IKN Nusantara

Pembangunan Kian Gencar, Kepala Bappenas Pernah Sebut Elon Musk Lirik IKN Nusantara

Pembangunan kian gencar, Kepala Bappenas pernah sebut Elon Musk lirik IKN Nusantara

Penulis: Rafan Arif Dwinanto | Editor: Faizal Amir

TRIBUNKALTIM.CO - Pemerintah merancang IKN Nusantara atau Ibu Kota Nusantara, Kalimantan Timur menjadi Smart City.

Presiden Jokowi pernah menyebut IKN Nusantara juga bakal menjadi pusat transformasi digital Indonesia.

IKN Nusantara diklaim bakal menjadi kota cerdas yang berwawasan lingkungan.

Awal 2023 ini, pembangunan sejumlah infrastruktur di IKN Nusantara kian digencarkan untuk mengejar target pemindahan Ibu Kota Negara pada 2024 mendatang.

Sekadar mengingatkan, Menteri PPN/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa pernah mengungkapkan Ibu Kota Nusantara sudah diincar oleh perusahaan antariksa milik Elon Musk, SpaceX.

Dilansir dari Kompas.com, dalam paparannya kepada Tim Panitia Khusus (Pansus) RUU IKN, Suharso menyebut SpaceX tertarik meluncurkan pesawat berkecepatan tinggi di IKN.

"Mungkin Ketua Pansus sudah datang ke SpaceX di Los Angeles, di sana mereka minta Indonesia salah satu titik di IKN, selain di Biak, untuk tempat peluncuran pesawat terbang dengan kecepatan luar biasa," kata Suharso dalam rapat bersama Pansus RUU IKN, Kamis (14/1/2022).

Suharso menuturkan, SpaceX menganggap IKN cocok sebagai tempat peluncuran pesawat.

Dengan begitu, jarak tempuh Indonesia-AS pun diperkirakan terpangkas menjadi hanya 2 jam.

Tak hanya Indonesia-AS, perjalanan ke negara lain di wilayah Asia juga akan makin mudah karena adanya pembangunan bandara di IKN Nusantara.

"Jadi dari Indonesia-AS mungkin cuma 1 jam setengah atau 2 jam. Karena (peluncuran pesawat) itu dianggap sangat mungkin.

Dan dari situ akan muncul bandara yang membawa ke Singapura, daerah Asia lainnya, Australia, dan seterusnya," beber Suharso.

Lebih lanjut dia mengungkapkan, rencana peluncuran pesawat berkecepatan tinggi itu tak lepas dari perkembangan teknologi yang memengaruhi rencana induk (masterplan) pembangunan IKN.

Menurut dia, fiber optic infrastructure tidak bisa hanya berbasis pada era 4.0 atau 5.0.

Ke depan, basisnya akan makin meninggi menjadi era 6.0 hingga 7.0.

"Jadi master plan dengan demikian yang sifatnya rujukan teknis dan teramat teknis, itu kami lepaskan dari masterplan.

Mereka melihat kekayaan khatulistiwa salah satunya adalah untuk peluncuran-peluncuran itu.

Dan itu tidak bisa secara detail dan rinci mengenai itu," tandas Suharso. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved