Virus Corona
Jakarta Mencolok! Update Kasus Covid di Indonesia Hari Ini 8 Oktober dan Gejala Virus Corona Terbaru
Ini data update kasus Covid di Indonesia hari ini 8 Oktober 2022 dan gejala covid-19 atau virus Corona terbaru, Jakarta sangat mencolok.
Total pasien sembuh di Indonesia pun mencapai 6.269.262 orang.
Sementara itu, untuk kasus kematian akibat virus Corona di Indonesia bertambah 6 jiwa pada Sabtu ini.
Jumlah kasus meninggal ini berkurang dari hari sebelumnya, Jumat (7/10/2022) kemarin yang berjumlah 15 jiwa.
Sehingga, total kasus kematian akibat Covid-19 di Indonesia pun berjumlah 158.198 jiwa.
Adapun untuk kasus aktif Covid-19 di Indonesia mencapai 16.489 kasus hingga Sabtu (8/10/2022).
Gejala Covid-19 terbaru
Virus corona baru ditemukan oleh para ilmuwan di Zoonosis Science Center di Uppsala University.
Bukan hanya kelelawar yang disebut dapat membawa virus corona, tapi juga hewan pengerat seperti tikus dan mencit.
Virus corona baru ini ditemukan di antara tikus kecil berbulu merah-cokelat dan terdapat bercak abu-abu.
Para peneliti menamai virus ini Grimsö, sesuai dengan nama lokasi ditemukannya virus tersebut.
“Antara 2015 dan 2017, kami secara konsisten menemukan apa yang disebut ‘Virus Grimsö’ di 3,4persen tikus, yang menunjukkan bahwa virus itu tersebar luas dan umum di tikus tepi sungai Swedia,” kata Ake Lundkvist Profesor virologi, dikutip dari PHYS.org, Senin (6/6/2022) seperti dilansir GRID.ID.
Dia melakukan penelitian ini bersama Jiaxin Ling dan Anishia Wasberg, mahasiswa doktoral dan penulis pertama.
Dalam penelitian ini, mereka memeriksa 450 tikus liar yang ada di barat Stockholm, yakni Grimsö.
Tim peneliti kemudian menemukan betacoronavirus baru yang beredar pada 3,4persen sampel yang sudah diteliti.
Betacoronavirus biasanya ditemukan di antara kelelawar dan hewan pengerat.
Jika tertular pada manusia, maka bisa menyebabkan flu biasa ataupun masalah pernapasan seperti yang dilakukan SARS-CoV-2.
Peneliti masih belum tahu, apakah virus corona baru ini berbahaya bagi manusia.
Namun, ini tetap bisa menjadi acuan untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap virus yang dibawa hewan liar, terutama yang hidup di lingkungan sekitar.
“Kami masih belum tahu potensi ancaman apa yang mungkin ditimbulkan virus Grimsö terhadap kesehatan masyarakat,” kata Ake dikutip dari Science Alert, Senin (6/6/2022).
Dia menambahkan, “Namun, berdasarkan pengamatan kami dan virus corona sebelumnya yang diidentifikasi di antara tikus pinggir sungai, ada alasan bagus untuk terus memantau virus corona di antara hewan pengerat liar.”
Tikus yang hidup di pinggiran sungai, merupakan hewan pengerat yang paling umum ditemukan di Eropa.
Sering kali bersinggungan dengan manusia dan mereka membawa virus Puumala, yang menyebabkan demam berdarah yang dikenal dengan nephropathia epidemia.
Ketika mencari perlindungan, biasanya hewan pengerat seperti tikus ini akan bermukim di bangunan-bangunan tertentu.
Kondisi tersebut, tentunya dapat meningkatkan risiko manusia tertular oleh penyakit yang dibawanya.
Virus corona baru yang ditemukan pada tikus memang belum ada yang menginfeksi manusia. Tapi, kewaspadaan tetap perlu ditingkatkan untuk mencegah wabah lebih lanjut.
“Mengingat bahwa tikus pinggir sungai adalah salah satu spesies hewan pengerat yang paling umum di Swedia dan Eropa, temuan kami menunjukkan bahwa virus Grimsö mungkin beredar luas di pinggiran dan lebih jauh menunjukkan pentingnya pengawasan sentinel virus corona pada hewan mamalia kecil liar, terutama tikus liar,” pungkas mereka.
Beberapa belakangan terakhir ini dunia kembali dihebohkan dengan munculnya subvarian baru Covid-19 yakni Omicron BA.4 dan BA.5.
Subvarian tersebut muncul saat penanganan Covid-19 di dunia dalam kondisi yang membaik.
Dua subvarian Covid-19 baru ini memiliki daya penularan yang tinggi.
Selain itu, masa inkubasi virus tersebut hanyalah selama 3 hari saja sampai timbulnya gejala.
Kedua subvarian ini disebut-sebut telah menjadi biang kerok kasus Covid-19 di Tanah Air kembali menanjak.
Dalam beberapa hari terakhir, kasus Covid-19 nasional bahkan nyaris menembus angka 3.000 kasus.
Mengingat, penularannya yang cukup cepat, karena itu masyarakat perlu mengetahui ciri virus ini dan mewaspadai gejalanya.
Epidemiologi Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman menyebut gejala subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 tidak lebih ringan dibandingkan varian Covid-19 lainnya.
Gejala yang relatif ringan itu pada dasarnya disebabkan oleh imunitas masyarakat yang sudah terbentuk terhadap COVID-19.
"Omicron ini bukan lebih ringan, tapi yang menjadi penyebab terkesan ringan adalah karena imunitas yang sudah terbentuk," beber Dicky, seperti dikutip Senin (11/7/2022);
"Kalau ini menimpanya ketika kita di situasi yang sama imunitas seperti Delta datang, kematiannya akan jauh lebih besar ketika BA.4 dan BA.5 ini datang. Kita beruntung ini datang setelah gelombang Delta," tambahnya.
Berikut ciri-ciri virus Corona Omicron BA.4 dan BA.5 umumnya mirip dengan varian Covid-19 lainnya, seperti:
Batuk: 89persen
Fatigue atau kelelahan: 65persen
Hidung tersumbat atau rinore: 59persen
Demam: 38persen
Mual atau muntah: 22persen
Sesak nafas: 16persen
Diare: 11persen
Anosmia atau ageusia: 8persen.
(*)
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kaltim/foto/bank/originals/data-update-kasus-Covid-di-Indonesia-hari-ini-8-Oktpber.jpg)