Berita Kaltara Terkini
Pemkot Tarakan Dorong Pedagang Datangkan Daging Sapi Beku untuk Cegah PMK
Kota Tarakan masih masuk status zona hijau sehinggatak bisa menerima pemasukan hewan ternak sapi dan kambing dari wilayah zona kuning dan merah PMK
TRIBUNKALTIM.CO- Kota Tarakan masih masuk status zona hijau sehinggatak bisa menerima pemasukan hewan ternak sapi dan kambing dari wilayah zona kuning dan merah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Hal ini sesuai dengan Surat Edaran atau SE Nomor 7 Tahun 2022 yang diterbitkan Satgas PMK Nasional sampai hari ini masih berlaku.
Ini menjadi dilema karena di satu sisi kebutuhan masyarakat akan konsumsi daging di Tarakan dinilai paling tertinggi dari kabupaten lainnya di Kaltara.
Ini disampaikan drh Muhammad Rais Kahar, Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian dan Ketahan Pangan Provinsi Kaltara.
Baca juga: Provinsi Kaltim Sudah Nol Kasus Penyakit Mulut dan Kuku
Baca juga: Distanak Ingin Dapat Jatah Vaksin untuk Cegah Penyakit Mulut dan Kuku di Berau
“Jadi ini agak berat. Zona hijau hanya diperbolehkan melalulintaskan ternaknya masuk hanya dari zona hijau juga.
Kalau dari zona kuning merah kita gak bisa masuk.
Sementara masalah besar sekarang, Tarakan daerah konsumen sapi potong terbesar di Kaltara.
Setahun, Tarakan itu tercatat potong 3.000 ekor sapi dipotong dan didatangkan dari Gorontalo,” bebernya.
Namun jika merujuk status zonasi PMK, Gorontalo saat ini masih berstatus zona kuning.
Dari pihak kadis sudah mengupayakan berkomunikasi dengan pusat namun lanjutnya belum ada hasil sampai saat ini.
“Kelihatannya belum ada solusi. Maka solusinya, kami dari provinsi mendorong pelaku perdagangan sapi di Tarakan jangan kirim sapi hidup.
Kalau bisa datangkan daging beku saja,” harap pria yang juga menjabat sebagai Pejabat Otoritas Veteriner Provinsi Kaltara.
Ia menegaskan, untuk pemasukan daging beku diperbolehkan dan sudah mendorong Bulog dan Pelni membantu mendatangkan stok untuk memenuhi kebutuhan apalagi mendekati Natal dan Tahun Baru
“Kami dorong datangkan dari Jakarta, karena daging beku ini resmi masuk di Jakarta.
Itu bisa diterapkan dengan menjaga status hijau dan dilakukan substitusi sapi hidup dengan sapi beku, itu solusinya,” beber Muhammad Rais.