Berita Nasional Terkini
Soroti Polemik Perppu Cipta Kerja, Rocky Gerung: Substansi dari Kepentingan Buruh Diabaikan
Pengamat politik Rocky Gerung soroti polemik Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perppu) tentang Cipta Kerja (Ciptaker).
Penulis: Amilia Lusintha | Editor: Amilia Lusintha
TRIBUNKALTIM.CO - Pengamat politik Rocky Gerung soroti polemik Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perppu) tentang Cipta Kerja (Ciptaker).
Dalam tayangan Rocky Gerung, menyinggung adanya keterangan Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI), Andi Gani yang menyebut terbitnya Perppu Cipta Kerja tidak sesuai usulan para buruh.
Sebagaimana diketahui, pemerintah secara resmi mengeluarkan Perppu No.2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja yang baru diterbitkan oleh Presiden Jokowi, Jumat (30/12/2022).
Menurut Rocky Gerung, Perppu Cipta Kerja merupakan sesuatu yang berkaitan dengan hak buruh.
"Terlihat bahwa negara menghina masyarakat sipil, buruh adalah bagian dari masyarakat sipil yang elemen politiknya tinggi sekali," ujar Rocky Gerung dalam Forum News Network, Rabu (4/1/2023).
Bagi Rocky Gerung, negosiasi antara buruh dan pemerintah tidak bisa menyelesaikan keadaan politik yang sedang tidak baik.
Seperti dalam tayangan Rocky Gerung sebelumnya yang menyoroti keterangan Presiden Jokowi.
Keterangan Presiden Jokowi terhadap dikeluarkannya Perppu Cipta Kerja dikarenakan dunia sedang tidak baik-baik saja.
Presiden Jokowi menilai situasi Indonesia saat ini diliputi dari ancaman ketidakpastian global.
Oleh sebab itu, dikeluarkannya Perppu menjadi antisipasi pemerintah dalam memberi kepastian hukum kepada para investor yang ada di dalam dan luar negeri.
Baca juga: Rocky Gerung Kritik Presiden Jokowi, Terbitkan Perppu Ciptaker yang Inkostitusional
Terkait itu, menurut Rocky Gerung, dalam analisa politik ekonomi, Presiden Jokowi menghendaki supaya oligarki di fasilitasi.
"Karena panik terhadap investor yang gak bisa masuk, lalu di sogok dengan Perppu itu,"
"Jadi kalau mau nego dengan oligarki, bukan dengan Presiden," kata Rocky Gerung.
Lebih lanjut, Rocky Gerung menyebutkan bahwa Presiden dalam persoalan UU Omnibus Law erat kaitannya dengan oligarki.
Rocky Gerung sebut Andi Gani dan Saiq Iqbal sebenarnya mengetahui bahwa UU tersebut merupakan penguat dari kepentingan oligarki.
Baca juga: Sindir Presiden, Rocky Gerung Sebut Jokowi Tidak Paham Makna Politik Identitas
Seperti diketahui, dalam keterangan pers Andi Gani, Selasa (3/1/2023), menyebut bahwa buruh mendukung langkah pemerintah dalam pembahasan Perppu Cipta Kerja sebelum diterbitkan oleh Presiden Jokowi.
Tetapi, saat Perppu Cipta Kerja telah diterbitkan, rupanya tidak sesuai dengan usulan dari para buruh kepada pemerintah.
Atas dasar itu, dalam keterangan pers Andi Gani berupaya untuk menyampaikan usulan kepada pemerintah terkait formulasi pengupahan dalam Perppu Cipta Kerja.
"Kalau Said Iqbal atau Andi Gani bilang akan dinegosiasi ulang pada pemerintah, prinsipnya sama saja,"
"Artinya substansi dari kepentingan buruh memang akan diabaikan," ujar Rocky Gerung.
Baca juga: Megawati Akan Umumkan Capres PDIP, Rocky Gerung: Bu Mega Pastikan Tolak Masa Perpanjangan Presiden
Sementara itu, Rocky Gerung mengkritik cara berpikir pimpinan buruh yaitu adanya Perppu Cipta Kerja merupakan keinginan Presiden sebagai aktor politik sekaligus orang yang diasuh oleh kapitalis.
"Buruh jangan juga dimanipulasi suaranya hanya untuk kepentingan diplomasi dari tokoh-tokoh politik," kata Rocky Gerung.
Menurut Rocky Gerung, pemimpin buruh sewaktu-waktu akan diminta pertanggungjawaban dari kepentingan buruh sendiri.
"Lalu para pemimpin buruh ini bubar, karena gak dipercaya lagi oleh buruh," komentar Rocky Gerung.
Melanjuti itu, Rocky Gerung singgung nama aktivis Jumhur Hidayat.
Dalam tayangan Rocky Gerung, Hersubeno Arief menyebutkan bahwa sejak awal Jumhur Hidayat telah menolak adanya Perppu Cipta Kerja.
"Jumhur Hidayat mau memimpin buruh itu di dalam keadaan real, bukan keadaan negosiasi," kata Rocky Gerung.
Lebih lanjut, Rocky Gerung mengatakan bahwa dirinya mendukung aksi Jumhur Hidayat.
Rocky Gerung tegur Saiq Iqbal dan Andi Gani untuk melakukan sesuatu yang membuat mereka diingat secara historis sebagai pejuang buruh.
"Bukan petugas diplomatik untuk kepentingan elite dari pimpinan buruh," lanjut Rocky Gerung. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.