calon wakil walikota?
Memang timbang rasanya ini tidak mudah. Memang di awal, semangat untuk koalisi besar ini dibangun adalah semangat gotong royong membangun kota.
Pak Rahmad meyakini membangun kota ini tidak bisa serta-merta dengan walikotanya Pak Rahmad di Golkar dengan Pak Thohari di PDIP saja, nggak akan mungkin seperti itu.
Ini harus kerja bareng, semangatnya seperti itu awalnya. Tapi ketika ada situasi lain ya persoalannya ini kan sudah faktor x, Pak Thohari meninggal. Ini kan di luar perhitungan .
Kemudian, kenapa agak lama ya itu artinya saling menimbang rasa, karena semua dianggapkan berkontribusi. Tapi kan tidak mungkin semua diapresiasi yang sama.
Pada akhirnya, silakan memasukkan usulan ya kemudian nanti nama yang akan digodok pada akhirnya akan tetap 2 nama yang direkomendasikan berdasarkan PP Nomor 12 itu berdasarkan tata tertib yang sudah disepakati DPRD. (Tribun Kaltim/Axel Faradila Putri/Bagian 1)