Berita Internasional Terkini

Rusia Sebut Amerika Penipu, Dubes Putin Tuding AS Lancarkan Perang Proksi, Bukan tanpa Alasan

Rusia sebut Amerika Serikat (AS) penipu. Dubes Vladimir Putin untuk Amerika menuding AS lancarkan perang proksi, bukan tanpa alasan.

Penulis: Kun | Editor: Rita Noor Shobah
commonspace.eu
Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan Presiden Rusia Vladimir Putin. Terbaru, hubungan kedua negara kian memanas di tengah kecamuk perang Rusia vs Ukraina. 

TRIBUNKALTIM.CO - Simak informasi seputar perang Rusia vs Ukraina terkini.

Rusia sebut Amerika Serikat (AS) penipu.

Dubes Vladimir Putin untuk Amerika menuding AS lancarkan perang proksi di konflik Rusia vs Ukraina.

Bukan tanpa alasan Rusia menuding Amerika atas sikap politiknya dalam konflik Ukraina.

Hal itu ditandai dengan paket senjata untuk Ukraina yang dikirim Amerika Serikat.

Duta Besar Rusia untuk Amerika Serikat (AS), Anatoly Antonov menegaskan AS telah melancarkan perang proksi melawan Rusia.

Ia mengungkapkan pengiriman senjata AS ke Kiev dengan dalih pertahanan sudah menjadi sesuatu yang tak bisa lagi dipertanyakan

Selengkapnya ada dalam artikel ini.

Baca juga: Kepala Intelejen Ukraina Buka-bukaan Soal Tumpukan Mayat yang Dijadikan Tameng Bertahan oleh Rusia

Menurutnya hal itu mengonfirmasi bahwa AS sama sekali tak mencoba mendengar banyak seruan untuk mempertimbangkan konsekuensi dari tindakan berbahaya itu.

Pernyataan Antonov berkaitan dengan keputusan pemerintah AS mengirimkan kendaraan tempur Bradley ke Ukraina.

“Akhirnya menjadi jelas bagi seluruh komunitas internasional bahwa pada 2014, AS telah melancarkan perang proksi nyata melawan Rusia dengan mendukung penjahat Nazi di Kiev,” tuturnya dikutip dari TASS.

“Setiap pembicaraan tentang sifat pertahanan senjata yang dipasok ke Ukraina, telah lama menjadi tak masuk akal,” katanya.

Baca juga: Zelensky Berani Tolak Tawaran Damai Putin di Malam Natal, Ukraina vs Rusia Berlanjut

Antonov menegaskan bahwa komunitas internasional tak boleh tidak peduli.

Apalagi dengan fakta mantan Kanselir Jerman Angela Merkel dan mantan Presiden Prancis, Francois Hollande mengakui bahwa perjanjian Minsk memberikan waktu untuk meningkatkan kemampuan militernya.

“Mengingat hubungan dekat antara Washington dan Berlin, menjadi jelas bahwa Barat di bawah kepemimpinan AS hanya menipu negara kiita dan mulai dengan sengaja melemahkan Rusia jauh lebih awal dari 24 Februari 2022,” tuturnya.

Antonov menambahkan semua tindakan AS termasuk keputusan mengalokasikan paket bantuan militer baru untuk Kiev, menunjukkan Washington tak menginginkan penyelesaian politik di Ukraina.

“Seharusnya tak ada yang meragukan siapa yang memikul tanggung jawab untuk memperpanjang konflik ini,” ujarnya.

“Semua tindakan Pemerintah (AS) menunjukkan kurangnya keinginan untuk penyelesaian politik,” lanjutnya. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved