Ibu Kota Negara
IAP Tawarkan Solusi Pembangunan IKN Nusantara di Kaltim Berbasis Alam
Di kawasan IKN Nusantara ini penuh kekayaan alam dan budaya, harus melindungi dan melestarikan. Dan kalau bisa juga menambahkan nilai ekonomi
Penulis: Ary Nindita Intan R S | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Ikatan Ahli Perencanaan (IAP) Indonesia, menggelar Kongres Nasional XIII di Hotel Grand Senyiur Kota Balikpapan, Kalimantan Timur pada Jumat (18/11/2022).
Turut dihadiri 89 orang tamu undangan, dari 32 Provinsi di seluruh Indonesia.
Dengan mengusung tema, "Membangun Nusantara secara Terencana", yang membahas detail mengenai masukan-masukan, mengenai infrastruktur terhadap pembangunan IKN Nusantara di Kalimantan Timur.
Hal ini diungkapkan oleh Hendricus Andi Simarmata selaku Ketua Umum Ikatan Ahli Perencanaan (IAP) Indonesia, agar memberikan nilai tambah pada proses pembangunan IKN Nusantara.
Baca juga: Hadi Tjahjanto Pastikan RDTR 9 Wilayah Perencanaan IKN Nusantara Rampung Tahun Ini
Lokasi pembangunan Ibu Kota Negara atau IKN Nusantara berada di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.
Dengan mengandalkan solusi berbasis alam, jadi lebih merangkul alam, jangan agresif dalam mengubah bentang lahan.
"Disini juga ada hutan lindung, jadi harus hati-hati dalam membuka lahan," ujarnya.
"Di kawasan IKN Nusantara ini penuh kekayaan alam dan budaya, kita harus melindungi dan melestarikan. Dan kalau bisa juga menambahkan nilai ekonomi dalam kawasan tersebut," lanjutnya.
Topik terkait perlindungan tersebut diantaranya, dalam upaya mengendalikan, mengontrol, agar pembangunan IKN tersebut sesuai dengan rencana.
Baca juga: Tak Hanya Sektor Properti, Pengelolaan Limbah di IKN Nusantara Dilirik Investor
"Sesuai dengan masalah ditempat tersebut, kalau ada misalnya terdapat gundul lahannya ditanam pohon," tukas Andi.
"Itu yang kami dorong, agar nanti ke depan sistemnya sesuai, pada program-program yang telah direncanakan," tambahnya.
Dalam penilaian Andi, di wilayah IKN Nusantara sendiri terdapat permasalahan, yakni adanya lahan yang berkontur.
"Sesuai plotnya, tetapi mungkin bisa dinilai karena terlalu prematur, dengan ini harus waspada dalam membuka jalan," ulasnya.
"Karena kalau bentang alam berubah, ini kan berkontur-kontur ya volume tanahnya, sehingga dikhawatirkan akan tergerus hujan dan masuk ke sungai yang membuat airnya jadi keruh," imbuhnya.
Baca juga: IKN Nusantara Siap-siap Diserbu Investor, Bahlil Pastikan RPP Rampung November Ini
Sejauh ini dari IAPI, diutarakan Andi, lebih meningkatkan kapasitas perencanaan.