Kesehatan

10 Besar Subgrup Kanker yang Diderita Anak-anak dan Simak Cara Mencegahnya

Karena dalam kondisi daya tahan tubuh yang lemah bisa mudah terinfeksi penyakit. Tertular batuk pilek dan sebagainya

Editor: Budi Susilo
HO/Kemenkes RI
ILUSTRASI Organtubuh yang rawan terserang kanker. Pengidap kanker sebetulnya masih dapat diselamatkan, bahkan bisadicegah melalui pola hidup sehat. 

TRIBUNKALTIM.CO, JAKARTA - Bagi para orangtua yang memiliki buah hati, tentu perlu memperhatikan kesehatan anak-anaknya. 

Saat ini ada penelitian terbaru, anak-anak ternyata bisa rentan terkena penyakit yang membahayakan, penyakit dalam. Yakni kanker

Berdasarkan klasifikasi, terungkap ada 10 besar subgrup kanker yang diderita anak-anak yang menjadi pasien.

Kasusnya sudah bisa mudah ditemukan, telah banyak terjadi mendera anak-anak di Indonesia. 

Baca juga: Khawatirkan Anak dan Cucu, Pilu Nunung Kala Tahu Dirinya Idap Kanker Payudara

Ribuan anak di Tanah Air terdeteksi mengidap penyakit kanker sepanjang 2022 lalu sebanyak 1.821 anak.

Mereka adalah data anak-anak yang teregistrasi sebagai pasien kanker di berbagai rumah sakit.

"Ini (data) dari IDAI registrasi dan cukup valid. Jumlah pasien kanker anak yang terdata di 12 RS besar di Indonesia itu hampir mencapai 2.000 anak," kata Ketua UKK Hematologi Onkologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Teny Tjitra Sari dalam webinar peringatan Hari Kanker Dunia, Sabtu (4/2/2023).

Dari 1.821 anak di Indonesia yang teregistrasi sebagai pasien kanker, sebanyak 1.319 pasien di antaranya sudah divalidasi. Sisanya 502 anak masih belum tervalidasi.

Teny menyebut penyakit kanker yang paling banyak diderita oleh anak di Indonesia adalah kanker darah alias leukemia.

"Kanker darah yaitu leukemia kanker paling sering ditemukan. Kemudian ada
retinoblastoma, osteosarkoma atau kanker tulang," tutur Teny.

Dia juga memaparkan 10 besar subgrup kanker yang diderita anak-anak yang menjadi
pasien, yakni:

Leukemia limfoblastik 673 anak, Leukemia myeloblastik akut 144 anak, Retinoblastoma atau kanker retina 102 anak, Osteoraskoma 91 anak.

Kemudian Lomfomamalidna 75 anak, Nefroblastoma dan tumor ginjal 68 anak, Neuroblastoma 58 anak, Leukemia myeloblastoma 50 anak, serta Tumor ganas sel geminalgonad ganas 47 anak.

Data milik IDAI ini sesuai dengan data WHO yang menyebut leukemia menjadi kanker
paling dominan yang diderita oleh anak-anak.

"Sebenarnya saya menunjukan hal ini sama dengan yang sudah disampaikan oleh WHO tadi, jadi memang leukemia adalah kanker anak yang paling sering," ucap Teny.

WHO sendiri memperkirakan ada 1.000 anak didiagnosa kanker setiap hari. Setiap
tahun, ada 400 ribu anak hingga remaja (0-19 tahun) mengidap penyakit tersebut.

Dari jumlah tersebut, insidensi kanker pada anak di negara Asia (termasuk Indonesia)
tergolong tinggi.

Jumlah insidensi di Asia yakni 143.053 kasus, Afrika 62.776 kasus, Amerika 45.244 kasus, Eropa 26.467 kasus, dan Australia 1.879 kasus.

Saat ini WHO telah mengingatkan jika kanker pada anak sudah menjadi prioritas. "Jadi beberapa tahun terakhir ini WHO mengingatkan ini menjadi prioritas. Jadi kami harus memberikan kesadaran mengenai hal ini," kata Teny.

Untuk Indonesia berdasarkan data Srikandi periode 2016-2020, menurut Teny kanker
pada anak paling banyak masih berjenis Leukemia dengan jumlah 13.343 kasus.

