Virus Corona

Jokowi akan Hentikan PPKM dan PSBB di Akhir Tahun, Gibran Senang: Pengennya Dipercepat Aja

Presiden Joko Widodo (Jokowi) berencana akan menghentikan PPKM dan PSBB di akhir tahun 2022 ini. Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka pun setuju.

Tribunnews.com/Irwan Rismawan- Kompas.com Labib Zamani
Kiri: Presiden Joko Widodo bersiap melantik Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPANRB). Kanan: Walikota Solo Gibran Rakabuming Raka di Solo, Jawa Tengah, Senin (10/10/2022). Respon Gibran soal rencana penghentian PPKM oleh Jokowi. 

"Sik gae aturan kan aku mosok aku ratau nganggo masker (yang buat aturan kan aku masak aku tidak pernah pakai masker). (Besok PPKM dicabut) langsung lepas masker," ucap Gibran.

Sebelumnya, pada Rabu pagi Presiden Jokowi mengatakan, ada kemungkinan pada akhir tahun ini pemerintah akan memberhentikan kebijakan PPKM yang saat ini berlaku di seluruh Indonesia.

Hal tersebut mengingat situasi pandemi di Tanah Air yang saat ini terus membaik.

Baca juga: Sisa 4 Kasus Positif Covid-19 di PPU Hari Ini, Sepaku dan Penajam Masih Zona Kuning

Selain itu, kasus harian Covid-19 pada Selasa (20/12/2022) berada di angka 1.200-an.

"Hari ini, kemarin kasus harian kita berada di angka 1.200 dan mungkin nanti akhir tahun kita akan menyatakan berhenti PSBB, PPKM kita," ujar Jokowi saat memberikan sambutan di acara Indonesia Economic Outlook 2023 di Hotel Ritz Carlton, Jakarta.

Kepala Negara lantas menjelaskan kembali perjalanan naik turunnya situasi pandemi Covid-19 di Indonesia selama hampir tiga tahun ini.

Saat varian Delta masuk, kasus harian di Indonesia mencapai 56.000 kasus.

Baca juga: Aturan Pelonggaran Covid-19 Picu Kenaikan Penumpang Domestik di 6 Bandara se-Kaltim

"Saat itu saya ingat hampir 80 persen menteri menyarankan saya untuk (melakukan) lockdown termasuk masyarakat juga menyampaikan hal yang sama. Kalau itu kita lakukan saat itu mungkin ceritanya akan lain sekarang ini," kata Jokowi.

Lalu muncul lagi varian Omicron yang saat puncaknya kasus harian mencapai 64.000 kasus.

"Kita ingat saat itu alat pelindung diri (APD) kurang, oksigen enggak ada, pasien numpuk di rumah sakit. Untung kita saat itu masih tenang, tidak gugup tidak geragapan, sehingga situasi yang sangat sulit itu bisa kita kelola dengan baik," lanjutnya. (*)

Berita Virus Corona

Berita Nasional Terkini

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved