Berita Balikpapan Terkini
Indikator Penilaian KLA Tak Terpenuhi, Balikpapan Sandang Kategori Nindya selama 4 Tahun
Upaya mewujudkan peningkatan Kota Layak Anak (KLA) Kategori Nindya menjadi Utama telah dilakukan berbagai pihak.
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Upaya mewujudkan peningkatan Kota Layak Anak (KLA) Kategori Nindya menjadi Utama telah dilakukan berbagai pihak.
Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Balikpapan pun menyosialisasikan hal ini kepada awak media dengan menghadirkan narasumber Kosyim, Kepala Bidang Perlindungan Anak Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kota Balikpapan pada Rabu (7/12/2022) di Hotel Gran Senyiur Balikpapan.
Pada kesempatan tersebut, Kosyim juga menjelaskan permasalahan atau kendala yang dihadapi Kota Balikpapan selama ini.
Mengingat Kota Beriman telah menyandang predikat KLA kategori Nindya selama empat tahun lamanya dan belum ada peningkatan hingga kini.
"Yang jelas, (salah satu kendala) kita belum mempunyai ruang bermain ramah anak, itu perlu dicatat," tuturnya kepada awak media.
Baca juga: DP3AKB Dorong Kelurahan dan Kecamatan di Balikpapan Komitmen Wujudkan KLA Kategori Utama
"Tadinya Taman Tiga Generasi itu (telah melalui tahap) distandarisasi, ternyata gagal karena ada ada indikator-indikator yang tidak terpenuhi," tambahnya.
Ia menyerahkan penilaian kembali kepada masyarakat dengan melihat langsung kelayakan taman tersebut untuk menjadi sarana bermain anak.
"Jumlah taman ramah anak ini memang menjadi salah satu indikator penilaian. Taman mungkin banyak ya, tetapi yang ramah anak ini yang tidak kita miliki," tuturnya.
Selain itu, dalam hal sinergitas dan juga integrasi bersama seluruh stakeholder terkait juga diperlukan. Khususnya, unsur-unsur yang bertanggung jawab mewujudkan KLA ini.
Baca juga: Naikkan Kategori KLA Jadi Utama, DP3AKB Balikpapan Gelar Workshop Hadirkan Narsum dari Probolinggo
"Kita masih berpikir parsial, sepertinya belum klop untuk bersatu. Bagaimana masing-masing fungsi stakeholder ini dijadikan satu untuk mendongkrak posisi Kota Balikpapan menjadi KLA," ujarnya.
Kosyim mengakui, koordinasi antar Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemerintah Kota Balikpapan dinilai masih lemah. Padahal, peran serta para OPD ini dinilai cukup penting untuk bisa mengawal bersama dan memiliki KLA ini.
"Ini yang terpenting. Kalau OPD sudah merasa memiliki program layak anak, maka semua program-program yang berkaitan dengan anak pasti akan dilakukan. Nah, ini tidak (terjadi)," ucapnya.
Bahkan, Kosyim juga menyampaikan kekagumannya kepada Kota Probolinggo yang sempat diundang DP3AKB untuk mengisi workshop dengan peserta seluruh OPD dan juga pejabat tingkat camat dan lurah.
Baca juga: Ketua DPRD Hasanuddin Ikuti Rapat Kerja Teknis, Wujudkan KLA Perlu Anggaran Maksimal
"Kota Probolinggo tadinya berguru ke Balikpapan, kemudian kita disalip sama mereka. Mereka sudah meraih kategori Utama, saya datangkan (kemarin) ke sini untuk menggugah OPD dan camat/lurah untuk mencontohnya," jelasnya.
Predikat Nindya yang disandang Kota Balikpapan ini pun sewaktu-waktu bisa saja dicabut, tak hanya diturunkan, jika memang tidak bisa dipertahankan.
"Buktinya, pada 2022 ini kita cenderung turun. Tapi, karena saya minta untuk dievaluasi ulang, akhirnya kita tetap mempertahankan Nindya," tuturnya.
Sebagai contoh, Kabupaten Bogor yang sebelumnya menyandang predikat Nindya, kini tidak menyandang predikat KLA kategori apapun karena banyak hal yang diabaikan. (*)