Baca juga: 8 Manfaat Makan Brokoli Bagi Kesehatan Tubuh, Bisa Kurangi Risiko Terkena Penyakit Kanker

Kemudian tumor otak 1.740 kasus, limfoma non Hodgkin 1.633 kasus, tumor ginjal 1.183
kasus, karsinoma nasofaring 641 kasus, dan limfoma Hodgkin 346 kasus.

"Jadi untuk leukimia ini bisa dibilang ada 14 anak mengidap dari 100 ribu orang," kata dia.

Selain data, ia mengatakan hal yang perlu diperhatikan pada kasus kanker anak yakni
kualitas serta harapan hidup ke depan.

Di negara berkembang seperti Indonesia, harapan hidup pengidap kanker masih rendah hanya 20 persen, sementara di banyak negara maju sudah 80 persen.

"Harapannya ini menurut WHO itu bisa naik sampai 60 persen," ucap Teny.

Jaga Pola Hidup Sehat

Ia menambahkan pengidap kanker sebetulnya masih dapat diselamatkan, bahkan bisadicegah melalui pola hidup sehat.

"Maka itu yang pertama tentu pola hidup sehat, dari makanannya dan lainnya. Terus kalau memang ada gejala segera diperiksa untuk memastikan semua baik-baik saja. Jangan sudah parah baru diobati. Kesadaran ini harus ditingkatkan," katanya.

Senada dengan Teny, Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)
Piprim Basarah Yanuarso mengingatkan penyakit kanker bisa menyerang anak-anak.

Meski tidak sebanyak pada orang dewasa, kasus kanker pada anak mulai menunjukkan peningkatan.

Baca juga: 7 Manfaat jika Rajin Makan Sawi Bagi Kesehatan Tubuh, Bisa Mencegah Penyakit Kanker

Namun Piprim mengatakan kanker pada anak cenderung bisa dideteksi lebih dini.

"Makin dini terdeteksi, pengobatannya tidak sekompleks kalau sudah menyebar ke mana-mana," ujar Piprim.

Piprim juga mengingatkan orang tua untuk meningkatkan kewaspadaan dini terhadap kanker anak. Sebab jika terlambat, pengobatannya akan semakin kompleks.

Sementara Sekjen Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi Indonesia (PERABOI), Yadi Permana mengatakan kanker masih menjadi momok yang menakutkan karena banyak informasi yang berseliweran sehingga memunculkan salah kaprah di tengah masyarakat.

Salah satunya seperti anggapan penderita kanker tidak diperkenankan beraktivitas seperti biasa.

Yadi sendiri mendorong pasien kanker untuk tetap beraktivitas seperti biasa.

"Justru saya mendorong pasien kanker untuk beraktivitas seperti biasa. Karena adanya
dukungan dari komunitas dapat mendorong terjadinya penyembuhan," ungkapnya.

Tidak Boleh Capek

Menurut, tidak ada kekhususan bagi penderita kanker dalam beraktivitas.

"Sebetulnya tidak ada kekhususan. Tidak boleh capek. Namun yang perlu diperhatikan adalah saat pengobatan," katanya lagi.

Ia pun memberikan contoh seperti kanker payudara. Dari stadium awal hingga lanjut, jika telah menyelesaikan pengobatan diharapkan untuk tidak bekerja terlebih dahulu.

Baca juga: 7 Manfaat Rendaman Air Mentimun Bagi Kesehatan Tubuh, Bisa Mencegah Penyakit Kanker

Apa lagi setelah pengobatan jalur kemoterapi. Karena pada saat seminggu pertama usai kemoterapi, biasanya daya tahan tubuh sedang turun.

"Sehingga diharapkan tidak bekerja terlalu capek, atau pun kalau misalnya harus bekerja diharapkan dari rumah atau menggunakan masker," paparnya lagi.

Penanganan kanker pada anak harus komprehensif, dan melibatkan tim multidisiplin dengan komunikasi yang baik dari semua pihak.
Penanganan kanker pada anak harus komprehensif, dan melibatkan tim multidisiplin dengan komunikasi yang baik dari semua pihak. (HO/RS Adihusada)

Karena dalam kondisi daya tahan tubuh yang lemah bisa mudah terinfeksi penyakit. Tertular batuk pilek dan sebagainya yang bisa merugikan pasien sendiri.

Namun dia mengingatkan untuk bekerja sesuai dengan proporsi dan jangan berlebihan.(tribunnetwork/ais/dod)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Waspada, Kanker Menyerang Anak-anak Indonesia, Leukimia Terbanyak

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved