Berita Internasional Terkini

Jutaan Tumbuhan dan Hewan Menghadapi Kepunahan

Bumi telah menghangat sebesar 12 derajat celcius sejak masa pra-industri, yang merupakan salah satu alasan mengapa spesies air tawar turun

Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO/BUDI SUSILO
ILUSTRASI Kawasan terbuka hijau di Gala Puncak, Graha Indah, Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur, 5 Agustus 2022. Masyarakat bisa mengurangi konsumsi bahan bakar fosil dalam upaya menjaga keseimbangan dan kelestarian alam. TRIBUNKALTIM.CO/BUDI SUSILO 

TRIBUNKALTIM.CO, GLAND - Tersiar kabar, 1 juta tumbuhan dan hewan menghadapi kepunahan yang semakin serius di berbagai belahan dunia. 

Sebab musabab, adanya ancaman dari aktivitas manusia dan perubahan iklim

Seperti apa nasib terkini tumbuhan dan hewan yang ada di dunia ini?

Populasi satwa liar di dunia mengalami penurunan rata-rata sebesar 69 persen antara tahun 1970 dan 2018.

Baca juga: DLH Berkolaborasi Cegah Kerusakan Lingkungan Hidup di Kawasan Hijau Balikpapan

Dalam sebuah laporan yang diterbitkan World Wide Fund for Nature (WWF) pada Kamis (13/10/2022), menyebut penurunan populasi satwa liar disebabkan perubahan iklim dan aktivitas manusia lainnya.

Melansir dari CNN, WWF melacak satwa liar di dunia, yang tersebar di darat, udara dan air, hampir 32.000 populasi dari 5.230 spesies vertebrata antara tahun 1970 dan 2018.

Pelacakan tersebut menggunakan dataset yang dikenal sebagai Living Planet Index (LPI), yang dikumpulkan WWF bersama Zoological Society of London (ZSL) sejak tahun 1998 dan diperbarui setiap dua tahun.

Laporan WWF, yang ditulis oleh 89 penulis, menyoroti "double emergency" di Bumi terkait iklim dan hilangnya keanekaragaman hayati, eksploitasi berlebihan terhadap hewan dan tumbuhan, serta perubahan iklim.

Baca juga: 3 Dampak dari Perubahan Iklim, Presiden Jokowi Berpesan Perlu Antisipasi Sedini Mungkin

Amerika Latin dan Karibia menunjukkan penurunan regional terbesar dalam populasi rata-rata satwa liar sebesar 94 persen.

WWF memperingatkan bahwa hutan hujan Amazon bahkan "hampir tidak berfungsi".

Direktur konservasi dan kebijakan ZSL Andrew Terry mengatakan dalam sebuah pernyataan, bahwa indeks “menyoroti bagaimana kita telah memotong fondasi kehidupan (dan) mencegah hilangnya keanekaragaman hayati lebih lanjut, serta memulihkan ekosistem vital harus menjadi prioritas utama. Agenda global untuk mengatasi krisis iklim, lingkungan, dan kesehatan masyarakat yang semakin meningkat.”

Saat ini, sekitar 1 juta tumbuhan dan hewan menghadapi kepunahan, dengan 1 sampai 2,5 persen mamalia, burung, reptil, ikan dan amfibi telah punah, menurut data WWF.

Lumba-lumba sungai merah muda Amazon di Mamirauá Sustainable Development Reserve, yang terletak di negara bagian Amazonas, Brasil, mengalami penurunan populasi sebesar 65 persen dari tahun 1994 hingga 2016.

Populasi gorila di dataran rendah timur di Taman Nasional Kahuzi-Biega Republik Demokratik Kongo turun 80 persen antara tahun 1994 dan 2019, sementara singa laut Australia kehilangan 64 persen populasinya antara tahun 1977 dan 2019.

Baca juga: Perubahan Iklim Pacu Peningkatan Suhu, Dunia Usaha Dituntut Kendalikan Emisi Gas pada 2040

Indeks ini didasarkan pada penelitian mengenai hewan liar yang sudah ada sebelumnya.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved