Kesehatan

Cara Ibu Hamil Sambut Kelahiran Sang Buah Hati, Ikut Kelas Parenting hingga Perkuat Mental

Melihat tumbuh kembangnya, mengajaknya bicara, hingga merawatnya dengan sepenuh hati membuat setiap hati seorang ibu terenyuh

Penulis: Ardiana | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO/DWI ARDIANTO
Maria Elisabeth Devung Ngo, wanita kelahiran Balikpapan, ikut parenting sebelum melahirkan sang buah hatinya. 

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Beberapa orang berpendapat bahwa anak adalah pemantik kebahagiaan sekaligus lentera dalam hidup.

Melihat tumbuh kembangnya, mengajaknya bicara, hingga merawatnya dengan sepenuh hati membuat setiap hati seorang ibu terenyuh.

Hal inilah yang dirasakan Lisa, ibu muda yang baru saja merasakan sensasi tersebut. Baginya, menjadi seorang ibu rasanya memang campur aduk. Lelah dan senang menyatu diwaktu bersamaan.

Ia mengaku, sebelum melahirkan, ia sudah melakukan berbagai persiapan untuk menyambut darah dagingnya itu.

Baca juga: Berniat Childfree, Lihat Tumbuh Kembang Anak Buat Wanita Balikpapan Bisa Lebih Bahagia

Baik membaca buku dan menonton YouTube tentang anak, hingga ikut serta dalam berbagai kelas parenting.

Tak hanya itu, ia juga kerap mendiskusikan juga mempersiapkan mental.

"Karena mental itu penting. Mentalku, mental suami, dan mental orang sekitarku. Jadi kita diskusi tentang merawat anakku itu pas sebelum melahirkan,"jelasnya, Minggu (5/3/2023).

Meski begitu, tak dapat dipungkiri, Lisa juga mengalami masa transisi. Kebiasaan sebelum ia menikah, berubah total saat ia sudah memiliki anak.

Ia mengaku shock, kebingungan dan kelelahan saat merawat buah hatinya. Terlebih saat Yansa, anaknya, tak berhenti menangis.

Baca juga: 8 Makanan Sehat Bagi Ibu Hamil Demi Tangkal Stunting, Ikan Salmon Sampai Kacang dan Sayuran Hijau

"Aku juga pernah ngerasain masa transisi. Kayak yang biasanya aku tidur sendiri, urus diri sendiri, terus shock karena aku harus bangun dua jam sekali, ngurusin anak plus dia nangis dan lain-lain. Itu sih yang berat awalnya. Mungkin orang bilang itu baby blues,"kisahnya.

Namun siapa sangka? Masa transisi terlewati begitu saja dan membuatnya lebih bahagia. Sisi keibuannya mulai terbangun, terlebih saat menyaksikan bayi laki-laki itu tumbuh.

Ilustrasi ibu hamil.
Ilustrasi ibu hamil. (TRIBUNKALTIM.CO/BUDI SUSILO)

"Bahkan aku sempat nangis, karena dia nangis-nangis gak berhenti dan aku gak tau gimana. Cuman akhirnya, naluri ibu itu ada. Jadi aku langsung tau, anakku ini mau apa, kenapa dia nangis dan lain-lain," lanjutnya.

Sementara itu, di umur Yansa yang memasuki 3 bulan, Lisa mengaku mempersiapkan diri menjadi working mom. Ditengah kesibukannya di kantor, ia sudah merencanakan sekaligus membayangkan hal-hal yang harus ia lakukan untuk mengurus anak.

Seperti mempersiapkan stok Asi, hingga mengatur jadwal keluarganya untuk menjaga bayi selagi ia berkerja.

"Aku juga persiapkan jadwal untuk ngejaga bayiku, itu yang paling penting. Memang aku maunya, apapun yang aku terapkan dan persiapan selama ini untuk merawat dia, diterapkan juga sama yang ngejaga nanti," jelasnya.

Baca juga: 49 Persen Ibu Hamil di Indonesia Anemia, Efeknya Stunting Sampai pada Kematian

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved