Berita Kaltim Terkini

Perwakilan Kedutaan Bangladesh Pertanyakan IKN Nusantara Saat Kunjungi Pemprov Kaltim

Perwakilan Kedutaan Bangladesh Md. Shajebur Rahman mengunjungi Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, Kamis (26/1/2023)

TRIBUNKALTIM.CO/MOHAMMAD FAIROUSSANIY
Sekretaris Daerah Provinsi Kaltim, Sri Wahyuni berbincang bersama Perwakilan Kedutaan Bangladesh Md. Shajebur Rahman, saat berkunjung ke Kaltim, Kamis (26/1/2023).TRIBUNKALTIM.CO/MOHAMMAD FAIROUSSANIY 

TRIBUNKALTIM.CO,SAMARINDA- Perwakilan Kedutaan Bangladesh Md. Shajebur Rahman mengunjungi Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, Kamis (26/1/2023).

Kunjungan ini disebut-sebut upaya penjajakan peluang kerja sama di berbagai sektor.

Sekretaris Daerah Provinsi Kaltim, Sri Wahyuni menerima perwakilan kedutaan Bangladesh Md. Shajebur Rahman.

Negara yang terletak di Asia Selatan ini, disebut Sri Wahyuni mencari informasi peluang di sektor bisnis yang bisa dikerjasamakan antara Kaltim dengan Bangladesh.

"Kita sarankan, ke depan ada bisnis meeting antara Kadin (Kamar Dagang dan Industri Indonesia) Kaltim, dengan Kadinnya Bangladesh," ungkap Sri Wahyuni.

Baca juga: Di Hadapan Investor, Bambang Susantono Yakinkan Proyek IKN Nusantara Berlanjut

Baca juga: Wisata Budaya Lokal Kukar Makin Dilirik Imbas Pembangunan IKN Nusantara

Bahas IKN Nusantara hingga Bisnis Batu Bara

Sekda Sri Wahyuni mengungkap lebih lanjut maksud kunjungan perwakilan kedutaan Bangladesh Md.Shajebur Rahman.

Negara yang bertetangga dengan India atau salah satu negara tujuan ekspor Kaltim tersebut, rupanya menggali informasi terkait posisi Pemprov Kaltim terhadap pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.

IKN Nusantara yang sekarang dalam proses pelaksanaan pembangunannya diakui menjadi daya tarik negara-negara untuk mencermati peluang kerjasama.

"Tadi sudah kita jelaskan bahwa dengan hadirnya Badan Otorita IKN, maka otomatis sudah tidak ada lagi kewenangan Pemprov Kaltim dengan wilayah otorita, kecuali urusan pemerintahan," terang Sri Wahyuni.

Selain mencari peluang potensi bisnis, perwakilan Bangladesh juga sudah melakukan perdagangan batu bara dari Kaltim.

Tetapi perdagangan ini tidak direct ke Bangladesh, melainkan masih melalui pihak lain di Singapura.

Lebih lanjut, bisnis batu bara diinginkan pihak Bangladesh tidak melalui pihak lain.

Meski, hal tersebut merupakan persoalan mekanisme pasar.

"Mereka berharap bagaimana agar bisa memutus jalur, sehingga perdagangan batu bara bisa langsung dari Kaltim sehingga biayanya lebih murah," sebutnya.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved