Berita Balikpapan Terkini

PT FFI Beberkan Ketatnya Quality Control KFC Indonesia Sejak Pemilihan Bahan Baku

KFC Indonesia menerangkan proses menyajikan ayam goreng tepung hingga dapat dinikmati konsumen tidak sesederhana penampilannya

Penulis: Ardiana | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO/HO
PT FFI Beberkan Ketatnya Quality Control KFC Indonesia sejak Pemilihan Bahan Baku.TRIBUNKALTIM.CO/HO 

TRIBUNKALTIM.CO,BALIKPAPAN- KFC Indonesia menerangkan proses menyajikan ayam goreng tepung hingga dapat dinikmati konsumen tidak sesederhana penampilannya.

Melalui siaran pers yang diterima Tribunkaltim.co, Rabu (15/2/2023), menu utama restoran cepat saji yang hingga Februari silam sudah mencapai 740 gerai itu, menjalani serangkaian proses yang tidak sederhana. Baik dari pemilihan bahan, penggunaan bumbu, pemakaian resep, cara menggoreng hingga cara penyajiannya.

Chief Executive Officer PT Fast Food Indonesia, Tbk, Eric Leong mengatakan cita rasa dan penampilan identik di ratusan gerai KFC dihasilkan dari ketatnya prosedur dan pengontrolan kualitas Sistem Quality Assurance. Hingga proses Quality Control (QC) pada setiap bagian.

Ia mengatakan, proses tersebut sudah berjalan sejak pemilihan bahan baku.

Baca juga: 2 Potong Ayam, 2 Nasi 2 Minum dan 2 Cream Soup Rp 54.545, Promo KFC Hari ini Rabu 15 Februari 2023

Baca juga: Makan Berdua Super Kenyang Bersama Pacar hanya Rp 54.545, Cek Promo KFC Hari ini 14 Februari 2023

Untuk itu, PT Fast Food Indonesia, Tbk, (PT FFI) yang memegang waralaba KFC di Indonesia, memperoleh bahan baku dari berbagai pemasok.

"Menjadi pemasok bagi KFC bukan perkara mudah, sebab harus memenuhi begitu banyak persyaratan, salah satunya yaitu dilakukan audit untuk setiap calon pemasok,"jelasnya.

Eric menambahkan, PT FFI secara rutin melakukan audit terhadap berbagai aspek.

Mulai dari spesifikasi bahan, asal bahan, gudang penyimpanan, pengawasan proses produksi hingga proses pengiriman yang melampirkan COA (Certificate of Analysis), di setiap pengiriman bahan baku ke PT FFI.

Untuk diketahui, terdapat dua sistem audit yang dilakukan oleh PT FFI, yaitu FOOD SAFETY AUDIT dan QUALITY SISTEM AUDIT.

Ditambah dengan evaluasi secara berkala untuk memantau konsistensi pemenuhan standar bahan baku.

Khusus untuk pemasok daging ayam, KFC bahkan mewajibkan mereka untuk mengisi form “Key Welfare Indicator” (KWI), yang berkaitan dengan kesehatan dan kesejahteraan ayam hidup yang akan diproses di rumah pemotongan ayam (RPA).

Indikator kunci yang disyaratkan tersebut antara lain tentang jumlah ayam hidup yang diproses di RPA (baik dalam satuan ekor dan kg), jumlah yang dipasok ke KFC, jenis varietas ayam hidup yang diproses, rata-rata umur ayam hidup, kepadatan kandang, kebersihan kandang, rata-rata berat ayam hidup, persentase mortalitas, termasuk penyakit-penyakit ayam yang harus diawasi oleh dokter hewan.

"Proses pengawasan yang ketat juga dilakukan ketika ayam dibawa dari peternakan ke RPA. Sebelum dikirim ke RPA, ditetapkan jumlah ayam hidup per keranjang sesuai dengan berat ayam hidup yang dikirim (biasanya 12 hingga 15 ekor per keranjang)," tuturnya.

Hal tersebut bertujuan agar ayam hidup tidak mengalami stress sepanjang pengiriman akibat terlalu sesak di keranjang.

Selain itu, pada saat diterima di RPA, ayam hidup diistirahatkan dengan diberi blower mist di area istirahat.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved